04. Don't Leave Me

1.5K 235 20
                                    

Ini sudah hampir jam 03 pagi, tapi mata coklat itu nampak masih setia menatap wajah damai yang tengah tertidur lemas di atas ranjang. Waktu terus berjalan, namun nampak nya gadis blonde ini sama sekali belum mendapatkan rasa kantuknya.

Ia pun memilih untuk menunggu di luar seraya ingin menjemput rasa kantuknya, walau bagaimana pun juga ia harus tertidur paling tidak 5 menit. Untuk mengistirahatkan tubuh jenjangnya ini.

Memilih duduk di kursi tunggu di depan ruangan, ia pun menyenderkan kepalanya ke tembok koridor sepi ini. Semua baik-baik saja sebelum seorang gadis membuatnya terpaksa harus membuka kembali matanya.

"Eoh? Kita bertemu lagi" Ujar gadis yang kini duduk tepat di sebelah rosé, sambil menatap arah depan.

Rosé hanya diam, tak menanggapi ucapan gadis di sampingnya. Lagian ia keluar dari ruang rawat ibunya untuk beristirahat, tapi ia bahkan tak tau jika ia sama saja tak bisa tidur. Jika di dalam ia terganggu dengan dengkuran seorang pasien yang satu ruangan dengan ibunya, dan kini di luar ia juga terganggu akan kehadiran gadis yang bahakan tak ia kenal.

"Sedang menjaga seseorang, atau menjenguk?" Dengan terpaksa rosé pun membuka kembali kedua bola matanya, sambil menghela nafasnya samar.

"Hm, ibu ku. Dan kau?"

"Nenek ku" Rosé menganggukkan kepalanya mengerti.

"Ahh, kita belum berkenalan. Aku song jennie, dan??" Rosé melirik tak yakin gadis cantik di sampingnya.

Sepertinya gadis itu merupakan seorang dengan kasta tinggi, ia tak yakin jika setelah berkenalan nati ia akan menerima dirinya. Terlebih saat gadis itu mungkin tau golongan keluarga nya yang dari kasta terbawah. Terlebih ibunya yang selalu mengingatkan dirinya untuk tak mendekati orang kaya, karena selain mereka sombong. Orang kaya juga dapat membuat hidup kita sengsara.

"Hey..." Rosé mengedipkan matanya beberapa kali. Lalu kembali memandang arah depan dengan duduk yang sedikit bergeser memberi jarak.

"Pergilah. Pasti orang tua mu sedang mencarimu sekarang"

Bukan nya pergi jennie, malah ikut bergeser mendekati rosé higga sampai di ujung kursi. Dan hal tersebut membuat rosé sedikit tak nyaman tentunya.

"Ani, aku sudah meminta izin. Jadi siapa nama mu?"

Rosé menatap kedua bola mata yang di hadapannya. "Apa kau ingin sekali mengetahui nama ku??" Tanya rosé sedikit tak yakin. Jennie gadis itu menganggukan kepalanya.

"Song rosé"

Setelah mendapatkan kalimat itu, jennie nampak membuka sedikit mulutnya dengan kedua tangan yang nenutup mulutnya itu. "Oh! Omo! Marga kita sama" Ujar jennie yang sedikit terkejut.

"Yah, tapi kita nampaknya berbeda--"

Belum sempat rosé menyelesaikan ucapannya. Jennie gadis yang baru saja ia kenal itu terlebih dahulu memotong kalimatnya. "Dimana kau tinggal--"

"Aku--"

"Sekolah??"

"Tunggu se--"

"Umur? Nomor pon--"

"Tunggu sebentar!" Tanpa sengaja rosé pun meninggikan nada bicaranya. Ini kali pertamanya gadis itu meninggikan nada bicaranya.

"Mianhae~" Ujar rosé tak enak hati.

"Gwenchana, semua orang bisa melakukannya" Sahut jennie, sambil menepuk pelan pundak rosé. "Jadi?? Berapa nomor ponsel mu. Bisakah kita berteman?"

Don't Leave Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang