28

192 25 17
                                    

"Hati-hati keseleo sama typo!"

|•|

Sejak kejadian Jeno kabur dari papanya dua hari yang lalu, sebanyak hari itu juga dia nggak menampakkan diri di sekolah. Selama dua hari, dia absen dari kelas dan nggak masuk sekolah. Belvina kemarin udah sempat nanya, nanyain dia kemana, kabarnya gimana, Jeno cuma jawab dia baik-baik aja.

Tetapi, meskipun Jeno udah bilang kayak gitu, tetap aja Belvina khawatir. Apalagi waktu ngantar dia pulang pas malamnya, Jeno nggak bilang apa-apa. Dia langsung pergi gitu aja. Belvina yakin, kayaknya masalah Jeno dengan papanya udah terlalu berat.

Di sekolah tadi, Belvina sempat nanya Kenzie, secara Kenzie itu yang paling dekat dengan Jeno. Bukannya dapat jawaban, Kenzie malah bikin dia kesal. Tahu nggak Kenzie bilang apa pas Belvina nanya Jeno kemana, dia bilang gini,

"Ken, Jeno kemana aja sih? Lo tahu nggak?"

"Nggak usah nanya-nanya."

Udah gitu aja, habis itu dia malah narik Belvina untuk ke kantin dan minta traktir. Siapa yang nggak kesel?

Sampai sekarang pun, Belvina nggak tahu Jeno ada dimana. Belvina khawatir, apa Jeno baik-baik aja? Meskipun Jeno kemarin bilang dia nggak papa, ujung-ujungnya Belvina tetap merasa nggak tenang.

Banyak hal yang pengen dia tanya ke Jeno. Apa yang sebenarnya Jeno sembunyikan darinya? Setiap dia nanya apa hubungannya dengan Juna, Jeno selalu mengalihkan pembicaraan. Dan Juga, terselip pertanyaan tentang alasan apa yang membuat Jeno menghindar dari papanya.

"Bel, melamun lo?"

Belvina mengerjap, mengedipkan matanya ke arah Liyan yang terbaring di ranjang rumah sakit. Sahabatnya yang masih menggunakan seragam pasien itu menatap Belvina kebingungan. Muka Liyan udah nggak sepucat hari pertama masuk rumah sakit.

"Hah?"

"Lo melamun apa? Ngomong kek, jangan melamun, nanti kalau kemasukan setan susah gue ngusirnya."

Spontan, tangan Liyan yang nggak berdosa Belvina pukul begitu saja, "ngawur ngomongnya."

"Habis lo diem mulu. Kek orang pusing mikirin masalah hidup aja."

"Lo nih ya, lagi sakit masih bisa-bisanya bikin gue kesel."

Liyan terkekeh, "yang sakit kan ginjal gue bukan mulut, hehe."

Belvina menggeleng pelan, senyum di bibir Liyan bikin dia jadi senang. Selama 4 hari Liyan nggak masuk sekolah, dia merasa sedikit kesepian. Biarpun ada Han yang selalu bikin mood jadi lebih baik, tetap aja ada yang kurang.

Syukurlah, kata dokter tadi besok Liyan udah boleh sekolah. Sejujurnya Belvina masih belum paham Liyan ini sakit apa. Setiap di tanya, Liyan cuma bilang ginjalnya kesemutan makanya sering sakit. Karena Belvina orangnya rada bego ya udah sih percaya aja, Ethan dan Han juga gitu. Nggak tahu Juna, orang Belvina nggak pernah ketemu sama cowok itu lagi. Juna benar-benar menjauh.

Belvina sedih, padahal dia merasa nggak punya salah apapun ke Juna. Tapi kenapa Juna malah menjauh?

"Pulang sekolah langsung ke sini bel?"

Belvina ngangguk, "ganti baju dulu sih."

Pintu kamar inap Liyan terbuka, muncul sosok perempuan cantik dengan rambut panjang yang tergerai rapi. Itu bundanya Liyan. Sosoknya benar-benar cantik, mata bulatnya mengingatkan Belvina ke bang Garlee. Hampir mirip.

"Lama ya bel nungguin Barlee nya, maaf ya tadi tante kejebak macet."

Bunda Liyan naruh paper bag yang dia bawa ke atas meja, ada beberapa paper bag kosong juga. Kayaknya itu untuk bawa pakaian kotor Liyan deh. Soalnya sore ini Liyan bakalan pulang ke rumah.

𝙻𝚘𝚟𝚎 𝙼𝚎 𝙽𝚘𝚠 [𝟶𝟶𝙻] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang