Meskipun hari ini Bibi Lee datang kembali untuk memasak dan membersihkan apartemen Jimin. Namun Seo Ra tetap membantu Perempuan paruh baya tersebut. Bangun pagi memang sudah menjadi kebiasaan untuk gadis manis tersebut. Saat tinggal bersama Taehyung pun gadis itu selalu bangun pagi guna memasak sarapan untuk temannya itu.
"Nona tunggu saja di meja makan. Biar saya yang memasak." ucap Bibi Lee.
Seo Ra tetap meneruskan kegiatan memotong bawangnya. Hal seperti ini sudah biasa ia lakukan. Lagipula ia sadar diri jika saat ini dirinya hanya menumpang di apartemen milik Jimin. Tidak mungkin dirinya bersantai ria. Pria itu sudah terlalu baik untuknya.
"Biar aku membantu Bibi. Tolong jangan melarang ku melakukan ini. Aku hanya menumpang disini. Tidak mungkin aku hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun."
Bibi Lee tersenyum. Ia sempat mengira jika saja gadis yang kini tengah tinggal di apartemen majikannya ini adalah sepupu Jimin. Namun saat Seo Ra sendiri yang mengatakan padanya jika gadis itu adalah orang asing cukup membuat Bibi Lee terkejut. Pasalnya sang Tuan muda tidak pernah membawa masuk perempuan lain ke apartemen ini kecuali Rin Jun yang berstatus sebagai tunangannya. Bibi Lee juga begitu akrab dengan Perempuan baik hati tersebut. Rin Jun adalah seseorang yang muda akrab dengan orang lain. Rasanya tidak pantas jika sang tuan muda mengajak seorang gadis yang tidak memiliki status apapun di dalam apartemennya karena status Jimin adalah tunangan dari Rin Jun.
"Jika ada saya Nona tidak perlu bangun pagi untuk bersih-bersih." ucap Bibi Lee sembari tersenyum. Gadis yang berada di sebelahnya ini terlihat begitu manis. Jika saja Puteri pertamanya masih hidup mungkin saja ia akan seumuran dengan Seo Ra.
"Aku sudah biasa bangun pagi untuk bersih-bersih. Bibi Lee tidak perlu khawatir."
Bibi Lee tersenyum, "Kalau boleh saya tahu berapa usia Nona sekarang."
Seo Ra terdiam untuk sesaat. Lalu setelahnya berucap, "Dua puluh tiga tahun."
Benar saja dugaan Bibi Lee. Jika saja Puteri pertamanya masih hidup sang Puteri seumuran dengan Seo Ra. Berada dekat dengan Seo Ra membuat Bibi Lee merasa rindu dengan Puterinya yang telah meninggal empat tahun lalu karena penyakit leukimia yang di deritanya. Perjuangan Puterinya telah selesai. Sejak kecil sang Puteri merasakan sakit yang teramat sangat. Namun masih berusaha untuk tetap bertahan demi keluarga yang menyayanginya. Pun pada akhirnya Tuhan lebih menyayangi sang Puteri untuk ditempatkan di dalam surganya. Dan kini sang Puteri tidak lagi merasakan sakit.
"Kalau saja Puteriku masih hidup. Dia seumuran denganmu, Nak."
Seo Ra menghentikan aktifitas memotong sayurannya. Lantas ia menatap pada Bibi Lee yang kini juga tengah menatap kepadanya. Ia dapat melihat perubahan raut wajah Perempuan paruh baya tersebut.
"Kalau saja Eomma masih hidup mungkin dia juga seusia mu, Bi."
Mendengar hal tersebut lantas membuat Bibi Lee tanpa merasa ragu menarik Seo Ra ke dalam pelukannya. Ia memang tidak tahu asal-usul gadis manis tersebut sampai akhirnya bisa tinggal di apartemen ini. Namun Bibi Lee yakin jika Seo Ra adalah gadis yang baik.
Seo Ra semakin mempererat pelukannya pada tubuh Bibi Lee. Meskipun rasanya berbeda dengan pelukan sang Ibu. Namun setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa rindunya pada Perempuan yang begitu disayanginya tersebut.
