9| Berubah

161 31 4
                                    

Suasana semakin sepi. Anggota keluarga di dalam ruang rawat ini, sedang beristirahat sejak Aisyah telah melahirkan dua anak kembarnya.

Langit yang duduk di sofa, mencoba mengecek jam di ponsel. "Jam sepuluh lewat." menghembus nafas, merasakan waktu sudah begitu malam.

Santy mendekati Langit dan duduk disampingya. "Yuk, pulang. Maaf ya, kita jadi kemaleman disini, padahal.. besok kamu harus bangun pagi buat sekolah." mengusap halus dikepala sang putranya.

Langit merasakan sebuah perasaan yang berbeda. Ia menatap lekat wajah Mamahnya dalam diam. Entah mengapa, Mamahnya jadi lebih menghargai perasaannya hingga bisa mengucapkan kata maaf yang sebelumnya jarang sekali ia dengar.

"Yuk, pulang." Santy menyadarkan lamunan Langit.

"Em." cowok itu menggangguk dengan eskpersi datarnya.

Johan dan Santy berpamitan kepada semua keluarga di ruangan ini, dengan beralasan sudah larut malam dan besoknya Langit mesti sekolah.

"Kak Harist," panggilan Langit membuat cowok tampan yang baru menjadi Ayah itu menengok. "selamat buat kelahiran debaynya, Kak. Sorry, gak bisa nginep disini. Gw harus pulang."

Harist tersenyum dengan hembusannya. "Adanya juga Kakak yang minta maaf dan makasih udah luangin waktu kesini."

Angguk Langit.

"Yaudah, hati-hati, ya. Jangan sampe kesiangan sekolah. Abis ini langsung tidur, loh." Harist menepuk-nepuk akrab sepupunya.

Langit beralih ke seorang wanita yang berbaring di ranjang pasien. "Kak Aisyah, Langit pulang duluan, ya." lambai dari jauh.

Aisyah hanya mengangguk dan tersenyum terimakasih kepada remaja itu, karena telah ikut hadir menemaninya sejak awal di Rumah Sakit ini.


. . .

Jam 22.15 WIB, tertera di layar radio mobil. Saat perjalanan pulang ini, hanya bisingan mesin mobil saja yang terdengar saking heningnya suasana diantara mereka. Langit perhatikan, kedua orang tuanya yang berada di kursi depan, sudah nampak mengantuk dan enggan menciptakan obrolan.

Hem

Langit menyenderkan bahu dikursinya. Perasaan bahagia dan tidak menyangka, ternyata masih terbawa hingga kini. Aisyah yang sebagai keluarga besarnya, telah melahirkan seorang anak. Dan yang lebih ia bangggakan lagi, Kakak sepupunya yang masih terbilang muda itu sudah berubah status menjadi Ayah.

"Haa.. Gw udah jadi om-om dah." Langit garuk-garuk kepala merasa sedikit geli dan belum menyangkanya.

Langit jujur saja , ia tentunya senang memiliki ponakan kembar yang begitu lucu dimatanya. Tidak secara tidak langsung pun, ia juga belajar bahwa begitulah jika sudah dewasa dan mempunyai anak akan seperjuang Harist dan Aisyah.

Tiba-tiba, Langit jadi berfikir, bagaimana ya jika suatu saat nanti ia diposisi seperti itu?

Langit tertawa sendiri.



































Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Insya Allah Sholihah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang