12

56 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Jimin telah mengantarkan Rin Jun sampai di depan rumahnya. Namun Perempuan itu seperti enggan turun dari dalam mobilnya meskipun Jimin telah membukakan pintu untuknya.

"Aku tahu mobilku bagus. Jadi cepatlah turun." ucap Jimin yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari sang tunangan.

"Ayo ikut aku masuk. Aku akan berpamitan untuk menginap di apartemen mu malam ini." ucap Rin Jun sembari tersenyum.

Jimin menggelengkan kepalanya, "Tidak. Aku tahu niat buruk mu."

Tentu saja Jimin tahu niat Rin Jun. Perempuan itu meminta izin untuk menginap di apartemennya dengan alasan ingin menemani Jimin. Namun itu hanya alasan Rin Jun saja agar Perempuan itu bisa menginap di apartemen kekasihnya. Hal seperti itu sudah sering Rin Jun lakukan, hingga membuat Jimin merasa ingin marah karena selalu saja nama baiknya yang digunakan oleh Rin Jun untuk kepetingan pribadinya.

"Sekali ini saja." ucap Rin Jun penuh permohonan, "Aku sudah lama tidak menginap di tempat kekasihku."

Kali ini Jimin tidak akan merasa luluh ataupun kasihan. Rin Jun sudah terlalu sering menggunakan namanya sebagai alasan untuk kepentingan pribadinya bersama dengan kekasih gelapnya.

Park Jimin menarik tangan Rin Jun untuk keluar dari dalam mobilnya. Hal itu tentu saja membuat Perempuan itu merasa begitu kesal dengan perlakuan Jimin kepadanya.

"Kau cari alasan yang tidak menyangkut pautkan diriku." ucap Jimin pada Rin Jun.

Rin Jun menggenggam tangan Jimin saat Pria itu hendak melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam mobil. Perempuan itu memasang raut wajah penuh kesedihan. Namun hal itu tetap tidak membuat Jimin merasa iba karena sudah tahu bagaimana watak tunangannya. Pria itu hendak menyentak tangan sang tunangan namun ia sadar jika di tempat ini dikelilingi oleh cctv. Ia tidak mau orang tua Rin Jun berpikir macam-macam jika melihat perlakuannya pada sang tunangan.

"Kali ini saja. Aku ingin menginap di tempatnya."

"Kau bisa mencari alasan lain." ucap Jimin sembari menarik tangannya dari genggaman sang tunangan, "Aku harus segera pulang. Jadi tolong cari alasan lain. Jangan menggunakan namaku terus untuk kau bisa bersenang-senang dengan kekasihmu." ucap Jimin sedikit lirih karena takut ada orang lain yang akan mendengarkannya.

"Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan memaksa. Hati-hati di jalan."

Park Jimin mengangguk. Lantas masuk ke dalam mobilnya. Menyalakan mesin mobil mewah tersebut. Lalu menjalankannya. Meninggalkan Rin Jun yang kini masih setia berdiri dengan manik yang menatap pada mobil Jimin yang berjalan keluar melewati gerbang rumahnya. Ia merasa Jimin berubah. Meskipun Jimin suka marah-marah kepadanya, namun tidak biasanya Jimin bersikap kasar kepadanya. Sebelumnya Jimin tidak pernah menarik tangannya untuk keluar dari dalam mobilnya. Apa Jimin merasa sangat kesal padanya hingga bersikap demikian. Atau mungkin selama ini Rin Jun sudah keterlaluan pada Jimin. Menjadikan Pria itu alasan agar dirinya bisa selalu bersama dengan Namjoon.

"Aku akan berusaha untuk membuatmu bahagia." monolog Rin Jun.

Rin Jun bertekad akan mendekatkan Jimin dengan Seo Ra. Pria itu juga harus memiliki seorang kekasih. Karena keduanya tidak akan mungkin menikah. Seiring berjalannya waktu Rin Jun juga akan mengungkapkan semuanya. Meskipun hal itu akan membuat kedua orang tuanya marah. Atau bahkan sampai membencinya. Ia akan menerima segala macam kemungkinan buruk yang akan terjadi. Sebab rasa cintanya kepada Kim Namjoon teramat besar. Karena hanya bersama dengan Pria itu membuat dirinya merasa nyaman. Tak peduli jika orang lain memandang buruk kekasihnya. Bagi Rin Jun Pria yang dicintainya saat ini adalah yang terbaik.
















🍁🍁🍁🍁






Setelah memasukkan password apartemennya Jimin pun melangkahkan kakinya untuk masuk. Ia melepas sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu yang berada di samping pintu. Lantas setelahnya Pria itu melangkahkan kakinya. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Seo Ra yang tengah tertidur meringkuk di atas sofa dengan televisi yang masih menyala. Segera Jimin mengambil remote yang berada di atas meja dan menekan tombol off untuk mematikan televisi.

Menatap sejenak pada gadis manis yang tengah tertidur tersebut. Lalu setelahnya Jimin berjalan mendekat. Entah kenapa ia merasa dengan kehadiran Seo Ra di dalam hidupnya membawa arti tersendiri untuknya. Keadaan apartemennya yang tak lagi hening seperti sebelumnya. Selain merasa memiliki seorang teman Jimin juga merasa nyaman dengan kehadiran gadis manis tersebut.

Dengan perlahan Jimin membawa tubuh Seo Ra untuk digendongnya ala bridal style. Tubuh Seo Ra terasa sangat ringan di dalam gendongannya. Bagi Jimin gadis yang berada di dalam gendongannya ini sangat manis. Wajah Seo Ra memiliki kecantikan yang natural. Memiliki bibir plum berwarna merah muda yang sama seperti dengan dirinya. Alisnya terlihat tebal sempurna dengan bulu mata yang tidak terlalu panjang namun terlihat begitu indah.

Setelah menatap wajah cantik Seo Ra selama beberapa detik. Lantas Jimin melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar tamu yang kini telah ditempati Seo Ra. Kamar tersebut terlihat begitu rapi. Membuat Jimin merasa senang karena dengan kehadiran Seo Ra membuat apartemennya nampak begitu bersih dan rapi. Gadis itu sangat rajin bersih-bersih. Meskipun selama dua hari sekali Jimin sudah menyuruh seseorang untuk membersihkan apartemennya.

Dengan perlahan Jimin merebahkan tubuh Park Seo Ra di atas ranjang. Mata gadis manis tersebut masih terpejam sempurna. Jimin kembali menatapnya dengan begitu lekat. Ingatannya kembali berputar ketika dirinya pertama kali bertemu dengan gadis manis tersebut. Seo Ra terlihat begitu menyedihkan dengan air mata yang membasahi wajahnya. Pipinya terlihat lebam dan sudut bibirnya robek. Namun kini luka tersebut tidak lagi terlihat. Wajah Seo Ra kini terlihat semakin cantik tanpa adanya lebam di pipi.

Tangan Jimin perlahan terulur untuk menyentuh lembut pipi Seo Ra. Mengelusnya dengan sangat lembut. Namun saat gadis itu bergerak gusar dalam tidurnya buru-buru Jimin menjauhkan tangannya dan segera meraih selimut untuk menutupi sebagian tubuh Seo Ra.

"Manis."

Setelah mengucapkan hal tersebut. Lantas Jimin segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam kamar yang kini ditempati oleh Seo Ra. Menutup pintu dengan begitu perlahan agar tidak mengganggu tidur gadis manis tersebut.

Setelah kepergian Jimin dari dalam kamar tersebut sepasang manik indah terbuka. Seo Ra telah terbangun ketika Jimin menggendong gadis tersebut dan membawanya masuk ke dalam kamar. Jantung Seo Ra dibuat berdetak kencang atas perlakuan yang Jimin lakukan kepadanya. Pria itu menyentuh pipinya dan mengelusnya dengan sangat lembut. Membuat debar-debar di dadanya. Bagaimana Jimin bisa melakukan hal seperti itu kepadanya. Sedangkan status Pria itu telah bertunangan. Pun Perempuan yang menjadi tunangan Jimin sangatlah baik.

"Sebelum semuanya terlambat. Aku harus cepat pergi dari sini." monolog Seo Ra.

Seo Ra akan menunggu gajinya keluar untuk menyewa sebuah flat. Baginya Jimin adalah Pria yang baik. Akan tetapi ia takut terjatuh ke dalam pesona Pria yang telah memiliki tunangan tersebut. Sekeras apapun ia berusaha untuk mencegah perasaannya agar tidak jatuh kepada Jimin. Namun jika perlakuan Pria itu begitu manis padanya. Seo Ra yakin jika cepat atau lambat dirinya akan menaruh perasaan kepadanya. Lebih baik ia pergi untuk mencegahnya.

TERLARANG (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang