[Angkasa-21]

358 16 3
                                    


Setelah tragedi kemarin kini semuanya sudah berjalan seperti biasa lagi. Namun tidak dengan Angkasa. Cowok itu benar-benar menjauh dan Lavender sedikit terganggu.

"VEPON!"

Lavender mengerjap, ia melihat ke depan dimana Naya tengah melambaikan tangan kepadanya.

"Bengong aja pagi-pagi gini, mikirin apa sih?" tanya Naya lalu berjalan berdampingan bersama.

Lavender tersenyum,"Enggak mikirin apa-apa kok."

"Masa sih?"

"Iya Nay, aku serius."

Naya pun mengangguk mengerti,"Lo liat Zea gak?"

"Enggak, dari tadi Ven gak lihat."

Entah itu perasaannya saja atau memang benar, akhir-akhir ini Zea sering kali hilang tanpa kabar. Naya mencoba menghilangkan fikirannya itu ia tidak ingin memikirkan hal yang tidak benar.

"Lavender..."

Baru saja ia dan Naya akan memasuki lorong kelas, tiba-tiba saja Langit datang membuat keduanya menghentikan langkah.

"Gue mau bicara sesuatu sebentar," ucap Langit membuat Lavender menatapnya bingung.

Naya yang peka akan keadaan segera pamit,"Yaudah kalau gitu gue duluan ya Ven, baik-baik ya kak, Veponnya jangan sampai lecet."

"Nayaaaaa..."

Naya pun segera pergi meninggalkan Langit dan Lavender di lorong yang hanya di lalui beberapa orang.

"Kak langit mau bicara apa?" tanya Lavender.

Langit menghela nafas tangannya mengepal dengan pandangan yang tak luput dari Lavender. Ia gugup.

Mencoba menetralkan desiran di dada, Langit pun menarik nafas,"Gue sayang sama lo."

Ucapan Langit membuat Lavender diam, lalu setelah itu Lavender tertawa.

"Aduh kak, kakak manis banget sih. Ternyata Kak Angkasa punya temen-temen yang baik ya, sampai aku aja di sayang. Makasih loh kak." jawab Lavender dengan senyum yang mengembang.

Demi apa pun, maksud Langit bukan rasa sayang itu....tapi, sudahlah.

"Ya, maksud gue itu,"

Berharap Lavender mengerti maksudnya Langit menatap Lavender begitu intens. Matanya memancarkan harapan dan nihil, Lavender benar tidak faham akan apa maksud dari ucapan yang baru saja ia katakan.

"Ven juga sayang kakak, sama kakak yang lainnya. Makasih kemarin udah bantuin Ven." ungkapnya.

Langit mengangguk, raut wajahnya tenang namun hatinya tidak. Ia menyesal mengungkapkan hal yang begitu sensitif di keadaan saat ini.

"Jaga diri lo baik-baik, gue bakal jagain lo dari jauh. Jangan lupa jaga kesehatan juga. Biar tubuh lo gak kecil-kecil amat." rangkaian kata yang baru saja Langit katakan membuat Lavender menganga. Ini adalah momen dimana ia mendengar dan melihat Langit? Langit berbicara sepanjang itu.

"Woah! Kak Langit sehat kan?" tanya Lavender membuat Langit mengerutkan keningnya bingung.

"Gue sehat."

"Sariawan?"

"Enggak."

"Keren! Kak Langit tumben banget bicara panjang!" girang Lavender sembari bertepuk tangan.

Melihat tingkah Lavender Langit terkekeh geli. Gadis di depannya benar-benar menggemaskan.

"Lo lucu banget sih Ven," ucap Langit gemas dengan mengacak pelan pucuk kepala Lavender.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang