14. Don't Call Me, Brother

18 5 0
                                    

Selamat berimajinasi

-

-

-

  
"Don't call me. Brother"
~Na Jaemin~

   Untuk kesekian kalinya di dalam hidup, jaemin kembali menjumpai seseorang yang dulu selalu mengacaukan otaknya.

Seseorang yang selalu merendahkan dirinya, seseorang yang tidak pernah peduli dan mengerti akan penderitaan yang dia alami.

Seseorang yang datang ketika dia berhasil selamat menghadapi teriknya matahari, derasnya hujan, dan menjumpainya ketika pelangi nya sudah datang.

Seseorang yang... Menancapkan pisau ke ulu hatinya.

"Terima kasih... Dulu aku di buang karenamu" ucapnya, dengan nada berat khasnya.

"Please... Trust me. Aku tidak bermaksud seperti itu, Aku juga baru tahu kalau ayah telah meninggal"

Jaemin mendecih, lalu tangannya bergerak menuang satu botol crystal ke gelas yang ada di meja kerjanya.

Dia meneguknya perlahan, lalu menaruhnya kembali di atas meja

"Sure... Itu sifat manusia. Mereka tidak peduli dengan orang di sekitarnya ketika mereka berada di atas. Tapi, ketika berada di bawah. Maka dengan segala rasa penyesalannya, mereka akan kembali ke orang yang menempatkannya di atas" ucapnya kemudian, tersenyum masam. Senyum yang dipaksakan, senyum yang menyakitkan.

"Kau tahu... Seberapa terlukanya aku saat ayah pergi?. Mati rasa. Itu yang aku rasakan" lanjutnya, dengan tatapan yang menatap kosong ke arah jendela.

"I know... Maka dari itu aku akan meminta maaf..."

"Kyung Myun ssi!" Potongnya cepat, jaemin marah. Tapi raut wajahnya masih terlihat biasa saja. Hanya nada bicaranya saja yang naik beberapa oktaf.

"Dengarkan baik-baik. Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi di depanku. Dan jika kau ingin meminta bantuan, maaf. Aku tidak akan membantumu... Sekarang silahkan tinggalkan ruangan ini" ucapnya, menunjuk ke arah pintu.

Lawan bicaranya terlihat menahan amarah sedari tadi, tidak bisa mengontrol emosinya lagi.

Dia tidak terima dengan perlakuan adiknya sendiri yang merendahkan dirinya seperti itu.

Tapi bukankah memang itu pantas dilakukan?. Dia yang membuat ayah Jaemin membencinya. Dia yang membuat Jaemin tidak bisa bertemu ibunya bahkan hingga saat ini.

Pria yang memakai jas hitam itu berdiri, lalu tangannya bergerak mencengkram kerah jas yang dikenakan Jaemin.

Pria itu menatap sang adik dengan tatapan membara. Dia marah, dengan keadaan. Dia kembali setelah kesenangannya direnggut oleh dunia.

"Katakan padaku kenapa kau masih hidup dan bukannya menderita dan mati saja?!!!" Teriaknya nyalang. Dia masih memegang kerah jas yang dipakai Jaemin.

Sedangkan Jaemin, dia menatapnya sangat datar. Tanpa ekspresi sedikitpun. Dia terlihat biasa saja ketika kakaknya itu meneriakinya.

"Aku bukan kamu. Yang terus menyalahkan Tuhan dan keadaan" jawabnya, masih dengan raut yang sama. Tanpa ekspresi sedikitpun.

"Mati saja kau!!!" Kyung Myun memukul Jaemin dengan cukup keras. Sampai dia membentur dinding.

Setelah sekian lama, dia merasakan pukulan lagi. Tapi dengan orang yang berbeda. Dulu, ayahnya sering memberinya rasa seperti ini. Dia jadi merindukan orang itu,

Why? | Na jaemin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang