Selamat berimajinasi
-
-
-
Soo min terbangun dari tidurnya. Dia melirik jam digital yang berada di atas nakas. Kamarnya gelap, jadi dia hanya bisa melihat jam yang menyala itu. Dilihatnya, baru tengah malam dan dia merasa perutnya bergejolak. Sepertinya dia sedang lapar,
Ah, soo min baru ingat. Tadi selepas pulang dari rumah sakit, dia langsung tertidur dan bukannya makan. Padahal, bundanya sudah menyuruhnya untuk makan. Soo min ingin makan, tapi dia harus ke lantai bawah terlebih dahulu. Dan juga, ibunya sedang berada di rumah sakit.
Tidak, bukan. Soo min tidak takut dengan apapun apalagi dengan hantu. Dia hanya malas turun ke bawah.
Jika kau tidak percaya, maka akan ku ceritakan. Pernah gadis itu bersama kakaknya pergi ke bioskop. Hari itu adalah pertama kalinya dia akan menonton film yang bergenre horor. Itu pun, ide dari Winwin sang kakak.
Yang terjadi adalah, sepanjang film itu di putar, bukannya ketakutan gadis itu malah tertawa sampai perutnya terasa sakit. Sungguh, gadis itu tertawa cukup keras sampai ada pengunjung yang melemparinya dengan satu cup pop corn. Soo min menertawanya karena, banyak kejadin tidak masuk akal di dalam film itu. Tapi bukankah memang seperti itu alurnya?.
Semenjak kejadian itu, mereka tidak berani mengajak Soo min menonton film bergenre horor lagi. Amukan pengunjung yang lain jauh lebih menakutkan di banding filmnya.
Berjalan dengan nyawa yang belum sepenuhnya terisi, soo min menuju ke lantai bawah menggunakan hoverboard yang berada di sisi kanan pintu kamarnya. Dia menaiki benda itu, lalu menuju ke lift. Rumahnya cukup terang, jadi dia tidak membentur apapun.
Ketika dia sampai di lantai bawah, soo min menyipitkan matanya. Dia mendapati siluet yang tidak asing di matanya. Perlahan, dia mendekat ke arah orang yang tengah mengendap-endap itu.
"cari apa bwang" ucapnya, menggunakan nada berat. Yang di panggil terjungkal, dia menutup mulutnya agar tidak berteriak.
Lalu, tangannya bergerak meraih lengan gadis itu. Dia membisikkan sesuatu,
"Hus... diem. Bunda udah pulang nanti denger" lirihnya kemudian.
Soo min memundurkan kepalanya, lalu mengernyitkan dahi. Dia meneliti sosok itu dari atas sampai bawah. rasanya aneh melihat orang tengah malam memakai pakaian rapi seperti itu. Soo min saja sekarang tengah memakai piyama.
"Kak lucas mau ke mana?" Tanyanya kemudian. Sang kakak hanya menatap ke langit-langit rumah. Dia enggan menjawab pertanyaan sang adik.
"kak?..." panggilnya, memiringkan kepalanya ke kanan.
"Kak Lucas..."Panggilnya lagi.
Lucas yang kebingungan, mendorong tubuh sang adik yang terus saja menempelinya. Wajahnya sangat menyebalkan jika sudah bersikap seperti ini.
"Mau itu..." jawabnya kemudian, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan ekspresi canggung.
Soo min memajukan bibirnya, terus menatap Lucas yang terbata memberikan jawaban.
"Apaan sih, tinggal ngomong aja susah"
"Dasar spesies makhluk polkadot nggak guna" Gumamnya, tapi dia tidak yakin adik kecilnya itu mendengar.
"Kakak itu..."
"Mo..."
"Mo jenguk papa iya, kasian bunda kecapean. Gantian gue kan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? | Na jaemin [End]
ФанфикHanya sebuah coretan kecil dari seseorang yang hatinya hampir karam. :70221 Cerita ini sudah end