4| Khadijah

146 43 2
                                    

"Kalian harus bener-bener pintar dalam mendeskrisikan produknya. Kenapa memangnya..? Ya tentu untuk memberikan informasi yang jelas dan akan tersampaikan oleh si customer nanti. Blogger kalian terus di perbarui dan terlihat keren supaya mereka menjadi pelanggan kalian." Pak Darma memberikan arahan bagaimana menjadi seorang penjual yang benar dan cerdas di sosial media.

Meskipun dirinya sedang serius menjelaskan, hal itu tidak menjamin anak muridnya juga ikut fokus dalam pembelajaran. Pada nyatanya, saat ini semua murid sudah menahan ngantuk dan terus melirik jam dinding menunggu jam terkahir selesai.

"Kalian jangan diem-diem aja.. Dengarkan penjelasan bapak?"

🔔Kriingg!

"Ya! Dengar, Pak." ucap Langit.

"Denger apa kamu?"

"Bel, Pak."

Brak!

Tepuk meja Pak Darma atas jawaban Langit. "Ya bahkan penjuru sekolah juga denger kalo barusan adalah bunyi bel!" gemas. "yasudah, karna pembelajaran kali ini sudah selesai.. Bapak ucapkan terimakasih. Tetep semangat kalian, yah! Jangan hanya menunggu bel pulang saja."

"Iyaa Pak.."

Pak Darma bangun dari kursi guru dengan menenteng laptop. Ia keluar dari kelas XII MIPA 2. "Selamat sore."

"Sore, Pak.." sahut beberapa siswa seraya cepat-cepat merapihkan meja untuk pulang.

Lalu, di kelas sebelahnya yaitu XII MIPA 1, Keisya dan Cristy melangkah keluar di waktu pembubaran hari ini. Dari kelas mana pun, seluruh siswa-siswi berhamburan keluar dengan menggendong tas mereka masing-masing. Hal itu pun membuat koridor jadi ramai.

Bug

Terkejut, Keisya tidak sengaja menambrak seseorang.

"Yaampun! Sorry banget." Keisya ikut jongkok membantu Khadijah mengambil barangnya yang jatuh di lantai. "duuh.. Sorry ya.." sesal Keisya.

Keduanya bangun.

Khadijah menanggapi dengan senyum. "Gak apa-apa, Keisya.. Mungkin salah akunya yang gak liat-liat orang disekitar."

"Ok deh, kalo gitu." Keisya jadi tenang.

"Aku duluan ya Kei, Cristy." Khadijah beri lambaian kecil.

Mata Keisya terus memandangi Khadijah walaupun perempuan itu sudah berjalan menjauh darinya. Kemudian, Keisya melihat Khadijah berbelok ke arah lain di persimpangan koridor. Perempuan berhijab panjang itu melangkah menuju sebuah gedung Masjid sekolah ini. Dan ternyata setelah diperhatikan lagi, sejak tadi Khadijah menenteng tas kecil yang diduga berisi mukena miliknya.

Keisya semakin lama menatapnya dan terus berdiam diri. Entah mengapa, dia langsung bercermin pada diri sendiri yang masih belajar dalam ibadah, yaitu sholat.

Cristy bingung kenapa teman disampingnya ini tetap diam saja di tempat dan terus menoleh ke arah perginya Khadijah tadi. "Ayo Keis, mau ngapain lagi?"

Keisya beralih melihat jam ditangannya.

15.45
Jam sholat ashar.

"Eem, elo pulang duluan, deh."

"Hah?"

"Gw mau kesana dulu." menunjuk gedung Masjid. B-bye, kita ketemu besok ya." jalan pergi.

Cristy menatap penuh tanda tanya oleh perbedaan temannya akhir ini. Apa mungkin ini sebagai alasannya kemarin?

"Jadi, apa yang buat lo bisa nangis di perpustakaan tadi??" tanya Cristy.

"Gw merasa bersalah dan berdosa aja sama Mamah gw."

Insya Allah Sholihah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang