SMA Samudra mulai diramaikan oleh para remaja berseragam. Mereka adalah siswa-siswi yang mengejar ilmu, berperestasi, serta membangun jati diri di sekolah besar ini.
Seperti biasa, petugas keamanan di sekolah sedang sibuk mengatur para mobil guru maupun siswa yang lalu lalang masuk ke gedung.
Keisya turun dari mobil sambil tangannya mengenakan tas.
Duk
Tutup pintu.Ia berjalan memutari mobil untuk masuk ke gerbang sekolah, sambil membaca buku sejak dari rumah tadi.
Deg
Tiba-tiba kakinya terhenti dan mendongkakkan kepala. "Ya ampun, gw lupa pamitan." langsung balik badan. Ia berlari menghampiri mobilnya yang belum beranjak.
Keisya ketuk kaca mobik dimana Papahnya duduk.
Kaca mobil bergerak turun dan menampakkan wajah Satria. "Ada apa sayang? Ada yang kelupaan?"
"Iya! Keisya lupa. Keisya lupa pamitan sama Papah." tangannya menyodor meminta salim.
Hem?
Langsung tersenyum Satria walau cukup kaget oleh sikap putrinya sekarang.
Keisya mencium tangan Papahnya. "Udah ya, Pah. Keisya sekolah dulu. A-aa.. Assalammu'alaikum!" berbalik cepat membuat rambutnya terkibas. Ia malu sendiri oleh sikap barunya itu.
"Wa'alaikumsalam.." tak tahulah. Satria hanya bisa tersenyum seraya menatap Keisya berjalan masuk ke gedung sekolah bersama siswa lain. Pikirannya masih terambang-ambang oleh sikap putrinya yang tak biasa dilakukan selama ini.
Apalagi, belum lama, keduanya ditinggal oleh Diana, ibu dari anak itu. Tetapi entahlah, pagi ini Keisya menampakkan sikap dan wajah semangat seperti itu.
Hah, penasaran
Sang supir melajukan kembali mobil keluar dari wilayah sekolah. Sekarang, mobil tersebut bergerak untuk menuju ke kantor Satria.
Para siswa-siswi berjalan satu arah di lorong menuju kelasnnya masing-masing sebelum bel menyaringkan suaranya.
"Hey, zehyengg!!"
"Eh-eh, bego!" seketika Keisya terkejut oleh munculnya Cristy dengan merangkul tiba-tiba.
Yaampun! Gw ngomong kasar!
Keisya membulat serta menutup mulut.
"Elo ngebalesnya gak ada yang laen apa? Kan gw nyapanya udah manis-manis." tak suka Cristy direspon seperti itu.
"Eee, So-sorry ya. Tadi tuh karna kaget aja, hehe." senyum malu Keisya.
Entahlah, Cristy jadi menatap diam pada teman disampingnya ini.
Keisya melihat ke buku lagi. Ia melanjutkan bacaanya yang tertunda sambil berjalan di koridor menuju kelas.
Alis Cristy merengut dan kepalanya bergerak mengintip isi buku yang Keisya sedang baca.
Mata Keisya melirik merasakan tingkah
Cristy tersebut. Spontan, buku yang ditangannya lamgung ia tutup dengan cepat."Eh, kenapa? Kok langsung ditutup?" bingung Cristy seperti ada sesuatu yang rahasiakan.
"Ee.. gak papa kok, gak papa." garuk kepala Keisya.
"Gak papa?"
"Ya, gak papa aja. Gak semua yang gw miliki, itu harus elo tau. Gw juga punya privasi, bukan?" tawa kecil Keisya memudarkan kebingungan Cristy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insya Allah Sholihah ✅
Teen Fiction"Mengejar cinta? Bukan saatnya membuang waktu percuma. Gw akan terus mengejar Dia, Dia dan Dia Sang Maha Cinta." -Keisya Maharani Audya Ini, cerita seorang remaja biasa. Ketika sebuah cobaan datang, membuatnya tersadar akan posisinya. Segala upaya...