22

31 6 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Setelah makan malam Seo Ra memutuskan untuk duduk terdiam di taman belakang rumah. Jimin tengah mengobrol bersama dengan Neneknya. Jadi ia lebih memilih untuk tidak mengganggu waktu keduanya bersama. Ia memutuskan untuk duduk di taman belakang rumah ini. Sebelumnya ia tidak tahu jika di rumah ini terdapat taman belakang yang luas. Namun saat membantu Bibi Jung mencuci piring. Perempuan paruh baya tersebut memberitahu padanya jika di rumah ini terdapat taman belakang yang luas dengan ditumbuhi banyak bunga.

Helaan napas berat keluar dari belah bibir Seo Ra. Rasanya hampa sekali. Sedari tadi ia hanya duduk terdiam dengan manik yang sesekali mendongak untuk menatap bulan dan bintang yang berada di atas langit. Disaat seperti ini ia merasakan rindu pada Ibunya. Hidup seorang diri sangatlah berat. Namun pada kenyataannya kini ia hanya hidup sebatang kara. Dan harus tetap melanjutkan hidup selama dirinya masih bernapas.

Tanpa sadar air mata Seo Ra menetes. Ia membiarkan wajahnya basah oleh air matanya. Rasa sesak di dadanya kian menjadi ketika ia memejamkan matanya agar bisa membayangkan wajah sang Ibu. Hanya dengan cara ini ia bisa mengenang semuanya. Foto Ibu dan juga foto keluarga kecilnya tertinggal di rumah Taehyung. Sampai saat ini ia tidak berani kembali ke rumah itu untuk mengambil semua barang-barangnya.

"Aku mencari mu. Ternyata kau disini." ucap Jimin sembari melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah bangku kayu yang diduduki oleh Seo Ra.

Gadis manis tersebut lantas segera menghapus air matanya menggunakan punggung tangan. Ia tidak ingin Jimin melihat dirinya tengah bersedih.

Jimin mendudukkan dirinya tepat disamping Seo Ra. Ia menatap pada mata Seo Ra yang berair. Ia sadar jika saja gadis yang duduk disebelahnya ini baru saja menangis.

"Aku dari tadi disini."

"Kau kenapa?" tanya Jimin.

"Aku baik-baik saja."

"Kau baru saja menangis. Ada apa denganmu?"

Seo Ra menggelengkan kepalanya, "Mataku baru saja kemasukan sesuatu. Jadi rasanya perih sekali."

Jimin mendekatkan wajahnya pada wajah Seo Ra, "Mana coba aku lihat."

Hal itu sontak membuat Seo Ra tersentak tatkala wajah keduanya yang kini begitu dekat. Hingga Seo Ra dapat merasakan hembusan napas Jimin menerpa wajahnya. Untuk sesaat gadis manis tersebut terdiam dengan jantung yang berdetak kencang.

Wajah Jimin terlihat begitu tampan ketika dilihat dari jarak yang begitu dekat seperti ini. Perempuan mana yang tidak tertarik dengan paras tampan seorang Pria. Apalagi Pria tersebut juga memiliki hati yang baik.

"Sudah tidak ada. Mataku sudah baik-baik saja." ucap Seo Ra sembari mendorong dada Jimin agar segera menjauhkan wajahnya.

"Ini sudah malam. Kenapa tidak masuk rumah?" tanya Jimin pada Seo Ra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TERLARANG (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang