6| Perjuangan cinta

117 37 2
                                    

Kringg!!

🔉Jam perlajaran selesai. Semua siswa diperbolehkan pulang. Sampai berjumpa di hari esok dengan semangat yang baru.

Koridor sekolah penuh dengan keramaian siswa-siswi yang keluar dari kelas masing-masing.

Cukup melegakan jika sudah bebas dari segala aktivitas belajar. Sebagian dari mereka pun, ada yang berlarian canda dengan teman akrabnya. Mereka bisa kembali bermain tanpa larangan. Pasti, perasaan seperti ini rasakan oleh semua pelajar mana pun bukan?

Langit keluar kelas setelah memakai jaket jeans.

"Eh!" kaget dirinya. Ia hampir saja menabrak Keisya karena tak sengaja berpapasan di depan pintu kelas. "s-sorry." tersenyum maaf.

Keisya diam sembari membuang muka. Lalu, memutuskan melangkah kembali menjahui Langit yang sedang menatapnya.

"Malah pergi." hembus nafas Langit melihat kepergiannya. "apa dia salting kali, yak?" ketawa sendiri. "pede amat dah gw." Langit menggeleng-geleng kepala. Dia senyum-senyum sendiri melihat hubungannya dengan Keisya yang entah kenapa semakin berwarna dan semakin dekat. 

Hem, kayaknya.. Gw harus bikin persiapan. Melipat dada sudah sebuah memilki ide.

Langit pun berjalan lagi menelusuri koridor seperti siswa lainnya tuk pulang.
















Jam 6 sore. Sebuah motor besar berjalan masuk ke rumah mewah. Langit berhenti di garasi rumah ini yang berjejer dengan mobil-mobil. Namun, ini bukanlah rumah Langit yang setiap hari ia pulang.

Masih pakai seragam sekolah, Langit melangkahkan masuk ke pintu utama. "Assalamu'alaikum."  Langit membuka pintu.

Dari dalam rumah, Bibi langsung berbegas menyambut. "Wa'alaikumsalam. Eh, ternyata Den Langit yang datang.. Silahkan masuk-masuk, Den."

"Ya, Bi." masuk kedalam, Langit melepaskan tas dan jaketnya di sofa tamu. Kemudian, mata Langit melihati suasana rumah.

"Mau minum apa, Den?"

"Ee, gak perlu, bi. Udah jajan di jalan tadi."

"Oh, baiklah, Den."

"Kak Harist mana, Bi? Dia belum pulang kerja?"

"Ooh, dia mah sudah pulang dari sore tadi, Den. Semenjak Non Aisyah sudah hamil besar, dia jadi pulanya lebih awal."

"Emm.." Langit memahami.

"Kalo Aden mau ketemu, langsung saja ke kemarnya. Dia ada disana."

"Oh, yaudah deh. Makasih, Bi."

"Sama-sama, Den. Bibi kerja lagi, ya." perempuan tua itu mulai meninggalkan Langit.

Tidak berdiam lama, Langit langsung mendekati tangga yang mengarahkan ke lantai dua rumah ini.

Setelah sampai diatas, Langit menemukan pintu berwarna coklat tua yang sudah ia yakini adalah kamar kakak sepupunya.

Tok tok tok

"Yaaa?" sahut harist.

"Paket.. Atas nama Harist Irsyad Luzman."

Otomatis, Harist langsung menyeringit bingung. Kenapa seorang kurir bisa-bisanya masuk ke dalam rumahnya? Ia pun langsung berjalan ke arah pintu kamar.

Klek

"Whats up my brother!" Langit memeluk Harist dengan girang.

Sungguh Harist sudah dibuat kaget dan ditipui oleh adik sepupunya sendiri. "Oh, jadi ini paketnya?" melepaskan pelukan mereka.

Insya Allah Sholihah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang