Elang - Chapter 16

1.2K 92 16
                                    

Chapter 16| Perkara Softex

Chapter 16| Perkara Softex

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lelaki dengan seragam tak beraturan itu baru saja sampai di kelasnya. Bising, itulah yang dapat digambarkan dari kelasnya saat ini. Mengingat gurunya yang sebentar lagi akan datang menyambut pelajaran pertama mereka.

Lelaki itu mendesah lega karena dirinya tak jadi telat masuk kelas, walaupun sebenarnya dirinya tak jarang sekali telat, bahkan membolos adalah kebiasaan lelaki itu, namun tak hanya dia, sahabat-sahabatnya pun turut serta. Biarkan satu hari saja Elang menjadi murid yang patuh, hanya sekali !!

Lelaki itu menyilangkan tangannya di atas meja dengan tas ranselnya yang ia jadikan tumpuan, lalu membaringkan kepalanya yang terasa sangat pening. Lemas, hanya itulah yang dirasakan Elang. Pasalnya ia telah menggunakan banyak tenaganya untuk bersiap-siap tadi pagi.

Mengingat dirinya yang belum cukup tidur, dikarenakan malam tadi Elang susah mencari posisi nyaman untuk sekedar terlelap. Butuh waktu lama untuk dirinya tidur malam tadi. Tapi sudahlah, Elang tidak peduli.

Semakin mempererat pejaman matanya dan masih mencari posisi nyaman untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lemas, hingga suara bass terdengar dipenjuru kelasnya, membuat lelaki itu mengurungkan niatnya untuk tidur.

The heck!!

Tidak bisakah sekali saja guru pria menyebalkan itu telat masuk kelas? Rasanya pria tersebut tak pernah membiarkan kelasnya kosong. Lelaki itu berdecak kesal lalu iris mata coklatnya menatap pria yang baru saja masuk kelas, seolah menyambut kedatangan
pria tersebut.

"Selamat pagi." sapa pria jangkung itu.

"Selamat sore pak." celetuk lelaki dengan tubuh yang agak berisi namun tinggi, siapa lagi kalau bukan Rio sahabat Elang.

Seketika satu kelas dikuasai oleh suara tawa murid lainnya yang merasa terhibur oleh ucapan Rio. Lelaki itu memiliki beribu cara untuk membuat mood naik pagi-pagi seperti ini dengan tingkah absurd nya, sungguh unik.

Guru pria itu hanya menanggapi dengan kekehan kecil saja. Kenapa ia tidak marah? Walaupun Rio selalu melakukan hal absurd di kelasnya, namun lelaki itu tak kunjung mendapat nilai dibawah rata-rata, atau bisa dibilang selalu memenuhi kriteria, membuat guru itu tak pernah memiliki alasan untuk memarahinya, toh dia menghibur bukan?

"Hari ini tidak jadi ulangan ya, karena ada sedikit revisi mengenai ulangan, jadi bapak undur jadi Minggu depan ya!" ujar guru pria yang diketahui namanya yaitu Pak Fildan.

Sorakan gembira dari anak muridnya menggelegar, sangat bahagia.

"Aw, sarangheo pak." ucap Rio sembari menyusun jari-jemarinya membentuk bentuk love.

"Sa ae kamu jamal." ujar Pak Fildan.

"Heh, lo gak ada niatan buat nge homo sama Pak Fildan kan?" bisik Samudra tepat di depan muka Rio yang kebetulan duduk sebangku bersama Rio.

E L A N G Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang