Selamat berimajinasi
-
-
-
Tiiiit...
Alat penopang hidup berbunyi nyaring, di layar monitor telah menampilkan grafik yang lurus. Tidak ada penaikan atau penurunan seperti beberapa saat lalu.
Dua orang yang ada di sana panik, lalu memencet tombol yang berada di tembok. Hendak mamanggil perawat.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, datang satu orang dokter berpakaian serba putih, diikuti dua perawat yang lainnya.
Sang dokter mengambil Alat defibrilator, lalu menggunakannya untuk mengejutkan jantung pasiennya yang sedang koma.
Di ruangan yang sangat lengang itu, kedua pasangan tadi memandangi para perawat yang tengah berusaha semaksimal mungkin.
Yang terjadi, jantung pasien itu benar-benar berhenti.
Sang dokter melepaskan masker oksigen dari wajahnya.
Kedua orang yang menyaksikan itu, kalut. Mereka tidak tahu akan berbuat apalagi agar anaknya itu bisa sembuh.
Kali ini, malaikat sudah benar-benar telah mengambil nyawanya. Dia tidak bisa selamat.
Wanita yang sudah hampir kehilangan kesadaran itu, menangis tidak ada hentinya.
Tapi tangisannya, tidak ada air mata yang keluar. Hanya sebuah isakan. Dia tidak mampu menangis lagi, sudah sangat lama dia merasakan kepahitan ini. Sampai air matanya enggan untuk keluar.
Satu menit berlalu, kedua perawat hendak membawa pasien itu setelah melepas semua alat penopang hidup.
Namun,
Napasnya kembali ada, dengan tersengal-sengal. Dia kembali hidup. Sang dokter langsung memasang alat penopang hidupnya kembali. Ada harapan,
Tuhan kembali menunjukkan kuasa dan keajaiban. Pasti akan ada, kesembuhan. Pasti,
~~^^~~
Soo min sangat khawatir mengenai Jaemin. Dia penasaran, siapa sosok yang mengatakan hal itu.
Dengan tangan gemetaran, Soo min mengintip dari celah pintu.
Dia melihat, Na Hong Ki yang berdiri dengan raut yang sangat menyeramkan. Pandangannya menuruni arah tatap pria bertubuh tinggi itu ke bawah. Jaemin telah terjatuh, dan menunduk.
Na Hong Ki meraih kerah baju hitam yang di kenakan Jaemin.
Dia berkata dengan lantang, "Pergi kamu dari sini. Aku sudah muak melihat kamu"
Hal ini lagi?.
Mengapa Ayahnya Jaemin itu sangat membencinya. Bukankah sudah cukup, selama ini Jaemin telah di usir dari rumah. Anak itu membeli rumahnya sendiri. Dia bekerja tidak kenal lelah,
Apa orang itu tidak menghargai jerih payahnya. Mengapa,
Mengapa dunia begitu kejam. Jaemin tidak mendapatkan haknya sebagai seorang anak. Dia terlantar, dia berjuang sendiri menghadapi kejamnya dunia.
Pria yang berpakaian serba hitam itu menatap Jaemin dengan tajam. Sangat tajam,
Dia lalu berjongkok, memukul anak itu sampai ada darah keluar dari sudut bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? | Na jaemin [End]
Fiksi PenggemarHanya sebuah coretan kecil dari seseorang yang hatinya hampir karam. :70221 Cerita ini sudah end