Happy reading ♥️"Lo gagal lagi....Angkasa."
Angkasa membeku tak kala ia melihat gadisnya tengah berada di dalam dekapan laki-laki lain. Itu bukan Langit.
Berjam-jam ia mencari keberadaan Lavender. Dan sialnya, mengapa ia harus lambat dan lihatlah sekarang, Lavender sudah di temukan dengan Bara.
Bara dengan segera membawa Lavender yang berada di dalam gendongannya. Lavender nampak memejamkan mata dengan keadaan pakaian yang lusuh. Ada kelegaan dan rasa marah yang Angkasa rasakan. Mengapa harus Bara tidak dirinya?
Begitu Bara sudah menghilang dari pandangannya. Angkasa tersentak ketika sebuah tangan menepuk pundaknya. Ia menoleh ada Baron dan Abyan yang tengah berdiri di belakangnya.
"Syukurlah sekarang Ven udah ketemu Sa," ucap Abyan membuat Angkasa menghela nafas.
"Walaupun bukan lo yang nemuin Lavender." lanjut Baron menyindir Angkasa.
Tanpa sepatah kata Angkasa segera pergi menuju ruang kesehatan. Karena Bara pasti membawa Lavender ke sana. Dan Angkasa tidak rela jika Lavender harus berlama-lama berdekatan dengan Bara.
"Setan!" umpat Baron kesal melihat Angkasa yang pergi dengan santainya.
"Nggak ada terimakah terimakasihnya. Dasar manusia batu!" maki Baron membuat Abyan terkekeh.
"Lo lupa Ron? Seseorang pernah berkata, bahwa di dalam pertemanan tidak ada kata terimakasih dan sama-sama. Karena sejatinya teman, ia akan rela menolong dalam hal dan situasi apa pun."
Baron berdecak, "Yalah, ayo cabut! Gerah gue pengen mandi."
Langkah besar Angkasa terus melaju dengan cepat di sepanjang lorong. Ia takut jika gadisnya kenapa-kenapa. Dan mengapa bisa Lavender seperti ini.
Pintu terbuka, Angkasa segera masuk dan melihat Bara tengah mengelus kepala Lavender. Sialan, bisa-bisanya ia menyentuh miliknya.
"Pergi. Atau gue bakal buat tangan lo patah."
Bara menolehkan pandangannya ke belakang. Ia melihat Angkasa dengan tatapan tajam serta rahang mengeras. Bara tidak takut, namun sebuah tangan halus menyentuh tangannya membuat Bara menghela nafas lalu pergi meninggalkan dua orang yang kini tengah saling menatap.
Kini ruang UKS hanya di isi dua orang yang sama-sama menutup mulut. Hanya terdengar detak jam yang menyelimuti keduanya.
Lavender diam dengan pandangan menatap ke arah langit-langit. Sedangkan Angkasa tengah menatap intens ke arah Lavender.
Angkasa mendekat hingga kini ia sudah berada di hadapan gadisnya, "Kenapa lo lakuin itu,"
Lavender tercengang, mengapa Angkasa seperti tidak merasakan apa-apa. Hatinya sesak. Bukan itu yang ingin ia dengar.
"Jawab." tegas Angkasa membuat Lavender menutupkan mata.
Angkasa berdecak, "Atau jangan-jangan lo ngelakuin ini semua agar perhatian orang-orang tertuju?"
"Ternyata gue salah. Lo sama aja sama cewek di luaran sana. Haus perhatian."
"Bodoh. Lemah. Apa gak ada cara lain? Seingin itu lo di perhatiin sama orang banyak, hah?"
![](https://img.wattpad.com/cover/241545136-288-k266821.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen FictionAngkasa Sadewana. Cowok dengan seribu pesona yang mampu membuat kaum hawa terpana. Sifatnya yang galak serta tak pandang bulu. Membuatnya di takuti. Apa pun yang sudah menjadi miliknya, tidak ada satu pun yang dapat mengambilnya. Lalu, bagaimana jad...