Elang - Chapter 6

1.4K 134 99
                                    

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini mereka sedang berada di kamarnya. Hanya ada kesunyian dari di ruangan tersebut. Mereka masih sama-sama enggan membuka pembicaraan, pada akhirnya Vania memilih untuk mengalah.

“Elang.” panggil Vania, Elang yang sedang berkutat dengan game-nya pun menoleh ke sumber suara.

“Kenapa, hm?” Jawab Elang masih fokus dengan gamenya.

“Em, kita beneran mau tinggal di apartemen lo?” Ucap Vania, namun tidak ada balasan dari Elang.

“Elang!” Panggil Vania kembali. Oke, tidak ada jawaban lagi dari Elang.

Vania yang kesal pun langsung merebut benda pipih yang ada pada tangan Elang. Bodoamat dia mau marah atau tidak.

“Ck. Apaan si.” Merasa terusik Elang pun memilih untuk mengalah.

“Lo bisa ngga si jawab pertanyaan gue, setidaknya dengerin!” gertak Vania.

“Yaudah cepet, kenapa?” jawab Elang yang mulai fokus untuk mendengarkan ucapan Istri-nya.

“Kita beneran mau tinggal di apartemen lo? Berdua doang?” tanya Vania.

“Iya, kenapa?” Elang merubah posisinya menjadi menghadap Sang Istri.

Vania tidak bisa bayangkan, apakah ia bisa satu rumah bersama badboy macam Elang? Vania hanya takut jika keduanya tidak bisa akur nantinya.

“Gausah bengong  gitu, tidur.” Perintah Elang. “Sini.” titahnya, Elang menepuk tangannya tepat di samping tempat ia duduk, tepatnya di kasur bigsize.

“Hah, tidur juga seranjang?” tanya Vania dengan dengan manik mata yang sudah membulat sempurna.

“Iyalah, lo mau tidur di sofa?” jawab Elang.

“Gue gamau seranjang sama lo!” Seru Vania dengan nada kesalnya.

“Yaudah kalo lo ngga mau, itu ada sofa lo bisa tidur disitu” jawab Elang dengan entengnya.

“Ihh, kok lo gitu si.” Ucap Vania dengan wajah yang ditekuk. “Yaudah, makannya tidur berdua.” Perintah Elang.

Ya Tuhan, kenapa Vania berfikir yang tidak-tidak, bagaimana kalau Elang sampai macam-macam pada Vania? Ah, tidak, jangan bayangkan itu sekarang Vania.

“Tapi lo ngga bakal macem-macem sama gue kan, Lang?” Ucap Vania memastikan.

“Engga, paling cuma satu macem.” Goda Elang sembari terkekeh kecil.

pletak..

Sungguh lucu sekali gadis-nya ini jika sedang marah. Elang jadi lebih suka menggoda gadis-nya, mungkin ini akan menjadi hobi barunya.

“Udah cepet tidur, gue gabakal macem-macemin lo.” Perinta Elang diikuti anggukan dari gadis itu.

E L A N G Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang