Dua Puluh Tiga - Maret

1.1K 108 82
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

Ayunan langkahnya terhenti, berpijak pada satu titik di tengah keramaian sekitar. Tarikan napas cukup terdengar, menghirup dalam memasuki rongga hidung. Kepala tertoleh pada kiri dan kanan, menyelisik akan satu hal. Ponsel di tangan kembali digunakan, menampilkan ruang obrolan dengan seseorang.

"Aku di sini," ujarnya seraya mengetikkan pesan serupa pada ruang obrolan.

Tak lama baginya menunggu pesan dibalas. Tertera serangkaian kalimat panjang yang menghabiskan setengah menit untuk membacanya. Ia berdecak lidah, kembali mengetikkan pesan balasan yang berbeda dari sang lawan bicara.

"Nomor bus," ia lakukan lagi seperti sebelumnya. Mengucapkan apa yang ia tulisakan. Balasan singkat membuatnya langsung menyimpan ponsel ke dalam saku. "Bus nomor 111."

Berlanjut langkah ke sisi kiri, di mana terlihat antrian yang telah berbentuk kelokan. Sepuluh langkahnya terjeda saat seseorang menepuk pundak. Ia menoleh, enggan untuk melepas masker pada wajah.

"Ini milikmu? Aku melihatnya terjatuh saat kau memasukan ponsel tadi."

Ia coba lihat tanda pengenal yang dipegang pria itu, namun lebih dulu si pria menarik kembali. "Itu millku," ucapnya yang berusaha meraih.

"Sebutkan tanggal lahir dan namamu!"

Ia mendengus dengan ketidaknyamanan ini. "Shin Ryujin," jawabnya seraya merampas sesuatu yang benar miliknya. Dia Shin Ryujin, dia yang masih menyimpan banyak tanya dalam benaknya.

Ia berjalan, mengisi antrian terakhir yang ada untuk menaiki bus nomor 111. Bus yang akan mengantarnya dari Bandara Internasiona Jeju ke Desa Seongsan.

*

*

"Parkiran? Kau menyewa mobil di sini?" Ryujin ambil dua langkah lebih depan dan menghadang jalan sang kekasih, Huang Renjun.

Ia gapai pundak Ryujin lalu membalik tubuh wanita itu kembali menghadap sisi yang sama dengannya. Kini pundak itu ia rangkul, sembari melanjut langkah. "Ini mobilku," ucapnya singkat.

"Kau memiliki mobil di Jeju?" Ryujin menoleh guna menatap Renjun.

"Ada banyak hal yang kumiliki tapi tak kau ketahui." Lebih cepat langkahnya yang membuat Ryujin ikut meyeimbangi. Hingga keduanya berhenti di depan mobil mewah bewarna hitam pengeluaran Jerman.

"Aku manajer yang merangkap menjadi kekasihmu. Tapi aku masih tak mengetahui seberapa banyak kekayaanmu?" ia masih tercengang.

Si pemilik mobil sudah membukakan pintu penumpang untuk Ryujin. "Akan kuberitahu kekayaanku jika kau sudah siap mendengarnya. Sekarang masuklah lebih dulu."

Kolase ImajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang