Tiga Puluh Satu - Maret

372 41 38
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

Shin Ryujin as Kanala Hanum Pranadya

Renjun as Senandhika Atmapala

*

*

Kana masih ingat saat pertama kali ia bertemu dengan Sena. Menurut Kana, Sena itu manusia yang terlampau sempurna. Hanya dengan kaos putih polos beserta jaket bomber yang menjadi setelan favoritenya, Sena sudah mampu menarik perhatian siapa saja yang melihatnya.

Senyum teduh, binar mata yang polos serta pahatan indah yang mengalur di wajahnya seolah menjadi poin utama yang patut untuk disyukuri. Kana mengagumi Sena. Apapun itu. Entah dari cara Sena berjalan, berbicara, bersikap hingga setiap nada yang mengalun indah dari bibirnya.

Tidak ada yang mengagumi Sena sehebat Kana. Perempuan yang setiap pulang dari kerja part-timenya selalu menyempatkan diri untuk melihat penampilan Sena di alun-alun kota. Bisa dibilang Kana ini fans number one-nya Sena. Kana bahkan selalu hadir di barisan pertama untuk mendengar Sena yang mengatakan,

"Halo selamat malam, berjumpa lagi dengan saya Senandhika Atmapala. Saya harap malam ini tidak lagi ada duka...."

Hari itu turun hujan, tidak ada penampilan spesial yang disuguhkan oleh Sena. Kana yang sudah sampai di pelataran alun-alun kota memilih berteduh. Mungkin hari ini Kana harus melewatkan malamnya tanpa sapaan atau senyuman hangat dari Sena. Tapi tanpa disangka-sangka malam itu menjadi bagian dari malam-malam yang tidak akan pernah Kana lupakan.

"Hai, boleh gabung?"

Jam ditangan Kana seolah berhenti berputar. Sebab laki-laki yang ada dihadapannya saat ini adalah Senandhika Atmapala. Laki-laki yang beberapa waktu lalu Kana harapkan untuk tampil seperti biasa.

Kana tidak tahu kenapa laki-laki itu mengajaknya berbicara. Karena dari sekian banyak harapan yang ada, Kana tidak pernah bisa memikirkan hal ini.

"Bo-boleh."

"Hari ini saya nggak bisa tampil, maaf yaa."

"Ke-kenapa minta maaf sama saya?"

"Bohong banget kalau saya nggak tau kamu. Kamukan yang selalu belain datang lebih awal cuma buat liat saya cek sound." Ucap Sena disertai dengan kekehan ringan.

Kana bingung mau jawab apa. Sejujurnya Kana sangat bahagia karena secara tidak langsung Sena memperhatikannya. Kana pikir Sena adalah laki-laki yang cukup cuek. Karena setiap kali Kana ada disana, Sena sama sekali tidak pernah memperhatikannya.

"Saya tau kamu sudah tau saya. Tapi karena saya ingin memperkenalkan diri secara resmi jadi..... Saya Senandhika Atmapala, kamu bisa panggil saya Sena." Ucap Sena sembari mengulurkan tangannya.

Kolase ImajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang