[Angkasa-17]

435 20 0
                                    


Seseorang yang sangat teramat cinta akan lelah jika kehadirannya pun tidak pernah di lihat.

–[Angkasa]–

"Zeaa!"

Sesampainya di sekolah Zea sudah si buat ketar-ketir oleh cowok yang sering mengganggunya, siapa lagi jika bukan Rio.

Dengan kesal Zea berhenti berjalan lalu berbalik, "Kenapa sih lo panggil-panggil gue?!"

Rio yang baru saja berlari nafasnya terengah-engah. Lalu dengan sigap ia berdiri menatap Zea dengan senyum manisnya.

"Gue kangen, emang gak boleh?"

What?! Sial! Rio benar-benar sedang mencari masalah. Kenapa dia selalu saja seperti ini. Lama-lama Zea kesal jika tingkahnya semakin menjadi. Dan apa yang akan terjadi jika pujaan hatinya melihat ini semua?!

"Yo, gue mohon lo pergi dan jangan ganggu gue lagi." tegas Zea dengan suara yang ia buat tenang.

Namun Rio tetaplah Rio, dia keras kepala dan tidak mau mendengar. Ia menggeleng lalu menatap intens Zea.

"Apa salah gue mencoba buat berjuang Ze?"

"Salah! Sangat salah!" jawab Zea.

Suasana koridor terlihat lenggang. Hanya ada beberapa siswa yang belalu lalang. Zea yang niatnya ingin ke perpustakaan untuk mengembalikan buku, harus terhalang dengan kehadiran Rio si pembuat onar di dalam hidupnya.

"Kenapa sih lo ganggu gue terus? Punya masalah apa gue sama lo?" tanya Zea baik-baik.

Rio berfikir, "Nggak punya masalah apa-apa. Dan gue bukan mau ganggu lo, gue mau berjuang buat lo."

Zea berdecak sebal. Rio itu keras kepala! Harus dengan cara apa lagi agar cowok itu paham?!

"Lo suka sama gue, tapi gue enggak. Lo tahu gue suka sama siapa, jadi stop cari sakit hati lo sendiri." jelas Zea dengan tangan terkepal menahan gejolak kekesalan.

Rio tertawa hambar. Rasanya memang menyakitkan, namun bukankah sebuah tantangan jika memperjuangkan gadis yang di sukai tapi ia sendiri menyukai teman kita?

Zea berbalik meninggalkan Rio yang mematung. Tatapannya hampa, cintanya tidak akan mungkin tergapai, seperti dua zat yang sulit untuk menyatu, begitulah kisah cinta yang ia rangkai.

"Okay." ucap Rio membuat Zea menghentikan langkah tanpa berbalik.

"Gue bakal berhenti, dan jangan cari gue ketika lo benar-benar merasa kehilangaan." lanjut Rio membuat Zea sedetik kemudian terdiam lalu tak lama dari itu membalikkan badan dan tersenyum penuh arti.

"Itu jawaban yang gue tunggu-tunggu."

*****

"Kak Angkasa."

"Perbedaan cinta sama sayang apa?"

Sedari tadi Lavender terus bertanya-tanya hal-hal yang membuat Angkasa lelah. Rupanya lemas yang tubuh gadis itu rasakan tidak berdampak pada kebiasaannya.

Hari ini, Angkasa absen sekolah dan berada di rumah gadisnya yang mengadu bahwa tubuhnya sangat lemas.

Angkasa sedari tadi hanya bersender di tepi ranjang Lavender yang tengah memeluk sebuah boneka monyet berukuran besar. Melihat itu Angkasa meringis melihat hal-hal aneh yang ternyata gadis itu miliki.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang