Darah berlumuran di wajahnya yang sempurna tanpa cela.
Dewa atau iblis?
Membelah gelapnya malam, menjadi malaikat pencabut nyawa bagi siapa yang beruntung untuk mati ditangannya.
Mati di malaikat maut setampan Taehyun itu keberuntungan kan?
-chap20...
"Ayah mungkin tak hanya merebut setengah ingatan mu, tapi sepertinya ayah juga merenggut setengah hidupmu."
"Tidak ayah, aku bahagia sekarang, ayah ada disini di sisiku, jujur pertama kali ayah membuka mata, itu menjadi hal paling membahagiakan bagiku." Hyunseo masuk kedalam pelukan ayahnya.
Suga mengusap pelan surai Hyunseo, "Harusnya aku yang menjaga dan menyelamatkan mu, tapi justru kau berbuat sebaliknya. Aku menyayangimu Sea."
"Aku juga menyayangimu ayah."
Ibu Hyunseo tersenyum memandang interaksi keduanya, jujur, dia sungguh rindu dengan apa yang ada dihadapannya. Keluarga yang hangat.
Seungwan melangkahkan kakinya mendekati mereka, lantas memeluk kedua orang yang disayangi dari belakang. Disambut senyuman hangat dari keduanya.
Satu keluarga hangat yang tengah memandang tenggelamnya matahari bersama-sama.
Mata Seungwan melirik kearah perut Hyunseo yang mulai membesar, meskipun belum terlalu kentara. Dia tersenyum miris.
Apa yang harus dia katakan ketika Hyunseo bertanya nantinya?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari-hari berjalan dengan semestinya, Hyunseo sekarang bekerja part time, dan tahun depan dia akan kembali kuliah.
Beomgyu selalu datang kerumah, menjemput dan mengantarkannya ke kafe ketempat Hyunseo bekerja.