Mogok Sayang!

2K 157 7
                                    

Melangkah ke luar meninggalkan sang anak asuh. Karlina duduk di kursi dan merasakan kesejukan udara dingin kipas angin. Dia membuka ponsel yang sudah terdapat banyak pesan dari grup Bintang Laut. Ada banyak orang menawari Ina untuk ikut tanding balap motor dengan hadiah cukup besar. Namun, untuk saat ini gadis remaja itu harus menolak tawaran karena sebuah pekerjaan menjadi Babysitter.

"INAA!" panggil Daniel dari luar.

Gadis remaja dengan pakaian Babysitter berwarna pink itu membuang napas halus. Dia berjalan menghampiri anak asuhnya.

"Apa?" tanya Karlina ketus.

"Beliin gue sate ayam," ucap Daniel.

"Berapa tusuk?"

"Dua puluh," jawab Daniel.

Karlina mengernyit, lagi pula untuk apa sate sebanyak itu? Daniel bukan termasuk dalam golongan orang yang banyak makan.

"Ini uangnya, lu harus jalan kaki." Daniel menyerahkan uang sebanyak seratus ribu rupiah pada pengasuhnya tersebut.

"Lho, gak bisa gitu, dong. Di sini ada sopir ...."

"Jalan kaki," sergah Daniel memotong ucapan Karlina.

Sangat-sangat terpaksa gadis remaja itu menuruti perintah sang majikan yang ingin menyiksanya. Perlahan, tarik napas terlebih dahulu untuk menenangkan hati yang sudah terbakar api. Kemudian, embuskan secara pelan-pelan. Barulah pergi untuk memenuhi keinginan laki-laki bertopi itu. Daniel berkacak pinggang menyunggingkan senyuman. Zahannam si Daniel.

"Rasain, pegel-pegel tuh kaki."

Pria bermata teduh tersebut menatap punggung pengasuhnya yang mulai menghilang di balik pintu. Karlina membuka gerbang, mengawali langkahnya di tempat asing. Matanya mencari pedagang sate ke setiap sudut. Sungguh memusingkan! Di waktu yang sangat panas ini harus berkeliaran sendirian. Ina bertemu dengan pedagang Cilok, ia bertanya pada bapak-bapak tersebut.

"Pak, tau tempat pedagang sate di sini?" tanya Karlina dengan sopan santun, ramah tamah, pun tidak sombong. Lengkap!

"Ohh, tentu tau. Kamu tinggal lurussss aja dari sini, belok kanan. Lurus lagi, ada tanjakan, belok kiri. Terus masuk lorong yang agak sempit. Jalan aja terus, baru nyampe," papar pedagang Cilok. Jadi di mana? Bingung gue.

Karlina memiringkan bibir kecut, napas tercekik oleh penjelasan bapak-bapak itu. Daniel benar-benar telah mengerjai dirinya.

"Saya pamit dulu, ya."

"Iya, Pak. Makasih!" ucap Karlina lirih.

"Daniel!" teriak Karlina mendengkus, bibirnya mengerucut bagai siput. Untung bukan kayak tikus got.

Semua kekuatan disediakan. Karlina kembali memulai perjalanan, kakinya terasa hampir copot ketika menaiki jalan yang sangat tinggi. Sama sekali tidak ada kendaraan berlalu, sampai pada akhirnya dia berhasil bertemu dengan pedagang sate itu. Terlihat ada banyak orang mengantre, Karlina memiringkan kepala. Sakit rasanya dijaili semacam ini. Bodoh, kan ada gojek online!

"Bener-bener si Daniel, gue dijebak kayak gini," gerutu Karlina.

Sekitar satu jam menunggu antrean. Ina berhasil memesan dua puluh tusuk sate. Gadis itu tidak segera pulang, dia memilih untuk istirahat sebentar lagi.

***
Di pinggir jalan yang terdapat banyak pepohonan karet, empat orang pria berkumpul bagaikan aktor keren. Dion bergaya-gaya bak seorang model saat Agas menjadi fotografer. Ratno menggerung-gerungkan motor, membayangkan dirinya seorang pembalap terkenal. Aji duduk santai sembari membaca komik kesayangan, kalem banget, Ji.

Great Babysitter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang