- || SS2

2.9K 306 68
                                    

Jujur aja bingung kasi judul, nnti mau di revisi judulnya.

Makin kesini makin slow up, karna bentar lg bakal selesai.

Berdoa aja happy end

Happy reading.

◦ ◦ ◦

Kecupan-kecupan lembut Mark layangkan pada pipi berisi Haechan membuat sang empunya pipi sedikit terusik.

"Eungg" Haechan mengrejapkan matanya lucu

"Pagi sayang" sapa Mark dengan suara serak.

"Morning"

Haechan memajukan bibirnya, dan dicium Mark.

"Bangun, ada kelas kan?" tanya Mark sambil mengelus rambut Haechan

Haechan mengangguk, dia bangun dan langsung pergi ke kamar mandi. Mark merapikan tempat tidur. Tak lama Haechan keluar.

"Manis banget si papa muda"

Haechan tersipu mendengarnya. Mark memeluk dirinya dari belakang sambil mengelus perut yang sudah mulai membesar.

"Aku pake baju dulu, kakak mandi sana"

Mark melepaskan pelukannya dan pergi mandi. Setelah selesai memakai baju, Haechan membereskan barang yang akan di bawanya. Memasukkan laptop, buku-buku, catatan kecil, dan tidak lupa susu stroberi sebagai bekal.

Mark selesai dari acara mandinya.

"Kakak ikut kamu ya" ucapnya sambil memakai baju.

"Okey. Ayo sarapan dulu"

Mark mengangguk. Mereka berdua turun menuju ruang makan. Sampai disana sudah ada Albi dan Mina yang sedang menyiapkan sarapan.

"Oit dah pada rapi aja" ucap Albi

"Gua ada kelas pagi kalo lo lupa Bi"

"Lo ikut Mark?" tanya Mina diangguki Mark

Sarapan sudah siap, mereka menyantapnya dengan santai.

.

"Kelas aku 2 jam loh, mau nunggu dimana?"

"Cafe sebrang"

Mereka berdua sudah sampai di kampus, pebih tepatnya depan kelas Haechan. Mahasiswa/i disana memperhatikan mereka dengan pandangan kagum.

"Chan!" pundak Haechan di tepuk dari belakang oleh seseorang.

"Eh lami. Ga ada kelas?"

"Nanti sore"

"Terus kenapa lo dateng pagi?"

"Cari materi di perpus. Ini siapa?" ucapnya melirik Mark

Haechan mengikuti arah lirikannya, "Suami gue"

Mata Lami membelalak dia juga reflek menutup mulutnya.

"Demi apa?"

"Dih beneran"

Lami manggut-manggut, lalu mengulurkan tangannya semangat mengajak Mark bersalaman.

"Lami"

"Suaminya Haechan" jawab Mark dengan nada biasa dan tanpa ekspresi.

Mark tidak membalas uluran tangan tersebut. Haechan meringis melihatnya, dan Lami menarik tangannya kembali dengan perasaan malu.

"Y-yaudah gue ke duluan Chan."

"Iya hati-hati"

Lami langsung pergi dari sana. Haechan mencubit pelan perut Mark.

"Judes amat"

-sτrᥲᥕᑲᥱrrу mіᥣk- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang