21

189 29 36
                                    

"Hati-hati keseleo sama typo!"

|•|

"Nangis aja, sekarang gue rela jadi tempat lo bersandar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nangis aja, sekarang gue rela jadi tempat lo bersandar."

|•|

Saat pengumuman itu berakhir, dua orang yang dipanggil langsung pergi menuju sumber suara. Keduanya berjalan dengan jarak yang cukup jauh, Juna ada di depan dan Jeno menyusul di belakangnya. Banyak kelas kosong yang nggak ada gurunya, jadi mereka pada main bebas. Anak kelas itu, terutama yang cewek-cewek langsung ngintip keluar waktu dua cowok yang sama-sama ganteng melintas di depan kelas mereka.

Biasanya yang kayak gini tuh para adek kelas. Modelan cowok bad boy kayak Jeno, dan soft boy macam Juna berjalan bersamaan adalah suatu hal yang langka untuk mereka lihat. Bahkan satu sekolah tahu kalau dua cowok ini punya hubungan yang nggak terlalu baik. Maksudnya, mereka, Juna dan Jeno, jarang keliatan bertegur sapa apalagi saling bercengkrama. Hal itu lah yang membuat anak sekolah EHS mencetuskan konsep bahwa Juna dan Jeno nggak memiliki hubungan baik.

Mungkin musuhan.

Padahal kalau mereka berdua saling berteman, ada banyak hati perempuan yang berdebar. Apalagi si mungil Belvina.

Juna udah sampai di depan ruang kepala sekolah terlebih dahulu, dia masih berdiri di situ sampai Jeno datang dan berdiri di sampingnya. Juna meneliti penampilan Jeno yang nggak bisa di bilang rapi.

Rambutnya yang kelihatan kusut, dua kancing atas bajunya terbuka, baju seragam yang keluar dari celana, oh dan jangan lupakan dasi yang bukannya melingkar di kerah baju, tapi malah melingkar di kepala dan dijadikan cowok itu sebagai headband.

Tipe-tipe bad boy sekali. Juna geleng-geleng kepala ngeliat itu.

"Ngapain lo?" Tanya Jeno sedikit sarkas.

Juna jalan maju dan melepas dasi yang melingkar di kepala Jeno hanya dengan satu tarikan, hal itu sukses bikin Jeno marah. "Apaan sih?"

"Dasi untuk kerah baju bukan aksesoris kepala," kata Juna santai, keliatan banget kayak nggak merasa bersalah. Dia juga nggak ada takut-takutnya sama Jeno.

"Hidup-hidup gue bukan hidup lo!" Balas Jeno dengan muka sinis nya, dia merebut dasinya yang ada di tangan Juna dengan kasar.

"Pasang dasi lo bener-bener dulu, baru masuk," suruh Juna. Dia ngerapiin seragamnya yang memang udah rapi.

"Siapa lo ngatur-ngatur gue?" Tanya Jeno.

Juna mutar bola matanya malas.

Oh ayolah, dia udah ngomong baik-baik tapi Jeno menganggap niatnya ini nggak baik. Padahal Juna ingin bersikap seperti saudara pada umumnya.

"Gue abang lo."

Jawaban dari mulut Juna sukses bikin Jeno bungkam, tatapannya yang tadi sedikit tajam perlahan berubah.

𝙻𝚘𝚟𝚎 𝙼𝚎 𝙽𝚘𝚠 [𝟶𝟶𝙻] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang