🍉☀️

11.2K 1.1K 92
                                    

Hi, ketemu lagii.
Happy reading! 💗🐳

。。。

Haechan sedikit merasa terganggu ketika mendengar suara gorden di buka, dia bangun dan mengucek matanya pelan. Haechan belum bangkit dari tempat tidur tetapi dia melamun dulu, kebiasaan sejak kecil.

"Jangan melamun mulu, nanti kesambet. Sana mandi terus berangkat ke sekolah. Nanti di jemput sama Mark, Jeno, Sungchan" ucap Ten

Haechan yang mendengar hal tersebut langsung melotot, "Kok gitu? Emang abang ga bisa nganter aku?"

"Abang kamu ada kuliah pagi, jadi tadi udah berangkat duluan. Terus kamu bareng Mark, Jeno, Sungchan karena mereka pindah ke sekolah kamu hari ini"

Haechan manggut-manggut, dia lalu beranjak ke kamar mandi. Membersihkan badannya, dan bersiap siap. Di kamar mandi, Haechan bermonolog dengan dirinya sendiri,

Mark kan setahun lebih tua dari aku, berarti dia kakak kelas dong? Dia pake jas kemarin ganteng banget, terus sekarang kalo pake seragam SMA juga tetep ganteng kali ya. Ah ya Tuhan, jantung Echan ga sehat banget kalo deket Mark. Eh..?

Selesai bermonolog sendiri, kini Haechan sudah siap dengan seragam sekolahnya dan sedang sarapan pagi. Tak lama bel rumah berbunyi,

"Tuh udah dateng kali, sana berangkat"

"Iya mom"

Haechan berjalan menuju pintu, saat membuka pintu ia di kagetkan dengan tiga orang pria berdiri di depannya. Dia mengelus dadanya sendiri.

"Pagi" sapa Sungchan dengan senyum kecil, Haechan membalas senyum itu. Matanya beralih ke Mark, yang saat itu juga sedang menatap Haechan. Alhasil mereka saling menatap.

"Udah siap? Ayo berangkat" kata Mark, Haechan mengangguk. Lalu dia berbalik hendak menutup pintu terlebih dahulu

"MOMMY ECHAN BERANGKAT" teriak Haechan tiba-tiba yang membuat tiga orang di belakang nya sedikit berjenggit kaget.

Jeno dan Sungchan sudah jalan terlebih dahulu ke mobil. Tersisa Mark dan Haechan.

"Ayo!" ajak Haechan, di balas anggukan Mark.

Manis, batin Mark.

Mereka sekarang di perjalanan menuju sekolah. Posisi duduknya, Mark menyetir dengan Haechan di sebelahnya dan Jeno, Sungchan duduk di belakang. Keadaan mobil sangat ribut, karena Jeno dan Sungchan yang sedang bermain PUBG. Mark hanya bisa bersabar mendengar kan suara bising yang di buat kedua adiknya, sedangkan Haechan sedang memilin jari tangannya. Gugup.

Mereka kini sudah berada di parkiran sekolah, semua murid memandang kagum kepada keempatnya. Haechan berjalan terlebih dahulu untuk memimpin jalan mereka menuju ruang guru. Anggap saja seperti ratu yang sedang berjalan lalu diikuti oleh pengawal nya. Sampai di ruang guru, Mark, Jeno, dan Sungchan di beritahu kelas mereka.

Fyi, Mark sekarang masuk kelas 12 Mipa 1, Haechan dan Jeno berada di kelas 11 Mipa 3, serta Sungchan berada di kelas 10 Mipa 2. Ya walaupun badan Sungchan tinggi, tidak bisa di elak dia baru tahun ini memasuki masa SMA. Oke back to story.

Guru tadi berpesan untuk Haechan mengantarkan tiga orang tadi menuju kelasnya. Agar tidak tersesat, dan supaya menghemat waktu. Cukup ribet sebenarnya, tapi bagaimana lagi. Beruntung Haechan berpapasan dengan Shotaro, uang kebetulan dia adalah adik kelas yang dekat dengannya dan juga merupakan siswa di kelas 10 Mipa 2. Haechan meminta tolong kepada Shotaro untuk mengantarkan Sungchan, dan di angguki semangat.

Lumayan juga biar bisa pdkt sama orang ganteng, pikir Shotaro.

Kini Haechan hanya tinggal perlu mengantar Mark, karena Jeno 1 kelas dengannya.

"Jen, kita sekelas. Kamu duluan yaa, aku mau anter Mark dulu" Jeno si mengangguk angguk saja.

"NANAA!!" lagi-lagi Haechan berteriak, yang di panggil menoleh dan berlari menghampiri.

"Ada apa?" tanya Nana, sebenarnya namanya adalah Jaemin tapi Haechan memanggilnya Nana.

"Ini kenalin dulu, Jeno namanya. Anak baru, kamu anter ke kelas ya! Dia sekelas sama kita!"

Jaemin mengangguk lalu menatap Jeno, "ANJING HAECHAN INI BIDADARA DARIMANA, YAGUSTI CAKEP BENER"

Haechan memutar bola matanya malas, kebiasaan memang Jaemin. Lihat ada yang cakep bening sedikit, langsung heboh.

"Brisik, sana anter aja" Jaemin mengangguk semangat, lalu dengan gerakan kilat langsung menggandeng dan membawa Jeno pergi.

Agresif betul.

"Mark ayo!" Mark menoleh dan mengangguk. Iseng bertanya,

"Lo gamau gandeng gua kaya temen lo tadi?" di balas pelototan dari Haechan. Mark hanya cengar cengir dan di buat terkejut oleh tindakan Haechan. Dia benar-benar menggandeng Mark.

Ini sangat tidak bagus untuk kesehatan jantung Haechan. Pipi Haechan juga sudah merah. Heran pipinya gampang sekali merah saat di dekat Mark. Sekarang, mereka sudah sampai di kelas Mark.

"Makasih yaa du" ucap Mark tulus

"Du?" Haechan bingung

"Pudu, lo manis kaya beruang madu soalnya. Boleh kan panggil gitu?" Haechan hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Yauda Echan balik ke kelas dulu ya" saat ingin pergi tangannya di tahan oleh Mark

"Belajar yang bener, jangan mikirin gua mulu. Btw lo lucu pas malu-malu kaya tadi." lalu melepas tangan Haechan

"A-apasi, udah ah Echan balik dulu ya Mark. BYE!" Haechan lalu berlari meninggalkan kelas Mark.

Haechan deg-degan parah. Dia kini sudah sampai di kelasnya dan melihat tempat duduk Jaemin di kerubungi para wanita. Haechan menghampiri, melihat Jeno sedikit tidak nyaman, Haechan mengusir para wanita tadi.

"Aduh yaampun! Bubar sana ganggu aja deh! Liat tuh si Jeno ga nyaman. Bubar atau gue pukul pake sapu tante tante girangku" ucap Haechan galak. Dibalas tatapan kesal oleh gerombolan tadi.

Haechan melihat Jeno, "Maaf ya Jeno, disini emang pada kaya tante girang kalo ada cowok cakep sedikit"

Dia duduk di kursi depannya Jeno, "Njun kemana Na?"

"Tadi si katanya nyamper Guanlin"

"Lah, katanya udah putus"

"Nyambung lagi, tuh anaknya sumringah banget liat!" ucap Nana sambil menunjuk Renjun yang baru datang.

Renjun duduk di sebelah Haechan, "Morn kawanku"

"Lo beneran balikan lagi sama si buaya?" tanya Nana, di balas anggukan semangat.

"Kalo Guanlin selingkuh lagi, putusin gausa balikan. Nanti lo nangis-nangis lagi, cape gue liatnya. Dasar anak perawan" ucap Nana

"Jahat banget si, iya deh besok besok kalo dia selingkuh lagi. Gue ga bakal mau balikan lagi" balas Renjun, Nana hanya mengangguk dan Haechan geleng-geleng kepala.

"Ini siapa?" tanya Renjun saat melihat Jeno

"Kenalin, Jeno" ucapnya sambil mengulurkan tangan

"Huang Renjun pacarnya Lai Guanlin" balas Renjun cepat

"Dasar gila" gumam Haechan, yang langsung mendapat jitakan dari Renjun

"Sialan si kebo."

-sτrᥲᥕᑲᥱrrу mіᥣk- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang