Empat Belas - April

237 33 4
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

Even if we get exhausted
in this world

Let's always stay
by each other's side

Never let go of my hand

*

*

Huang Renjun.

Laki-laki nyaris sempurna yang Tuhan izinkan hadir memenuhi hari-hariku.

Awalnya, aku sama sekali tidak pernah mengira kalau ia akan jadi salah satu orang paling penting di hidupku.

Memang skenario Tuhan selalu berhasil membuatku takjub.

Tanpa pernah aku duga sebelumnya, Tuhan memasukkan Renjun ke dalam skenario indah buatan-Nya.

Pertemuan awal kami, bisa dibilang biasa saja. Kami bertemu untuk pertama kalinya saat masa orientasi mahasiswa baru. Kebetulan kami satu jurusan dan masuk ke dalam kelompok yang sama.

Awalnya, kami hanya sebatas tahu nama masing-masing.

Interaksi yang terjadi di antara kami pun hanya sebatas saling menyapa jika tak sengaja berpapasan saat keluar dari aula.

Renjun tergolong mahasiswa pendiam yang sulit didekati. Tempat duduk favoritnya adalah bangku di barisan belakang atau bangku di dekat air conditioner. Cukup mirip denganku. Namun kami lebih sering duduk di daerah berlawanan. Aku lebih sering duduk di barisan kanan, sedangkan dia di barisan kiri. Dari situlah terkadang aku memergokinya sedang melamun, menatap kosong dosen yang sedang menyampaikan materi di depan.

Hingga suatu hari, untuk pertama kalinya, dosen memberikan tugas kelompok. Entah dorongan dari mana, saat dosen mempersilakan kami semua untuk membuat kelompok secara mandiri, aku secara sadar tidak sadar menghampirinya dan mengajaknya untuk masuk kelompokku.

Dan dari situlah, awal segalanya.

Kami jadi sering berinteraksi dan melewati banyak waktu bersama. Bahkan, jika ada tugas kelompok dari mata kuliah lain, kami memilih untuk satu kelompok lagi.

Walaupun pada awalnya ia sulit untuk berkomunikasi di luar diskusi, perlahan ia mulai menunjukkan perubahan.

Ia jadi sering menertawaiku jika aku melakukan hal konyol.

Atau saat aku menggerutu karena jus pisang kesukaanku habis saat aku hendak membelinya.

Awalnya aku tidak menyadari perubahan kecil itu, tapi seiring dengan berjalannya waktu, aku pun sadar.

Aku sadar bahwa sekarang, ia selalu duduk di sampingku tiap kali kuliah.

Aku sadar bahwa sekarang, ia sudah masuk ke dalam lingkup orang terdekatku bersama Somi dan Minjeong.

Kolase ImajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang