5

158 26 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Park Jimin tersenyum tatkala mendapati mangkuk bubur yang ada ditangannya telah kosong. Seo Ra makan banyak malam ini. Beberapa luka di tubuh gadis manis tersebut juga telah mengering. Membuat Jimin merasa bersyukur atas hal itu. Sejujurnya, Jimin merasa begitu iba melihat keadaan Seo Ra saat ini. Gadis yang tengah duduk di atas ranjang ruang inap itu terlihat begitu lugu dan polos. Jimin tak tahu apa yang akan terjadi jika Seo Ra nekad pergi darinya. Jimin sudah berniat akan mengajak gadis itu untuk tinggal di apartemennya dalam waktu yang lama. Lagipula ia tinggal seorang diri di dalam apartemen mewahnya. Ia dan sang Ayah sudah lima tahun tinggal terpisah.

"Dimana tunangan mu, Jimin-ssi?" tanya Seo Ra sembari menatap Jimin tepat di manik abunya.

Jimin langsung terlonjak ketika mendengar pertanyaan yang baru saja Seo Ra lontarkan padanya. Pria itu baru sadar jika saja ia telah mengadakan janji dengan Perempuan yang berstatus sebagai tunangannya tersebut. Dirinya dan Rin Jun malam ini, tepatnya pukul tujuh malam. Keduanya akan menghadiri acara makan malam yang akan diadakan di rumah keluarga besar Hwang.

Manik Jimin menatap pada jam yang menggantung pada dinding ruang inap. Ia semakin meruntuki dirinya sendiri tatkala kini jam yang telah menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit. Itu tandanya kurang empat puluh lima menit lagi acara makan malam akan diadakan. Sedangkan dirinya tidak membawa pakaian ganti.

Ceklek....

Pintu ruang inap tiba-tiba saja terbuka. Menampilkan sosok Rin Jun yang sudah terlihat begitu cantik dengan mengenakan dress berwarna merah hati yang kini melekat apik pada tubuh rampingnya.

Rin Jun menatap tajam pada sang tunangan. Ia sempat menghubungi Jimin. Namun Pria itu mengabaikan panggilan darinya. Sudah teramat sering hal seperti itu terjadi. Seharusnya Pria itu telah siap untuk pergi ke acara makan malam yang diadakan oleh keluarganya. Nyatanya kini Pria itu belum ada persiapan apapun. Hal itu membuat Rin Jun merasa begitu kesal. Dugaannya tidak pernah meleset sedikitpun. Ia sudah menduga jika Jimin melupakan acara makan malam yang akan diadakan oleh keluarganya malam ini. Padahal dua hari yang lalu ia sudah memberitahu Pria itu.

"Aku menghubungimu tapi kau tidak mengangkat telepon dariku." ucap Rin Jun sembari melangkahkan kakinya mendekat pada sang tunangan.

Park Jimin mengusak surainya frustasi. Ia tidak membawa pakaian ganti. Itu tandanya ia harus pulang terlebih dulu untuk berganti baju. Dan itu akan membutuhkan waktu lama. Karena perjalanan dari rumah sakit ke rumahnya membutuhkan waktu dua puluh menit.

"Aku tidak membawa pakaian ganti. Jadi kita harus ke rumahku terlebih dulu."

Helaan napas keluar dari belah bibir Rin Jun. Ia sudah dapat menduganya, "Cepat ganti bajumu, Park Jimin." ucap Rin Jun sembari menyerahkan paper bag berisi pakaian ganti untuk sang tunangan. Ia sudah tahu akan sifat pelupa dan ceroboh Jimin. Karena sebelum bertunangan keduanya sudah bersahabat cukup lama. Ia sangat memahami Jimin, begitupula sebaliknya.

TERLARANG (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang