20| Melakukan apa yang harus dilakukan

68 22 4
                                    

"Aku cuman melakukan apa yang harus kulakukan. Apalagi, mengenai agama kita."

~Aisyah~

Di jam 09.45 WIB ini, cuaca hari ini tidak terlalu terik. Awan besar terus menutupi silaunya sang surya. Di koridor setiap sudut sekolah lumayan diramai oleh siswa-siswa yang lalu lalang di waktu istirahat ini.

Langit berjalan cukup tergesa menaiki anak tangga menuju lantai dua. Kepalanya mengarah kepada siapa saja saat berpapasan dengan siswa lain. Rasanya, tumben-tumbenan ia bertingkah seperti itu.

"Hahaha! Iyaiya ngakak banget sih gua ngeliatnya. Gara-gara nonton film itu gua ngabisin 3 botol air minum saking cape ketawa."

"Gua malah diomelin bapak gua gak boleh ketawa-ketawa lagi. Gimana coba, tuh? Masa gua dilarang ketawa gara-gara nonton gituan..?"

"Tertawalah sebelum dilarang." tawa kecil Cristy kepada Fiona sehabis dari kantin yang sekarang menuju kelas mereka.

"Kalian berdua!"

Tersentak Cristy dan Fiona. Tiba-tiba Langit langsung mencegat mereka berdua di tengah koridor.

Langit menatap lurus pada dua siswi di hadapannya. "Keisya mana? Lo gak sama Keisya, Ty?" terheran Langit tidak mendapati sosok Keisya yang selalu menempel erat dengan Cristy. Terutama di kantin dimana biasanya Langit dan Keisya bisa bertemu sambil sunda gurau bersama.

Berembus gusar Cristy karena tingkah Langit yang sudah mengagetinya. "Dia lagi gak sama gua." itu yang ia jawab.

"Terus ada di mana Keisyaaa?" Langit menoleh ke sekitar, ia tetap mencari keberadaan Keisya.

"Iii lu kayak apaan aja sih, Langit. Rindu berat lo ama Keisya, hah?" Fiona merasa sikap Langit itu berlebihan, sebegitunya ia mencari keberadaan Keisya. Padahal, setiap hari pun keduanya sering bertemu.

Langit berdecak pinggang. "Heh, denger ya, lu tuh belum tau gimana rasanya lagi menyukai seseorang."

Fiona buang muka sambil garuk-garuk kepala mengiyakan saja perkataan Langit barusan.

"Keisya lagi sama Dijah. Tadi dia ke masjid." Cristy langsung memberitahu.

"Masjid?" kepala Langit mengarah pada gedung Masjid di halaman sekolah. "ok, deh. Makasih." tak buang waktu, cowok beralis tebal itu langsung pergi meninggalkan dua temannya.

Mata Cristy dan Fiona mengikuti arah perginya Langit hingga ke ujung koridor.

Setelah itu, Fiona melirik pada Cristy di sampingnya. "Emangnya Langit punya hubungan ya sama Keisya?"

Mendengar itu, Cristy jadi garuk kepala sambil tersenyum kecil. "Jangan harap, deh. Sampai kapan pun Keisya gak berani pacaran."

"Ohh.. Bagus, deh." angguk-angguk Fiona mendengarnya.










Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Insya Allah Sholihah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang