24

196 27 12
                                    

"Hati-hati keseleo sama typo!"

|•|

Belvina udah sekolah seperti biasa, dia nggak mendekam di rumah lagi kayak kemarin-kemarin. Hari ini dia di antar dan dijemput sama papanya, nggak lagi sama Juna. Juna, cowok itu udah masuk sekolah tapi Belvina nggak ketemu sama dia. Di kelas juga nggak ada, yang ada cuma Ethan yang keasyikan main game.

Pas ditanya Juna ada dimana, Ethan cuma jawab di perpus. Nggak sendirian, tapi sama Kanzia. Belvina ya nggak mungkin mau gangguin orang yang lagi belajar. Oh iya, Belvina udah nggak takut lagi sama Ethan. Soalnya Ethan udah bersikap kayak biasa, nggak nyindir terus kayak kemarin-kemarin.

Lalu sekarang, Belvina dengan langkah kecilnya jalan sendirian di dalam mall. Iya, sepulang sekolah tadi habis mandi dan makan, dia langsung jalan sendirian ke mall. Nggak belanja pakaian atau make up, tapi dia mau ke Gramedia untuk beli buku.

Kaget kah?

Belvina serius, kali ini dia emang mau beli buku. Nggak tahu buku apa yang mau di beli, tapi dia pengen ke Gramedia aja. Mungkin nanti kalau ada buku yang menarik ataupun ada novel yang lagi hitz, dia bakal beli itu. Semalam, papa dan mamanya nanya. Nanti lulus SMA mau kuliah dimana? Belvina cuma menggeleng aja, dia masih belum kepikiran mau lanjut kuliah. Belum ada satu jurusan pun yang dia tekuni. Jujur aja, dia emang nggak mau kuliah.

Sebenarnya dia pengen ikutin jejak mama, jadi desainer. Tapi masalahnya dia nggak terlalu jago gambar. Lalu mamanya ngasi saran kalau nggak mau kuliah masuk kursus aja, kursus Wedding Organizer (WO). Belvina dengar penjelasan mamanya tentang WO itu, dan dia langsung tertarik berhubung dia juga emang suka kalau di suruh bikin dekorasi gitu. Kamarnya aja, di dekor sama dia sendiri.

Maka dari itu, dengan hati yang mantap, lulus sekolah nanti Belvina mau kursus Wedding Organizer. Sebenarnya nggak perlu kursus kalau emang udah punya keahlian di bidang itu, cuma ya tergantung masing-masing individu aja. Karena Belvina belum punya keahlian yang mumpuni di bidang itu, makanya dia harus ikut kursus dulu.

Baru masuk ke Gramedia yang untungnya nggak terlalu ramai, Belvina mulai jalan ke rak-rak buku yang pengen dia cari. Sebenarnya, dia masih belum paham apa perlu buku untuk kursus WO.

Belvina bisa aja ngajak Ethan, Han atau nggak Liyan untuk nemenin dia ke sini. Tapi dia lagi pengen sendiri, mau coba mandiri. Dia nggak mungkin bergantung sama sahabatnya itu tiap hari, ada kalanya dia harus berusaha sendiri. Sebentar lagi mereka lulus sekolah, semuanya sudah harus milih jalan hidup masing-masing. Nggak selamanya mereka harus berada di jalur dan pemikiran yang sama.

"Kayaknya harus cari novel aja deh," monolog nya. Belvina melangkah ke rak khusus novel fiksi yang tersusun di sudut sebelah kiri, tadinya pengen cari komik tapi nggak ada yang menarik.

Ada banyak novel yang berhasil nyuri perhatiannya, salah satunya novel bersampul merah muda yang lagi dia pegang sekarang. Matanya menjelajah tiap-tiap baris yang tertulis di bagian belakang novel itu. Merasa cocok, Belvina langsung beli novel itu. Novelnya mungkin laris manis, buktinya ini satu-satunya novel yang tersisa.

"Yah, udah diambil."

Belvina menoleh pas dengar suara bernada kecewa yang nggak jauh dari tempatnya berdiri. Ada sosok cewek berambut panjang dengan banyak buku di tangannya. Sekilas, mukanya hampir dengan Belvina sendiri. Tadi, Belvina sempat kaget.

"Lo mau beli novel ini?" Belvina nunjukkin novel yang mau dia beli tadi. Cewek yang ada di sebelah kanannya ini senyum, lantas dia mengangguk. "Iya, tapi udah keduluan sama kamu."

Belvina menimang-nimang sebentar, sebenarnya dia nggak terlalu suka baca cerita dalam bentuk novel lebih enak baca di aplikasi wattpad. Karena tadi penasaran sama cerita di dalam novel bersampul merah muda ini, dia jadi punya keinginan buat beli. Tapi sekarang kayaknya nggak deh.

𝙻𝚘𝚟𝚎 𝙼𝚎 𝙽𝚘𝚠 [𝟶𝟶𝙻] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang