Sebelas - April

240 29 3
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

"Hujan?" gumanan itu terdengar samar, lebih jelas suara balmoral boots milik sang pangeran yang dibawa melangkah tegas menuju singgasana sang ayahanda.

"Shin Ryujin? putri tunggal Raja Shin. aku sudah sering mendengar berita tentang dia, ayah sudah yakin?" tanya sang pangeran, pangeran Huang Renjun,putra ketiga Raja Huang.

"Hm, berhubungan baik dengan negara mereka akan membawa banyak keuntungan. Jadi, lakukan yang terbaik" ucap final si raja.

"Baik ayahanda" pangeran menurut, menunduk patuh.

*

*

"Shin Ryujin" sebut sebuah nama dari bibir pangeran. Dari dasar pikirannya terus bertanya, apakah dia seperti apa yang dibicarakan orang-orang?.

Si pemilik nama itu, ya putri Shin Ryujin melangkah penuh marah. Langkahnya adalah luapan emosi yang terus ditahan saat berhadapan dengan orang tuanya.

"Young lady.."

"Sarah" rengekan manja keluar dari bibir lembut putri Shin Ryujin, kakinya menghentak tidak suka. yang sering diceritakan oleh rakyat-rakyat penuh energi yang meluap-luap, ramah tapi tetap berdiri tegak di posisinya juga bisa merengek seperti ini.

"Kamu dengar namanya? Huang Renjun!" putri Ryujin terus merengek, membentangkan kedua tangannya dan dengan sigap para pelayan menggantikan dress yang putri Ryujin kenakan.

"Pangeran Huang Renjun, orang-orang sering membicarakan ketampanan dan kecerdasanya. Dari Huang bersaudara meski dirinya yang paling muda dia yang paling cerdas. Bahkan untuk ukuran pangeran Pangeran Renjun sangatlah bijaksana" cerita Sarah, pelayan istana shin, yang selalu berdiri mendampingi Ryujin, sejak Ryujin lahir.

"Hish. Aku mau berkuda!"

"Young lady, cuaca mendung, kemungkinan besar turun hujan. Lagipula, young lady harus menyiapkan surat untuk Pangeran Huang"

"Ha?? Aku?? Aku yang memulai?"

"tak sudi" ketahuilah ambisi dan harga diri yang kukuh milik putri tunggal raja rilikiya ini, bahkan rakyatnya sering mempertanyakan 'apa yang ditakuti putri ryujin?'. Dadanya terus membusung berani, tangannya terus memacu kuda-kuda yang ditunggangi menembus derasnya hujan.

*

*

Seorang pengawal membawa surat yang dikirim dari kerajaan Huang, tidak lain untuk Putri Ryujin.

"Bacakan!" titah Ryujin,

pengawal kerajaan membaca kata kata manis yang ditulis dari Pangeran Huang Renjun, Sarah dan pelayan kerajaan yang lain yang tengah di ruangan itu takjub, hati mereka meleleh, terkesima dengan surat. Mereka seakan dibawa ke padang rumput dengan bunga-bunga tumbuh, deretan gatranya menghembus lembut menerpa hati.

Kolase ImajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang