Elang - Chapter 13

1.3K 110 101
                                    

Chapter 13| Tentang Cita-Cita

Chapter 13| Tentang Cita-Cita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


E

sok paginya, Vania menggantung tasnya di punggung dengan tergesa-gesa, Elang sudah menunggu gadis itu di bawah sedari tadi. Ia berangkat lebih awal karena ia tidak mau telat mengikuti upacara.

Ya, sekarang hari Senin, hari yang sangat dimusuhi oleh gadis itu. Bagaimana bisa pagi-pagi sudah dijemur di lapangan dan saat selesai upacara ia akan berjumpa dengan mata pelajaran PJOK. Dan di situlah ia akan dipaksa untuk berjemur kembali.



Suara bel istirahat yang menggema di seluruh penjuru Sekolah membuat suara riuh dari seluruh siswa. Tak henti-hentinya para siswa & siswi yang sedang mendumel tidak jelas. Ada juga yang berlari berbondong-bondong menuju kantin.

Sebenarnya Vania kini ingin menghabiskan waktu istirahatnya di kelas. Namun dua gadis bak bidadari ini tak hentinya memaksa untuk menemani sekedar makan di kantin, dan tidak lupa aktifitas gosipnya.

"GILA GANTENG BANGET JODOH GUE!"

"MASYAALLAH, MAS ELANG CAKEP BENER."

"FABI AYYI AALAAA' I RABBIKUMAA TUKADZIBAAN."

"KAK ELANG, MUNDUR DIKIT DONG, GANTENGNYA KELEWATAN."

"EH, DIA NATAP GUE BALIK DONG."

Kurang lebih seperti itu suara histeris dari kaum hawa yang tak hentinya memuji lelaki yang tengah lewat di koridor kantin. Suara riuh para gadis itu menghiasi suasana hening di kantin, membuat manik ketiga gadis itu teralihkan.

"Parah parah, babang Elang kasep pisan ey." ucap Sasa turun tangan diacara memuji lelaki itu. Tidak lupa maniknya yang tengah memandang Elang.

Vania memutar bola matanya berkali-kali. Seperti inilah kelakuan Sasa jika sudah melihat cowok bening yang type dia banget. Vania yang malas mendengar ocehan dari sahabatnya ini pun memilih untuk menatap layar hp, pasalnya Sasa tidak hanya sekali memuji lelaki itu. Telinga Vania sudah sangat familiar mendengar pujian dari Sasa dan Zia.

"Gantengan juga Alvin kemana-mana." komen Zia.

"Muka Elang ngajak berumah tangga banget, Van." ucap Sasa seraya memukul-mukuk lengan Vania histeris.

Vania menatapnya jengah. "Lebay tau ga!" ucap Vania seraya bergidik geli.

"Eh ngomong-ngomong Alvin ganti warna rambut? Ciptaanmu sungguh sempurna Tuhan." ucap Zia dengan mata yang belum teralih dari Alvin.

"Plis, gua pengen banget ngerasain dipeluk babang Elang." ucap Sasa.

"Sabi tuh buat memperbaiki keturunan." lanjutnya.

E L A N G Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang