🍉☀️

12.3K 1.2K 67
                                    

- Malam hari -

*tingtong
Bel rumah berbunyi,

"Haechan, buka pintunya sana", ucap Johnny kepada si bungsu

"Okay daddy", Haechan berjalan menuju pintu depan dan membuka pintu nya.

Haechan terpaku, ada sosok tinggi di depannya. Menggunakan jas hitam, rambut yang di tata rapi, wangi mint yang menyapa indra penciuman nya. Mata Haechan seakaan tak mau lepas memandang sosok di depannya, membuat yang di tatap kebingungan.

Makin merasa tak nyaman, yang ditatap melambaikan tangan di depan muka Haechan, "Hey? Lo kenapa?"

Haechan tersadar dari lamunannya, pipi dan telinganya terasa panas kali ini lalu dia menunduk dalam,

"M-maaf, anaknya om Jae ya?", di jawab deheman oleh pria tadi

Hendery menghampiri Haechan, melihat ada yang aneh dari adiknya dia mengerutkan dahi "Sakit lo ndut?"

Haechan menoleh pada kakaknya, "Engga kok abang urus ya, Echan mau ke kamar ganti baju dulu" di balas anggukkan

Lalu dia lari secepat kilat menuju kamarnya, sang Ayah yang melihat itu hanya menggeleng kan kepala lalu ikut menyusul Hendery. Disana anak sulungnya terlihat sedang berbicara dengan seorang laki-laki tampan.

"Mark ya?", tanya Johnny memastikan.

"Eh-iya om" jawab Mark

"Wah makin ganteng ya, ga kaya Dery makin burik."

Dery hanya menatap datar ayahnya, merasa tak terima dirinya di katai burik. Sedangkan Mark sendiri hanya cengar cengir. Padahal menurut temannya Dery memang burik.

"JOHNNY!" teriak Jaehyun yang tiba tiba datang

"Jae jangan teriak teriak gitu, nanti david bangun" ucap Taeyong yang di panggil Tiway atau bubu, lalu menjewer telinga suaminya.

Jaehyun mah cengar cengir aja, merasa tak bersalah.

Johnny, Mark yang melihat kelakuan mereka hanya mendengus geli. Hendery? Ah dia sudah kembali masuk, di panggil mommynya. Biasalah.

"Masuk Jae, langsung ke ruang makan aja. Ada Chitta disana" di balas anggukan serempak

Sampai di ruang makan, Ten yang melihat Taeyong langsung sumringah dan langsung cepaka cepiki sibuk sendiri. Mungkin bergosip.
Tak lama, Haechan yang sudah rapi itu turun ke bawah dan ikut bergabung. Merasa sudah semua, Johnny selaku tuan memulai acara makan malam tersebut. Kayak mau lamaran euy.

"Nah udah pas nih, kita mulai aja makan malamnya", semua mengangguk dan tidak lupa sebelumnya berdoa dahulu.

Acara makan berlangsung, suasananya begitu hangat. Mereka semua bercanda riang.

"John, itu siapa?" tanya bubu sambil menunjuk Haechan

"Anak bungsu, Haechan namanya. Chan ngomong." ucap Johnny, dan Haechan balas dengan anggukan

Haechan mengangkat kepalanya, lalu berbicara "Haechan tante"

"Yaampun, manis banget. Namanya juga bagus, sesuai. Perfect lah. Jangan panggil tante, panggil bunda aja ya" balas bubu dengan senyum lebar,

"Oh iya! Kenalin juga ini anak anak bunda. Kalian kenalan dong, masa diem diem aja kek patung!"

"Kenalin kak, Sungchan!" ucap laki-laki berbadan tinggi seperti tiang

"Jeno" ucap Jeno menatap Haechan dengan senyum manis yang terpatri

"Kalo yang bunda gendong, namanha siapa?" tanya Haechan

"David, kaya kecebong ya Chan?" bukan bubu yang menjawab namun Jaehyun. Jawaban Jae menimbulkan gelak tawa, Haechan hanya terkekeh. Sedangkan bubu sudah memelototi Jaehyun.

Kampret, batinnya.

"Mark" ucap seseorang yang mengulurkan tangannya, Haechan kaget lalu teringat kejadian di pintu tadi

Dia membalas uluran tangan tersebut, "Haechan"

Mommy, tangannya Mark halus banget- jeritnya dalam hati. Rona di pipinya muncul lagi. Haechan malu. Biasanya malu-maluin.



。。。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kuat lihat Mark bentukan begitu?
Saya sih tidak ༎ຶ‿༎ຶ

Cape ga bacanya?

Jangan lupa vote + komen yuuu,,, ♡!

-sτrᥲᥕᑲᥱrrу mіᥣk- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang