Sepasang kaki itu nampak berlari dengan amat cepat, kini jam sudah menunjukan pukul 02:45 KST. Tapi seorang gadis nampak masih berkeliaran di luar rumah. Padahal ini merupakan waktu untuk istirahat untuk gadis seumurnya. Jalanan begitu sepi dan sunyi, tidak ada kendaraan satu pun yang melintas di jalan besar ini.
Hingga sebuah lampu cahaya dari sebuah motor yang berhadapannya itu menerangi pemandangannya. Ini begitu menyakitkan, bahkan pandangannya sempat memburan beberapa detik.
Turunlah seorang lelaki dari motor itu, melemparkan sebuah helm ke hadapannya. Jika saja ia tidak dengan sigap menangkap helm itu, pasti kini helm itu sudah membentur di kepalanya.
"Aigooo, sudah kubilang untuk menunggu ku rosé-ya. Kenapa kau nakal sekali" Rosé, gadis yang berambut blonde itu hanya memutarkan bola matanya malas. Saat mengetahui siapa sosok di balik motor itu.
"Oppa, sudah berapa kali ku bilang untuk tidak usah menjemputku. Aku hanya butuh dirimu untuk menjaga eomma"
Pria bernama lengkap Kim Jong-in itu menyentil kasar dahi milik rosé. Membuat gadis itu sedikit berdecak marah dan mengelus lembut dahi nya yang sakit itu. "Aku ini oppa mu, sudahlah kajja kau harus istirahat untuk sekolah"
Rosé pun dengan segera naik ke motor itu, ia benar-benar beruntung dapat mengenal Kim Jong-in atau sering ia sapa kai. Mereka hanya sepasang tetangga yang sama-sama berkerja keras untuk hidup.
Bedanya kai berkerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri, sedangkan rosé berkerja keras untuk menghidupi dirinya dan ibunya yang sakit jantung dan juga ginjalnya yang sedikit bermasalah.
Sendari berumur 10 tahun rosé sudah berkerja keras untuk menjadi tulang punggung di keluarganya, ia ikut berkerja di cafe milik kai. Dan hal itu dulu sempat kai tolak saat menginggat usia rosé yang dapat di bilang masih anak-anak.
Namun, karena rayuan rosé yang begitu kuat mampu membuat lelaki 28 tahun luluh. Awalnya kai tidak yakin, namun melihat rosé yang begitu giat saat berkerja membuatnya semakin membuang pikiran itu.
35 menit berlalu kini motor itu berhenti tepat di sebuah rumah yang kecil, mematikan mesin pada motor itu lalu rosé mulai turun. "Gomawwo oppa, lain kali kau tak perlu menjemputku. Cukup kau menjaga eomma aku sudah sangat berterimakasih" Ujar rosé sambil memberi helm yang sudah terlepas dari kepalanya.
"Sudah ku katakan, aku ini kakak mu. Jadi menurutlah dengan ku" Rosé hanya mampu menghela nafasnya samar.
Percuma saja jika ia berdebat dengan pria di hadapannya, dan ujung-ujungnya ia tetap akan kalah debat. "Geure, sekali lagi terimakasih untuk tumpanganya"
"Ah, aku meletakan sup rumput laut di lemari es. Kau panaskan saja eoh, tadi aku ingin membelikan mu sup kimchi tapi aku kehabisan. Besok akan ku belikan" Rosé membulatkan matanya terkejut, lagi? Itulah yang ada di pikirannya saat ini.
2 minggu belakangan ini kai sering membelikannya makanan untuk dirinya dan ibunya. Padahal rosé selalu berpesan untuk tidak membelikan makanan ataupun sejenisnya, karena ia masih mampu untuk membeli bahan panga dengan uang yang ia hasilkan dari berkerja.
Baru saja rosé ingin membuka suaranya, namun dengan gerak cepat kai kembali melontarkan kalimatnya. "Tidak usah perotes, cukup makan saja. Aku pulang, besok aku akan mengantar mu ke sekolah. Sekarang masuklah" Kai memutarkan tubuh rosé menghadap pintu rumah.
Sedangkan rosé sedikit kesal namun ia sangat bahagia dapat mengenal sosok kai yang begitu baik. "Oppa--"
"Arra. Aku akan pulang setelah kau masuk. Lagian rumah kita hanya melewati 5 rumah" Rosé tersenyum sejenak lalu mulai membuka pintu dan mulai melangkahkan kakinya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me ✔
FanfictionMereka terlahir dari rahim yang sama, memiliki golongan darah yang sama, bahkan sifat yang sama. Namun karena kesalah pahaman dari kedua orang tua mereka, membuat mereka harus berpisah jauh. Hingga tidak dapat mengenal satu sama lain, hingga waktu i...