Semua terasa sedikit asing bagi Hyunseo sekarang, hari ini dia pindah ke Seoul untuk melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda di Daegu karena suatu masalah.
Dia meninggalkan ibunya sendiri di Daegu yang sebenarnya tidak baik-baik saja. Ibunya menderita Kardiomegali. Pembekakan jantung.
Hyunseo berjanji pada ibunya untuk menjadi Dokter spesialis organ dalam yang hebat, dan dapat mengobati ibunya sendiri.
"Fyuh, gila, ini sulit sekali" gadis itu menarik-narik koper besarnya yang tentunya sangat berat.
Sekarang dia sudah sampai didepan flat nya. Murah memang, setidaknya dia harus menghemat uang dan tidak menyusahkan ibunya. Dia hanya punya uang sisa peninggalan ayahnya.
Hyunseo membuka pintu flatnya, meninggalkan koper besar nya di ruang tengah dan langsung mencari letak calon belahan hidupnya. Kasur.
"Hah, ini melelahkan, tempat ini terlalu banyak gang dan sedikit jauh dari jalan raya benar-benar membuatku lelah."
Hyunseo merebahkan dirinya di kasur berukuran sedang itu. Mencoba untuk memejamkan mata. Hampir saja dia tertidur nyenyak,
Ting!
Dia mengambil ponsel yang ada di Sling bag nya. Ada 1 notif di sana. Beomgyu. Kekasihnya. Ah tidak, mantan kekasihnya.
Hyunseo membuka notifikasinya sambil tersenyum, dia belum bisa move on. Hubungan nya dengan Beomgyu masih baik-baik saja walaupun berstatus mantan.
Beomgyuu
Bagaimana?
Sudah sampai?
Apakah tempat tinggalmu nyaman?Ah ini lumayan. Sepertinya aku akan betah tinggal disini.
Begitukah?
Baguslah, bersih-bersih dan kemudian istirahatlah. Selamat malam Hyunseo-yaIya iya baiklah
Selamat malam Beomgyuuu 🤗Hyunseo tersenyum lagi, mematikan ponselnya dan menaruhnya ke nakas. Ia bangkit untuk mandi dan membereskan barang bawaannya kemudian dia akan pergi tidur, dia benar-benar lelah.
Sinar matahari menyinari wajah seorang gadis yang masih terlelap. Min Hyunseo. Dia menggeliat pelan sambil mengerjapkan matanya. Dia mengambil ponselnya di atas nakas. Sudah jam 7 rupanya.
"Baiklah Hyunseo cantik, saat nya memulai hari baru mu!"
Hyunseo bangun dari kasurnya dan mulai mandi. Berhubung hari ini belum ada mata kuliah, dia akan mulai sedikit merenovasi flatnya.
Dia merubah tata letak beberapa furniture, menata barang bawaannya yang kurang rapi, dan beberapa stok makanan ke lemari khusus makanan.
"Ah sepertinya aku lupa membawa ramyeon."
Dia mencari-cari, namun sama saja, tidak ada ramyeon satupun."Oke, setelah ini aku akan membeli beberapa ramyeon." Hyunseo mendudukan dirinya ke sofa sambil bermonolog.
"Lama-lama aku jadi gila karena terlalu sering berbicara sendiri huh, aku benar-benar harus keluar dan menyapa seseorang."
Hyunseo mengikat rambutnya, mengambil dompet dan kemudian pergi keluar dari flatnya.
Dia berjalan ringan menuju minimarket yang jaraknya tak terlalu jauh, tempat ini benar-benar sepi. Kenapa tidak ada satu orang pun? Rencana untuk menyapa seseorang pun gagal.
"Sebenarnya aku ini hidup dimana? Kenapa sepi sekali? Berasa diplanet lain saja."
Hyunseo menarik bibirnya kebawah sambil menendang krikil dengan kakinya.Pintu minimarket terbuka memperlihatkan penjaga kasir minimarket itu sendirian. Hanya ada dirinya saja sepertinya, benar-benar sepi sekali.
Hyunseo tak memikirkannya lagi dan langsung menuju rak ramyeon, dia memilih beberapa ramyeon. Hyunseo tak sengaja melihat tanggal kadaluarsa dibungkus ramyeon. Dan itu hanya tinggal beberapa bulan lagi. Sebagai calon dokter semestinya dia tau kalau ramyeon ini sudah tidak baik dikonsumsi.
Dia berusaha meraih ramyeon yang berada di bagian agak dalam, teknik marketing, biasanya barang yang ada didalam itu masih baru.
Hyunseo mencoba mengambil beberapa ramyeon sekaligus, tapi sepertinya nasib baik tak berpihak padanya. Susunan ramyeon itu berhamburan jatuh kelantai. Ini tidak sedikit, banyak sekali.
"Hyunseo bodoh, Hyunseo bodoh." Hyunseo memukuli kepalanya sendiri sambil bergumam.
"Ramyeon itu tidak akan kembali ke rak nya jika kau terus memukuli kepalamu."
Hyunseo terperanjat, seperti ada yang berbicara, dia mendongak dan melihat seorang pria berdiri didepannya.
Tunggu, bukannya dia sendiri di sini tadi? Hyunseo berkedip beberapa kali, sambil menoleh kekanan kiri. Dia manusia kan? Kenapa dia memakai pakaian serba hitam? Bukannya ini musim panas? Hanya rambutnya saja yang berwarna merah mencolok.
"Aku manusia, jangan memandangi ku seperti itu."
Hyunseo kembali mengerjab, orang didepannya seperti cenayang. Pria itu tersenyum simpul dan mulai mengambil ramyeon yang berserakan dilantai dan menata nya kembali ke rak.
Hyunseo hanya bisa terdiam sambil menatap pria itu, otak nya masih mencerna.
"Jangan terlalu lama menatap ku, aku tau aku tampan. Cepat bantu aku membereskan ini."
Hyunseo terperanjat, kemudian mengangguk. Dia mulai membantu pria itu mengembalikan ramyeon itu ke rak nya semula.
"Terima kasih." Hyunseo membuka suaranya. Pria itu menoleh dan tersenyum, ah pria itu memang benar tampan. Pria itu kemudian mengulurkan tangannya. Hyunseo menatap tangan itu bingung.
"Kang Taehyun."
"Eh?"
Gimana menurut kalian?
Aku coba-coba bikin cerita, karena ff psycho Taehyun itu jarang banget.
Makanya aku coba buat sendiri hehe.Semoga suka!
Vote!
Vote!
Vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] PSYCHO - Kang Taehyun
Fiksi PenggemarDarah berlumuran di wajahnya yang sempurna tanpa cela. Dewa atau iblis? Membelah gelapnya malam, menjadi malaikat pencabut nyawa bagi siapa yang beruntung untuk mati ditangannya. Mati di malaikat maut setampan Taehyun itu keberuntungan kan? -chap20...