🍁🍁🍁🍁
Ini adalah hari kedua Seo Ra bekerja di kedai ice cream milik Rin Jun. Ia begitu menikmati pekerjaannya saat ini. Karena dengan ini ia akan mendapatkan uang untuk menyewa sebuah tempat tinggal yang sederhana. Harapan Seo Ra adalah cepat pergi dari apartemen Jimin. Bukan karena tidak nyaman berada di sana. Ia hanya merasa tidak enak dengan Rin Jun. Apalagi perlakuan baik Jimin kepadanya. Jika mengingat kejadian semalam saat Jimin menggendongnya dari kamar tamu ke dalam kamar. Pria itu juga sempat mengelus lembut pipinya. Sebagai seorang gadis normal ia hanya takut jatuh kepada pesona seorang Park Jimin. Sedangkan status Pria itu adalah tunangan dari Rin Jun, seorang Perempuan yang juga begitu baik kepadanya.
Manik Seo Ra menatap pada seorang Pria bertubuh tinggi yang kini tengah berjalan mendekat. Tubuh Seo Ra seketika bergetar mengetahui siapa yang datang. Itu adalah Pria yang sempat melecehkannya. Pria yang pernah begitu baik kepadanya. Namun pada akhirnya memberikan sebuah luka di dalam hatinya karena perlakuan bejatnya.
Dengan rasa takut Seo Ra mencoba untuk mematri sebuah senyuman. Ia harus tetap profesional dalam bekerja meskipun dirinya merasa takut karena kehadiran Kim Taehyung. Akan tetapi ia yakin jika Pria itu tidak akan berani menyakitinya di tempat umum seperti ini. Lagipula ia bisa berteriak dan pasti akan banyak yang menolongnya kalau saja Taehyung berani macam-macam kepadanya.
Seo Ra menatap pada Nora yang kini berjalan kearahnya dengan membawa buku menu di tangannya. Dengan cepat ia segera mendekat kepada gadis berparas cantik tersebut.
"Nora. Aku ingin buang air kecil. Bisa kau layani dia?"
Nora mengangguk. Dan setelahnya Seo Ra melangkahkan kakinya untuk pergi ke kamar kecil. Sebenarnya itu hanya alasan Seo Ra saja agar dirinya bisa menjauh dari Taehyung. Dan untung saja Nora datang disaat yang tepat.
Seo Ra dapat bernapas lega tatkala dapat menghindari Pria yang membuat dirinya merasa sakit hati akibat perlakuannya. Ia tak ingin lagi bertemu dengan Taehyung apapun yang terjadi. Sebab Pria itu membawa rasa trauma tersendiri untuknya.
Kim Taehyung tahu jika saja Seo Ra mencoba untuk menghindarinya. Bahkan ia dapat melihat dengan jelas perubahan raut wajah gadis manis tersebut ketika mendapati dirinya yang tengah berjalan mendekat. Seo Ra nampak ketakutan. Namun tetap berusaha untuk memaksakan sebuah senyuman terpatri pada belah bibirnya. Sejujurnya Taehyung merasa rindu akan gadis manis yang pernah tinggal bersamanya tersebut. Oleh karena itu ia mendatangi kedai ice cream tempat Seo Ra bekerja. Namun Seo Ra malah mencoba untuk menghindarinya.
Rasanya Taehyung ingin sekali membawa Seo Ra kembali ke rumahnya. Karena rumahnya terasa begitu sunyi ketika gadis manis itu pergi.
"Tuan mau pesan apa?" tanya Nora sembari memberikan buku menu yang ada ditangannya.
"Semangkuk ice cream dengan rasa strawberry."
Sedangkan disisi lain. Seo Ra yang kini masih berada di dalam kamar mandi pun merasa bingung. Hendak keluar namun ia takut jika harus bertemu dengan Taehyung. Namun ia merasa bersyukur karena sebentar lagi masuk jam makan siang. Ia bisa meminta izin pada Nora untuk makan siang terlebih dahulu. Karena ia merasa trauma atas apa yang pernah Taehyung lakukan kepadanya. Jika mengingat perlakuan kejam Taehyung kepadanya membuat Seo Ra rasanya ingin menangis. Padahal dulunya keduanya adalah sahabat baik. Namun persahabatan keduanya harus berakhir karena perlakuan Kim Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERLARANG (PJM)
RomancePark Jimin menolong gadis yang nyaris menjadi korban pemerkosaan. Namun siapa sangka jika pada akhirnya keduanya masuk kedalam sebuah kisah cinta terlarang. Jimin mencintai Park Seo Ra, begitupun sebaliknya. "Aku mencintaimu, Park Seo Ra." Park Ji...