10. Don't Leave Me

1.3K 196 5
                                    

Malam ini sepertinya malam yang amat begitu melelahkan untuk Rosé, bagaimana tidak hampir selama ia berkerja melayani setiap pengunjung yang datang ke cafe, mulut kecil milik gadis yang selalu mengikutinya itu tidak berhenti-hentinya mengeluarkannya berbagai kalimat yang tak masuk akal.

Dan kini pikiran Rosé mulai bercampur aduk, tentang kabar pernikahan yang akan dilaksanakan Ibunya itu sungguh terlalu mengejutkan untuk dirinya. Menghela nafasnya samar seraya, membuka arpon dengan logo nama cafe milik kai itu. Rosé memandang sekilas wajah cantik milik Jennie yang duduk tepat di sebarang nya.

Drrtt...

Baru beberapa langkah ia mendekat, namun gadis bermata kucing itu lebih dahulu menjawab telfon yang tersambung pada ponsel mahalnya. Dan tentu Rosé menghentikan langkahnya dan tak lain memberikan Jennie privasi untuk berkomunikasi melalui benda persegi itu.

Baru beberapa detik Rosé memandang pemandangan melalui jendela tembus pandang pada setiap sudut cafe, dan dirinya sudah dikejutkan oleh Jennie yang menangis.

"Rosé-ya... mianhae sepertinya aku tidak bisa mengantar mu" Baru hendak menayangkan apa yang terjadi pada gadis berpipi mandu ini.

Namun gadis itu terlebih dahulu melontarkan ucapannya, dan sungguh Rosé sangat tak apa jika Jennie tidak bisa mengantarkannya pulang. Karena ia juga sudah terbiasa seperti itu. "Nenekku... ia meninggalkan ku untuk selamanya"

Entah terlalu menghayati atau terdapat perasaan tersendiri, Rosé kini merasa tubuhnya sangat lemas seolah-olah kini tubuhnya baru saja tersentrum listrik bertenaga tinggi. Bahkan mulut nya pun ikut keluh tak dapat berbicara.

"Aku harus segera pulang, maafkan aku" Jennie pun segera berjalan menjauh dari Rosé dalam keadaan yang bisa di bilang cukup kacau.

"Aku akan ikut dengan mu" Rosé menahan pergerakan Jennie, membawa gadis itu ikut mengikuti langkahnya menuju jalan raya.

..........

Pagi ini pemakaman Kim Hee Sun telah usai, begitu banyak orang yang datang ke pemakaman maupun rumah duka untuk memberikan ucapan duka mereka. Dan saat ini Rosé sudah mengetahui seberapa terkenal dan berpengaruhnya keluarga dari Jennie.

Sudah dirasakan sepi, Rosé dan Ibunya mulai melangkah masuk menuju ruangan khusus berduka dimana terdapat Jennie dan Ayahnya. Sedangkan kerabatnya sedang duduk menyambut orang-orang yang datang di depan.

Setelah mendo'akan Kim Hee Sun. Rosé dan Ibunya pun segera membakar satu buah dupa dan meletakan nya tepat di sisi foto sang mediang Kim Hee Sun, Rosé mulai berjalan menuju Jennie yang tengah termenung. Matanya begitu bengkak tidak ada lagi air mata yang keluar dari mata cantiknya.

Meraih pelan tubuh mungil Jennie, Rosé pun memberikan sedikit dekapan hangatnya untuk gadis yang sedang berduka ini. "Percayalah tuhan memberikan jalan yang terbaik untuk nenek mu, pasti ia tidak sakit-sakitan lagi di sana" Ujar Rosé.

Jennie hanya menanggukan kepalanya pelan, namun tatapan matanya begitu kosong. "Bisakah kau tetap disini menemani ku" Rosé terdiam sejenak, padahal banyak teman, keluarga, bahkan kekasih Jennie yang hadir. Tapi kenapa harus dirinya?.

Rosé hanya tersenyum, "Ahjussi, aku ingin meminta izin untuk membawa Jennie eonnie mencari udara di luar" Song Jongki memanggukan kepalanya, sambil mengelus lembut puncak kepala Rosé.

Setelah membantu Jennie untuk berdiri, dengan teliti Rosé menuntun gadis itu untuk mengikuti langkah kakinya. Dan hingga keduanya sudah tidak terlihat di ruangan ini.

..........

Di dunia ini tidak ada yang abadi, dan semua orang tau itu. Siap tidak siap, rela tidak rela. Satu persatu orang yang kita sayangi akan pergi meninggalkan kita, mau itu untuk kepentingan hidupnya, maupun itu tuhan yang sudah berkehendak.

Don't Leave Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang