Selamat berimajinasi
-
-
-
"Tidak ada untungnya menjadi seorang penakut"
"Jaemin!!"
Suara itu mengejutkan Jaemin yang masih berdiri mematung. Itu Soo min, dengan kedua kakaknya di belakangnya. Gadis itu berlarian menghampiri Jaemin. Dia tampak sangat ketakutan.
"Apa yang kamu lakukan"Tanya gadis itu kemudian. Jaemin menatapnya datar, dia bahkan tidak menyadari keadaan di sekitarnya.
"S...soo min..."
Jaemin terbata, dia lalu menjatuhkan pistolnya dan menatap ke arah Jaehyun yang sudah terkapar. Melihat Jaemin yang bertingkah demikian, perlahan Soo min mengikuti arah pandang pria itu.
Dia mendapati Jaehyun yang terkapar dengan tangannya yang memegangi dadanya, mencegah darahnya tidak keluar. Itu ayahnya, dengan darah bercucuran.
"Ayah...!!!"
Katiga orang itu langsung menghampiri Jaehyun.
"Pa... bangun pa" Soo min terisak, tanganya yang gemetaran menyentuh bahu sang ayah. Dia tidak menjawab sedikitpun,
Napasnya memburu, dia menatap ke belakang. Ke arah Jaemin yang berdiri mematung. Dia menatapnya tajam, sangat tajam. Tatapan yang penuh dengan kebencian,
"Cepat bawa papa ke mobil" Ucap sang kakak tertua kemudian.
Winwin mengangguk, lalu dia meraih tangan Jaehyun di bantu Soo min dan membawanya pergi.
Lucas berlari ke arah Jaemin yang sudah tidak tahu lagi akan berbuat apa. Dia berdiri mematung, tanpa ekspresi. Apa yang telah dia lakukan?.
"Jawab gue siapa yang ngelakuin ini hah?!!" Teriaknya nyalang, lucas meraih kerah coat yang di kenakan Jaemin.
Pria itu gemetaran, sorot mata Lucas tidak main-main. Dia menatap Jaemin dengan sangat tajam, seolah ingin menghabisinya saat itu juga.
"B...bukan aku, sungguh. Percayalah" Jawab anak itu, sangat ketakutan. Dia tidak berani menatap Lucas dengan wajahnya yang sangat mengerikan itu.
Bugh...
"Jangan pernah kembali, sebelum kau bisa menjelaskan ini semua" Lucas menunjuk Jaemin yang terjatuh akibat pukulannya. Dia tidak bisa berpikir jernih, hanya Jaemin dan ayahnya yang ada di sana. Apa dia benar melakukannya?
Mengatakan hal itu, lucas lalu berlari ke arah mobilnya. Keselamatan ayahnya jauh lebih penting dari apapun. Dia meninggalkan Jaemin yang terkapar akibat pukulannya yang cukup keras tadi.
Jaemin mencoba memutar kejadian tadi. Itu seperti mimpi, dia hampir kehilangan akal sehatnya. Apa yang dirinya lakukan?. Yang dia ingat adalah...
Sial!
Jaemin tidak mengingat apapun kejadian tadi. Apa yang dia lakukan?. Dia membunuh Jaehyun dengan pistolnya sendiri. Dia tidak membunuh Jaehyun. Apa ini, mana yang benar di antara keduanya.
Jaemin membunuh
Jaemin tidak membunuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? | Na jaemin [End]
FanfictionHanya sebuah coretan kecil dari seseorang yang hatinya hampir karam. :70221 Cerita ini sudah end