Prolog

2.9K 125 1
                                    


Awal sekali aku tidak mengenalmu.
Namun, takdir seakan tahu.
Bahwa kita sengaja di pertemukan dalam ketidak sengajaan untuk saling mengenal.

-Angkasa Sadewana


••••••

"Angkasa lama banget elah!"

Sekumpulan cowok berjaket hitam dengan lambang 'V' besar di dada kirinya kini tengah berkumpul di lapangan SMA Raghatama dengan berbagai pesona yang mampu membuat semua penghuni sekolah mengabadikan momen ini dengan cara memotret bahakan ada yang sampai melakukan siaran langsung. Beuh bayangin atuh seberapa kerennya cuy!

"Ini si Angkasa kamana kemana di mana woy ee!" tutur Baron dengan nadanya yang tidak santai.

Sedangkan Langit, Abyan, Rio hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah bobrok teman satunya.

"Ron. Bisa gak sih lo kalem dikit, ngerusak image gue nih!" sewot Rio dengan gaya yang di cool-cool kan.

Baron pun mendelik sebal, "Sorry aja nih ya, gue mah natural gak kayak lo oplosan!"

Rio mendelik karena ia sedang menjaga imagenya sebagai cowok cool.

Langit sendiri ia pun mulai sedikit jengah menunggu Angkasa. Lalu, retinanya menangkap sosok berjaket senada dengannya dengan motor sport hitam yang kian mendekat.

Setelah itu, Angkasa pun memarkirkan motornya lalu menatap datar keempat temannya ini yang menatapnya penuh selidik.

"Sa! Kemana aja sih lo?! Kita-kita nungguin lo udah kayak mau bulukan tau gak?!" serobot Baron yang membuat Angkasa melayangkan tatapan tajamnya.

"Heh Baron kembarannya Mang Oleh! Lo kalo ngomong buluk jangan bawa-bawa kita. Lu aja kali yang buluk kita mah kagak punten aja nih!" cibir Rio membuat Abyan tertawa dan Langit yang tersenyum diam-diam.

Angkasa yang memang mempunyai watak tidak sabaran, lantas meninggalkan keempat temannya yang membuat Baron dan Rio menggerutu kesal.

Sepanjang perjalanan, tidak henti-hentinya cewek yang ada di koridor menatap ke arahnya penuh puja. Namun bukan Angkasa namanya jika ia tidak bertindak.

"Jangan liatin gue kayak gitu! Mau gue buang lo semua ke jurang Iblis?!" tegas Angkasa membuat cewek yang tadinya menatap kearahnya kini berpaling seolah-olah mereka tidak tahu apa-apa.

Baron dan Rio yang kini sudah dapat mensejajarkan langkahnya dengan Angkasa lantas berdecak.

"Sa, lo jangan galak-galak napa. Gak takut apa lo jadi jomblo ngenes?" Baron berucap sembari memberikan kerlingan nakal kearah cewek yang menatapnya.

"Gue gak peduli. Gue udah punya segalanya dan gue gak butuh itu!" tegas Angkasa membuat Rio dan Abyan menggelengkan kepalanya.

Langit yang memang sudah tahu watak temannya ini hanya diam dengan pandangan yang mengarah kedepan.

Angkasa Sadewana cowok dengan berjuta pesona itu memang terkenal galak dan kejam. Dia tidak akan segan-segan menghabisi siapa pun yang mengusik ketenangannya. Walaupun begitu, dia tetaplah cowok yang sering kali orang beri jululan prince Argahatama. Tapi sayangnya Angkasa tidak pernah peduli dengan julukan itu.

Siapa pun yang berurusan dengannya maka dari itu mereka menawarkan nyawa untuk ia lenyapkan.

Dan prinsip yang dia pegang. Sudah menjadi miliknya maka selamanya tidak akan ia lepas.

Ke empatnya terus melangkah tanpa memperdulikan tatapan mata yang masih saja menatap ke arahnya. Baron dan Rio pun tengah gencar menggoda adik kelas mereka dengan seribu cara untuk membuat hati cewek itu berbunga-bunga. fakboy emang!

"Vepon awas!"

Bruk!

Saking terkejutnya cewek yang tadi di sebut Vepon pun berakhir dengan begitu mengenaskan setelah menabrak sesuatu yang terasa kerasa baginya.

"Aduh aww... Lutut Ven sakit shhh!" ringisnya.

Dia Lavender, lebih tepatnya Lavender Luziona. Gadis manis nan cantik yang selalu menjadi rebutan cowok-cowok di SMA Raghatama. Dengan wajahnya yang baby face membuat siapa pun yang melihatnya betah menatap kecantikan yang di pancarkannya. Dan jangan lupakan, Lavender adalah salah satu gadis yang begitu baik hati dan memiliki jiwa sosial yang begitu tinggi.

"Jalan pake mata! Buta lo?!" sentak Angkasa membuat Lavender yang sedang mengusap lututnya pun mendongak.

"Kamu kok marah? Ven yang salah ya?" tanya Ven dengan polosnya.

Dari arah belakang kedua temannya Nayaka dan Zea pun segera membantu Levender berdiri.

"Tuh kan! Udah gue bilang jangan jalan cepet-cepet jadinya lo jatuh kan." omel Naya begitu melihat Ven terjatuh dengan begitu naas.

"Ven gak lihat jalan Nay hehe." ucap Lavender dengan begitu entengnya.

Angkasa yang melihat interaksi dua cewek di depannya ini seketika membuat moodnya meburuk.

"Ven berneran kan lo gak papa? Gak ada yang lecet?! Nabarak siapa sih lo sampe bisa jatoh kek gitu?! Sini biar gue ha-"

Ucapan Naya seketika terhenti ketika melihat Angkasa melemparkan tatapan membunuh. Lavender yang tidak tahu Naya kenapa-kenapa pun hanya menatap bingung.

"Kamu kenapa Nay?" tanya Lavender dan tidak mengetahui bahwa sedari tadi Angkasa memperhatikannya.

"V-vepon kenpa lo gak bilang d-dari tadi?" Naya bertanya dengan terbata-bata serta suara yang begitu pelan.

"Bilang apa?"

Naya pun mengajak Lavender berbalik, lalu berbisik. "Kenapa lo gak bilang kalo lo nabrak Kak Angkasa sih?!" greget Naya yang sudah berkeringat dingin.

Zea yang sedari tadi fokus dengan gadgetnya hanya menggeleng pelan lalu menatap ke depan. Dan bom!

Ada empat cowok yang sudah ia kenal bahwa mereka adalah Geng Vextor.

"Hallo cantik!" sapa Rio yang membuat Zea diam memasang raut datar.

"Naya! Ven! Ayo pergi!" ajak Zea berbisik.

Ketika mereka ingin pergi meninggalkan ke empat cowok tadi, tiba-tiba saja Angkasa bersuara.

"Lo... Udah ganggu ketengan gue. Dan mulai sekarang lo milik gue!"

[Bagaimana dengan awalannya? Semoga suka.]

Ada yang tahu, bagaimana reaksi Vepon denger cowok yang baru ia temui tiba-tiba berkata seperti itu?

Di part selanjutnya aku bakalan lanjutin kisah Angkasa dan Lavender, see you❤️

-Jangan lupa follow and voment🤗

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang