16

32 6 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Keadaan di dalam mobil terasa hening. Dalam perjalanan pulang Jimin dan Seo Ra hanya saling terdiam. Dengan Jimin yang sibuk menyetir, sedangkan Seo Ra sedari tadi hanya bisa menatap kearah jalanan yang nampak begitu ramai oleh kendaraan berlalu lalang. Waktu belum cukup malam. Hanya saja biasanya di jam ini ia sudah tertidur pulas karena keesokan harinya ia harus bangun pagi untuk membersihkan rumah dan memasak menu sarapan untuk sang pemilik apartemen. Seo Ra sadar jika dirinya hanya menumpang di apartemen Jimin. Jadi sebisa mungkin ia bisa bersikap sopan di dalam apartemen orang. Ia tidak mungkin hanya bersantai ria. Meskipun Jimin berulang kali melarangnya untuk membersihkan apartemen karena dua hari sekali akan ada yang datang untuk membersihkan apartemennya.

"Jika tidak ingin kejadian seperti tadi sore terulang kembali. Kau bisa menunggu di dalam kedai saat aku belum menjemputmu."

Ucapan yang baru saja keluar dari belah bibir Jimin lantas membuat Seo Ra seketika mengalihkan atensi sepenuhnya pada Pria yang duduk di sampingnya. Jimin begitu baik kepadanya. Padahal keduanya belum cukup lama saling mengenal satu sama lain. Tapi seolah Pria itu sudah menjadikan dirinya seorang teman baik.

"Maaf selalu merepotkan mu. Mungkin besok aku bisa naik bus saja. Agar tidak selalu merepotkan mu dan Rin Jun Eonni."

Mendengar nama tunangannya disebut membuat Jimin merasa kesal. Pasalnya Rin Jun selalu saja bersikap seenaknya. Dan kini ia yakin bahwa sang tunangan tengah berada di rumah kekasihnya untuk menginap. Jimin mencoba melindungi nama baik sang tunangan dari keluarganya maupun keluarga Rin Jun. Namun Perempuan itu sepertinya seolah tidak peduli dengan hal itu. Cintanya kepada kekasihnya sudah begitu dalam hingga membuat Rin Jun seringkali bersikap bodoh.

"Aku tidak merasa repot."

Seo Ra tersenyum, "Terima kasih kalau begitu."

Hanya ucapan terima kasih yang dapat Seo Ra berikan kepada Jimin. Sebab ia tidak punya apapun untuk membalas kebaikan yang telah Jimin berikan kepadanya.

"Apa kau tidak ingin lapor ke polisi saja? Agar kau merasa tenang. Aku rasa dia akan terus mengganggumu nantinya."

Seo Ra terdiam. Ia masih mempunyai rasa iba kepada Kim Taehyung. Biar bagaimanapun banyak kebaikan yang telah Taehyung berikan kepadanya. Banyak kenangan indah yang telah keduanya lalui bersama. Meskipun kini ia dan Taehyung sudah tidak lagi berhubungan baik. Namun rasanya ia tidak mungkin melakukan hal seperti itu kepada seseorang yang pernah ia anggap seperti kakaknya sendiri. Mungkin seiring berjalannya waktu Taehyung akan berubah. Pria itu adalah orang baik. Hanya saja perasaan cinta yang salah telah merubahnya menjadi Pria yang tidak punya hati hingga tega melecehkannya.

"Biar bagaimanapun dia pernah begitu baik kepadaku."

"Kau akan terus diganggu olehnya. Dan takutnya lagi dia akan memperlakukanmu seperti malam itu."

"Aku akan mencoba untuk berhati-hati."

"Kalau begitu terserah kau saja. Dia sudah pernah hampir memperkosa mu. Dan hal buruk akan kembali terjadi jika dia masih saja berkeliaran disekitar mu."

Karena ucapan Jimin seketika otak Seo Ra kembali mengingat kejadian di malam itu. Malam dimana dirinya mendapatkan pelecehan dari sahabat baiknya. Sampai pada akhirnya ia berhasil melarikan diri dan diselamatkan oleh Pria baik seperti Park Jimin.

Melihat Seo Ra terdiam, Jimin tidak ingin melanjutkan ucapannya lagi. Ia mengerti bahwa Seo Ra masih merasa trauma atas apa yang pernah terjadi.












🍁🍁🍁🍁




Keduanya kini telah masuk ke dalam apartemen. Jimin melepas sepatu yang digunakannya lalu menaruhnya di rak sepatu yang berada di dekat pintu. Ia masih merasa kesal atas apa yang telah dilakukan oleh Rin Jun kepadanya. Ia sadar jika selama ini ia selalu banyak diam dan mengalah dengan kelakuan seenaknya sang tunangan. Namun semakin lama kelakuan tunangannya benar-benar sudah sangat keterlaluan.

"Istirahatlah. Ini sudah malam." ucap Seo Ra sembari tersenyum. Ia menyadari akan perubahan wajah Jimin. Mungkin Pria itu merasa kesal karena tunangannya tidak datang. Padahal Rin Jun sendiri yang mengajaknya untuk makan malam bersama.

"Sepertinya aku akan membuat segelas cokelat panas terlebih dulu. Aku rasa dengan segelas cokelat panas bisa membuat perasaan menjadi sedikit lebih baik."

Park Seo Ra sadar jika saja kini Jimin tengah merasa sakit hati karena Rin Jun yang tidak datang ke acara makan malam yang Perempuan itu rencanakan sendiri.

"Biar aku buatkan."

Seo Ra hendak melangkahkan kakinya untuk pergi kearah dapur namun langkah kakinya seketika terhenti saat Jimin tiba-tiba saja menggenggam tangan kanannya dengan sangat erat.

"Aku bisa membuatnya sendiri." ucap Jimin dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan Seo Ra.

Manik Seo Ra menatap pada manik abu Jimin yang terlihat begitu indah. Keduanya saling bertatapan, mengangumi bagaimana indahnya rupa yang kini terlihat di depannya. Bagi Jimin wajah Seo Ra terlihat begitu lugu dan juga polos. Bagi Seo Ra Pria yang kini menatapnya ini adalah Pria yang sangat tampan. Jimin juga memiliki hati yang sangat baik. Bahkan kini jantungnya dapat berdetak kencang karena tatapan intens Jimin kepadanya.

Sadar jika ini salah, Akhirnya Seo Ra pun mencoba mengalihkan atensinya kearah lain. Ia juga spontan menarik tangannya dari genggaman tangan Jimin. Tidak seharusnya ia memiliki perasaan seperti ini kepada Jimin. Meskipun itu hanya sebatas mengagumi. Jimin sudah memiliki seorang tunangan. Dan tunangannya pun juga begitu baik kepadanya.

"Tak apa. Aku akan membuatkan segelas cokelat hangat untukmu. Aku tahu kau mungkin merasa sakit hati karena Rin Jun Eonni yang tiba-tiba saja memberi kabar jika dia tidak bisa datang. Aku mohon untuk berpikir positif. Mungkin dia ada urusan mendadak yang membuatnya tidak bisa untuk datang. Aku harap kau tidak marah padanya." ucap Seo Ra yang mencoba untuk menenangkan Jimin. Ia berharap karena hal ini Jimin tetap bisa berpikir positif kepada Rin Jun. Karena menurutnya keduanya adalah pasangan yang serasi. Seo Ra juga tidak ingin hanya karena masalah ini hubungan kedua pasangan tersebut menjadi tidak baik-baik saja.

"Kau tidak tahu apapun tentang masalah ini. Aku harap kau tidak ikut campur padaku dan Rin Jun." ucap Jimin yang membuat Seo Ra seketika tersentak. Ia tidak menyangka jika ucapannya barusan membuat amarah Jimin semakin tersulut.

"Maafkan aku. Hanya saja aku tidak ingin kau dan Eonni bertengkar hanya karena masalah makan malam ini. Kau terlihat sangat kesal sedari kita pulang dari Restauran."

Seo Ra tidak akan mengerti atas apa yang telah terjadi. Bagaimana hubungan Jimin dan Rin Jun yang sebenarnya. Rin Jun yang tidak pernah mencintai Jimin namun selama ini Jimin masih cukup peduli pada tunangannya itu. Ia juga tidak akan memberitahukan hal ini kepada Seo Ra. Karena biar bagaimanapun Seo Ra adalah orang yang baru saja masuk ke dalam kehidupannya.

"Aku tidak suka kau ikut campur urusanku dengannya." ucap Jimin.

Setelah mengatakan hal tersebut Jimin lantas melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Seo Ra yang masih setia berdiri dengan manik yang berkaca-kaca. Niat Jimin untuk meminum cokelat hangat guna membuatnya merasa sedikit tenang pun akhirnya urung. Dan kini Seo Ra merasa bersalah atas apa yang telah diucapkannya. Seharusnya ia sadar diri jika dirinya adalah orang asing. Tidak seharusnya ia ikut campur urusan Jimin dan juga tunangannya.

TERLARANG (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang