17

38 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Seo Ra bangun lebih pagi meskipun ia tahu jika pagi ini Bibi Lee akan datang kemari. Namun ia mencoba untuk bangun sebelum Bibi Lee datang. Semalam ia sempat menangis di dalam kamarnya. Baru kali ini ia melihat Jimin marah kepadanya. Mungkin ia juga sudah terlalu jauh karena ikut campur dengan hubungan Pria itu dan Rin Jun. Sadar jika dirinya hanya orang asing, Seo Ra berjanji pada dirinya untuk tidak mengulangi hal seperti itu lagi.

Setidaknya setelah kejadian semalam Seo Ra jadi tahu akan batasan. Ia hanyalah orang asing yang menumpang tinggal di apartemen ini. Setelah ia mendapatkan gaji pertamanya ia akan segera pergi dari sini. Menggunakan uang gaji pertamanya itu untuk menyewa sebuah flat kecil yang sekiranya nyaman untuk ditinggali. Lagipula ia tak ingin menjadi benalu di dalam hidup seseorang.

Seo Ra membuka lemari pendingin guna mengambil daging yang ada di dalamnya. Ia melihat masih banyak stok sayur yang terdapat di dalam lemari pendingin tersebut. Lantas ia segera mengambil beberapa sayuran yang ada didalamnya untuk bahan masakannya pagi ini.

"Kau sudah bangun." ucap Jimin yang membuat Seo Ra tersentak. Ia segera berbalik guna menatap pada Jimin yang kini tengah berdiri dihadapannya dengan masih mengenakan baju tidur dan surai yang masih berantakan khas bangun tidur.

"Kau juga sudah bangun."

Jimin mengangguk, "Aku haus dan ingin mengambil minum di kulkas. Dan kenapa kau bangun sepagi ini?"

"Aku ingin memasak untukmu. Apa kau masih marah padaku?" tanya Seo Ra.

Jimin mengernyit, "Marah?"

Jadi Seo Ra mengira jika semalam dirinya marah. Ia tidak benar-benar marah. Jimin hanya merasa kesal dengan kelakuan tunangannya. Dan ucapan dari Seo Ra juga membuat dirinya merasa semakin kesal. Padahal Jimin sama sekali tidak berniat untuk memarahi Seo Ra.

"Maafkan aku. Mungkin aku terlalu ikut campur. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

Seo Ra merasa takut jika Jimin marah kepadanya. Semalam ia sempat menangis di dalam kamarnya. Menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah terjadi. Sebaik apapun Jimin dan Rin Jun kepadanya dirinya hanya orang asing yang baru saja masuk ke dalam kehidupannya. Tidak sepantasnya ia ikut campur atas hubungan kedua pasangan tersebut.

"Aku tidak marah. Hanya merasa kesal saja semalam."

"Benarkah kau tidak marah?"

Jimin mengangguk sebagai jawaban. Tangannya terulur untuk membuka lemari pendingin guna mengambil sebotol air mineral yang ada di dalamnya. Pria itu membuka tutup botolnya. Lalu meminumnya hingga menyisakan setengahnya. Dan setelahnya kembali memasukkan botol air mineralnya ke dalam kulkas.

"Kau tidak perlu repot memasak. Bibi Lee akan datang sebentar lagi." ucap Jimin.

Kehadiran Seo Ra di dalam apartemennya setidaknya membuat keadaan apartemennya tak lagi hening. Ia memang memiliki Rin Jun sebagai tunangannya. Perempuan itu juga begitu peduli padanya. Sering datang untuk mengisi lemari es nya. Namun keduanya tidak saling mencintai. Rin Jun telah memiliki kekasih. Dan selama ini hanya menjadikan Jimin sebagai alat untuk menutupi kisah cintanya yang tak mendapat restu dari keluarganya.

TERLARANG (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang