Hallo semuanya? Apa kabar? Udah lama nggak ketemu rasanya, semoga kalian selalu di berikan kesehatan ya. Amin🤍Oh ya, bulan ini kita udah memasuki hari Ramadhan. Maka dari itu aku mau ngucapin, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan♥️
Hari ini Angkasa dan Vepon akan kembali lagi gaes hehe canda gaes apa itu gaes?🤣
Happy Reading!
Gue emang benci cewek lo! Tapi, gue nggak ada niatan buang-buang waktu gue buat sembunyikan dia!
*****
Hujan deras mengguyur tanah dengan begitu lebat. Ribuan bahkan jutaan air turun tanpa kata henti. Seperti tengah menangisi hal yang membuat langit tidak bisa membendungnya kembali.Langit sore yang harusnya indah sekarang berganti mendung. Bangunan tempat siswa menimba ilmu kini sepi, hanya ada beberapa guru dan penjaga sekolah yang masih berlalu lalang. Terkecuali Angkasa dan kedua teman Lavender yang masih berdiam di depan lapangan. Teman-teman Angkasa pun sama. Mereka tengah risau melihat ketuanya menjadi uring-uringan.
"Beneran lo gak tahu Ven kemana?" tanya Langit kepada Zea dan Naya.
Tentu Naya menggeleng dengan raut khawatir, "Dari semenjak jam pelajaran di mulai, Ven udah nggak ada. Awalnya kita pikir dia lagi ada urusan lain, tapi ternyata nggak balik-balik." jelas Naya dengan nada menggebu.
Angkasa tidak bisa tinggal diam. Ia sudah kehabisan kesabaran mendengar gadisnya hilang. Tangannya mengepal dengan sorot mata menajam. Rasanya ia ingin sekali menghajar orang-orang yang ada di dekatnya.
"Jangan pada diem juga lah! Cepetan mencar. Dan lo berdua, tanyain sama guru yang tadi nyuruh Lavender." ucap Baron membuat Rio, Abyan dan yang lain mengangguk.
Angkasa pergi terlebih dahulu. Ia harus menemukan Lavender. Bagaimana jika sesuatu terjadi kepadanya.
Langit dan Angkasa berpapasan, keduanya sama-sama diam dengan sorot mata yang entah menjelaskan apa.
"Kalau aja Lavender enggak bersama lo, mungkin kejadian ini nggak bakalan terjadi Sa," ucap Langit dengan tangan mengepal.
Angkasa pun tak segan-segan mendekati Langit lalu menarik kerah Langit dengan keras, "Lavender milik gue! Dan Lo nggak usah ikut campur atau pun berharap bahwa Lavender akan berada di pelukan Lo!" tegas Angkasa.
Langit menepis lengan Angkasa yang berada di kerahnya lalu menatap smirk ke arah Angkasa, "Untuk kedua kalinya Lo gagal menjaga seseorang, Lo masih ingat kan?"
Mengungkit kembali kenangan kelam yang sudah di tutup rapat-rapat, Angkasa tanpa sadar tersulut emosi. Langit benar-benar mencari perkara.
"Itu bukan salah gue!" bentak Angkasa lalu pergi meninggalkan Langit.
Langit terdiam dengan pandangan kosong. Melihat Lavender sekarang menghilang, membuatnya semakin percaya bahwa Lavender ada En.
Lorong demi lorong Angkasa lewati. Tidak ada tanda-tanda keberadaan gadisnya. Suara langkanya membuat suasana semakin hening. Pikirannya tentu saja berkecamuk. Baru saat ini, perasaan itu datang kembali.
Perasaan dimana rasa khawatir dan takut akan kehilangan menyapa dinding rongga hatinya yang gelap. Tidak! apa yang pernah terjadi benar bukan kesalahannya. Takdir lah yang salah.
"Ven, lo dimana?" lirih Angkasa dengan pandangan yang terus menyapu sekitar penglihatannya.
Sudah beberapa lorong dalam sekolah ini ia telusuri. Dan hasilnya nihil, Lavender benar tidak ada dalam jangkauan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Fiksi RemajaAngkasa Sadewana. Cowok dengan seribu pesona yang mampu membuat kaum hawa terpana. Sifatnya yang galak serta tak pandang bulu. Membuatnya di takuti. Apa pun yang sudah menjadi miliknya, tidak ada satu pun yang dapat mengambilnya. Lalu, bagaimana jad...