27

215 23 35
                                    

"Hati-hati keseleo sama typo!"

|•|

"Yul, cepetan!"

Belvina mendorong pagar rumahnya dalam sekali dorongan kasar.  Kenzie udah dari tadi mencak-mencak dan manggil-manggil dia pake embel-embel tuyul, yang bikin dia sakit hati luar dalam. Belvina benci kalau udah di ledekin kayak gini. Emang dia ini sekecil apa sih sampai di bilang mirip tuyul?

Padahal tinggi dia tuh lumayan. 160 cm, lumayan kan? Pendek nggak, tinggi juga nggak.

"Kalau nggak mau jemput ya ngga usah marah-marah!"

Belvina merebut helm bogo yang Kenzie sodorkan. Wajahnya ditekuk karena menahan kesal.

"Kalau bokap lo nggak di luar kota juga, gua nggak bakal mau," kata Kenzie sambil hidupin mesin motor trail nya. "Lagian, Jeno juga minta tolong gue buat jemput lo."

Iya, papanya Belvina lagi di luar kota. Ada anak perusahaan yang harus di urus di sana. Kalau mamanya, itu perempuan udah pergi dari tadi pagi. Benar-benar harus berangkat pagi karena nemenin modelnya yang mau photo shoot.

"Jeno kesiangan," Belvina naik ke motor tinggi Kenzie itu. Dia harus duduk miring dan megang erat di pinggang Kenzie. Sebenarnya ogah mau meluk Kenzie kayak gini, tapi demi keselamatan ya terpaksa.

"Makanya kalau telponan tuh ingat waktu," sindir Kenzie.

"Mana ada telponan sampe malem."

"Emang jam berapa selesainya?" Tanya Kenzie, mereka berdua udah lewatin jalan komplek. Bentar lagi masuk jalan besar dan pastinya bakalan macet karena mereka berangkat udah agak siang. Ini kalau terlambat, salahkan aja Belvina.

"Jam 1."

"Ya itu udah hampir subuh, tuyul!"

Cubitan keras pun langsung Kenzie dapatkan dari Belvina. Cewek mungil itu cubit perutnya. Perihnya luar biasa.

"Bilang aja lo itu iri karena jomblo!"

"Cih, baru jadian kemarin aja belagu," Kenzie nyindir lagi. Emang ya, mereka berdua tuh nggak bisa disatuin. Yang satu ngomong, yang satunya nyahut mulu. Lama-lama pasti adu mulut. "Habis ini lo harus traktir gue di kantin. Rela gue ninggalin Yesha demi jemput lo."

"Yesha itu Yeji?" Tanya Belvina.

Mereka masih bisa ngobrol karena Kenzie bawa motornya nggak terlalu laju. Dia masih mikir soal Belvina yang duduk miring di belakangnya. Motor dia ini tinggi, Belvina gerak dikit aja udah berabe urusannya. Beda lagi kalau Belvina boncengan sama Ethan, beh masuk rumah sakit besoknya.

"Siapa lagi emang?" Satu lampu merah terakhir sebelum sampai di sekolah, Kenzie harus berhenti dan nunggu selama 70 detik. Luar biasa lama, apa lagi waktu mereka nggak lama lagi sebelum gerbang di tutup. "Nggak tahu dah dia tadi berangkat sama siapa."

Belvina diam aja. Dia jadi kepikiran soal cerita Yeji waktu mereka kemah waktu itu. Tentang Yeji yang suka sama Kenzie tapi nggak berani ungkapin. Belvina jadi mikir, apa Kenzie nggak nyadar kalau Yeji suka sama dia? Atau Kenzie udah tahu tapi pura-pura nggak tahu?

"Kenapa lo nggak minta jemput Ethan, Han atau Liyan sih?" Tanya Kenzie. Emang ya, kalau naik motor nggak sambil ngobrol, rasanya ada aja yang kurang.

"Ethan harus nganter adeknya, because motor adeknya rusak. Dan gue baru tau kalau Ethan punya adek. Han, lo tahu lah rumah gue dan dia beda arah. Kalau Liyan, dia masuk rumah sakit. Belum bisa masuk hari ini."

Kenzie cuma manggut-manggut aja. Perkara Liyan masuk rumah sakit, dia udah tahu dari pertama kali. Bang Garlee juga ada ngabarin di grup mereka.

"Ken, lo suka nggak sama Yeji?" Belvina jadi mengalihkan pembicaraan. Sebetulnya dia udah pengen nanya ini dari tadi, tapi masih agak ragu.

𝙻𝚘𝚟𝚎 𝙼𝚎 𝙽𝚘𝚠 [𝟶𝟶𝙻] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang