Elang - Chapter 4

1.5K 138 121
                                    

Chapter 4| Dunia Malam                 

Chapter 4| Dunia Malam                 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 •

Debu jalanan terus menerpa-nerpa jalan raya Ibu Kota yang tak pernah kunjung surut akan ramainya lalu lalang kendaraan. Terlihat gadis remaja berseragam SMA di ujung zebra cross yang hendak ingin menyeberang jalan raya menuju halte.

Kini ia tengah duduk di kursi halte sembari menunggu angkutan umum tiba. Matanya menelisik ke kanan dan ke kiri untuk memastikan jika angkutan umum telah sampai. Sudah banyak gadis remaja SMA lainnya yang tengah menunggu.

Tidak hanya gadis remaja saja, banyak wanita paruh baya yang menunggu angkutan umum sembari menggendong buah hatinya. Dirasa angkutan umum sudah datang, Vania segera menerobos pintu masuk untuk memilih tempat duduk.

Terlihat wanita paruh baya yang tengah berdiri di dalam angkutan umum karena tidak mendapat bagian tempat duduk. Badannya terlihat sangat lelah, karena tangannya penuh dengan barang belanjaan yang berupa sayuran. Vania menatapnya melas, ia memilih untuk menggantikan posisi sang wanita tersebut, karena dirasa badannya masih sangat kuat untuk berdiri dibandingkan wanita paruh baya itu.

Kemudian ia bangkit dari duduknya, kakinya melangkah maju mendekati wanita paruh baya yang tengah menghapus keringatnya, dikarenakan cuacanya yang memang sangat panas.

“Punten, Bu.” ucapnya sopan.

“Eh iya nduk, kenapa?” jawab wanita paruh baya itu sembari tersenyum hangat.

“Ibu duduk di bangku kosong itu aja, biar saya yang berdiri disini.” tawarnya.

“Ngga usah atuh nduk, kamu pasti cape baru pulang sekolah.”

“Ngga papa bu, beneran deh.” ucap Vania meyakinkan.

“Makasih, nduk.” wanita paruh baya itu segera duduk di kursi yang dimaksud Vania.

Gadis itu tersenyum sembari membantu wanita paruh baya itu membawakan barang belanjaan yang jumlahnya tidak sedikit. Lantas ia mulai melangkahkan kakinya menuju tempat handle grip itu tergantung. Tangan kanannya ia gunakan untuk berpegangan agar bisa menjaga keseimbangan.

••••

Di lain tempat dan di lain waktu, suara deru knalpot memecahkan keheningan malam. Jalan ibukota kini sangat padat dipenuhi oleh para remaja berjaket hitam dengan motor ninjanya. Tidak lupa teriakan histeris dari para penonton yang akan berpartisipasi mendukung mereka.

ANTRANOS • "Loyalitas Tanpa Batas"

ANTRANOS. Setan jalanan yang sangat disegani oleh kalangan remaja disana. Geng yang beranggota puluhan remaja dunia malam. Geng yang dipimpin oleh lelaki badboy dengan luka yang berada disetiap inci wajahnya dan rambutnya yang selalu berantakan.

E L A N G Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang