*
*
Ternyata, frasa "Bandung tercipta kala Tuhan tengah tersenyum" itu benar adanya. Di bawah lampu kita di malam ini, gadis itu mengulas senyum dengan pandang yang terarah pada kumpulan orang orang yang tengah bersuka cita. Tentu saja, malam ini malam minggu, malam dimana dua manusia yang sudah bisa dikata sepasang menghabiskan waktu bersama, sekedar berjalan sambil berpegang tangan atau menonton film terbaru dengan si kesayangan.
Braga baru saja diguyur hujan sore tadi, mencipta hawa yang tiada bisa digambarkan dengan kata. Atmosfer yang tidak bisa ia rasakan di tempat lain, hanya Bandung yang punya. Ditemani lukisan lukisan yang terjaja di pinggir jalan, gadis itu melangkah lambat di trotoar Jalan Braga.
Ketika lantunan intro dari lagu Berdua Saja milik payung teduh dari halaman Braga City Walk menyapa telinganya, gadis itu menghentikan langkah. Senyumnya mengembang ketika melihat pemuda dengan rambut berpotongan mullet kesayangannya tengah menyanyi sambil memetik gitar miliknya. Ah, Rega memang selalu terlihat bersinar ketika sedang menyanyi, serupa pertemuan pertamanya dahulu dengan pemuda itu. Sebanyak apapun Sore melihatnya menyanyi, sinarnya tidak pernah pergi barang satu titik pun.
Gadis itu menenggelamkan dirinya di kerumunan penonton yang juga sedang menikmati suara milik Rega yang memang sangat indah. Seperti kata Ayah, ketika pemuda itu bernyanyi, ia tidak hanya mengudarakan suara, tapi juga menyampaikan emosi. Ketika Rega bernyanyi, pendengarnya pasti bisa merasakan emosi yang ia sampaikan dari lagunya.
Satu titik air hujan yang jatuh ke hidungnya membuat gadis itu sedikit kaget. Ia melangkah dengan cepat menuju salah satu toko yang sudah tutup untuk berteduh di depannya. Gadis itu menggosokkan kedua telapak tangannya yang terasa dingin, sambil melihat kendaraan yang berlalu lalang di hadapannya, menerjang hujan.
"Sore!"
Mendengar seseorang menyerukan namanya, gadis itu menoleh. Ia tersenyum pada pemuda dengan kardigan putih yang tengah berlari kecil ke arahnya sambil membawa payung hitam. Gadis itu tersenyum tipis kemudian menjulurkan tangannya untuk digenggam Rega.
"dingin ya?" tanya Rega sambil membawa Sore pada rangkulannya.
Sore mengangguk, "dingin," katanya dengan suara yang bergetar, "dingin banget".
Rega tersenyum hangat sambil menangkup wajah gadisnya, "kalau dingin, kenapa kesini?" tanya Rega.
"soalnya sepi," kata Sore sambil menunduk.
Mendengar jawaban Sore, Rega tertawa kemudian membawa gadis itu ke dalam peluknya. Seolah memang dicipta untuknya, gadis ini selalu terasa pas dalam peluk. Rega tersenyum sekilas sebelum mengistirahatkan kepalanya di pundak sempit Sore.
"kenapa?" tanya Sore sambil mengusap punggung Rega.
"capek," jawab Rega.
Sebentar lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Imaji
Fanfiction[DTG 1ST EVENT] 𝐊𝐎𝐋𝐀𝐒𝐄 𝐈𝐌𝐀𝐉𝐈 adalah wadah cerita oneshot dalam rangka perayaan ulang tahun Huang Renjun dan Shin Ryujin. Arjerist -sebutan shipper RenRyu- bekerja sama dengan Dreamtography dalam penyelenggaraan event pada beberapa platf...