Chapter 21

661 138 31
                                    

Maafkan aku ya Krn baru up, jadwal ujianku sangat padat dan aku sedang berusaha menyesuaikan dengan dunia penulisanku.... Aku mencintai kalian:)

Oh yaa, chapter selanjutnya akan di private jadi mohon untuk hati-hati!!!

Oh ya... Mari main QnA:) aku lagi bosen bgt. Dan bocoran saja untuk kalian, aku sedang menulis chapter terbaru Blue Hour... Aku tidak tau kapan akan up chapter itu tapi sepertinya chapter itu akan mengandung bawang:( jadi mari QnA:))))

Ayah dan papa Soobin syok dengan ucapan Taehyung. Mereka kecewa dengan anak bungsunya itu. Tapi Taehyung bisa meyakinkan ayah dan papanya bahwa setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan itulah yang sedang terjadi pada Soobin.

Ayahnya lah yang pertama kali mengatakan bahwa mereka harus menerima segalanya dengan baik, anak Soobin adalah keluarga mereka juga. Namjoon akan mencari tahu segalanya dan tugas Taehyung adalah meyakinkan Seokjin agar dia mau menerima segala hal yang terjadi.

Namjoon akan menemui Soobin dan juga pasangannya itu. Dia harus ada untuk anaknya dan mendukung segala hal yang terjadi.

Taehyung benar, setiap orang pernah memiliki kesalahan dan dosa. Itu bukanlah sesuatu yang umum tapi itulah realita dunia.

Namjoon juga memilikinya, rahasia kecil yang sering membuatnya tidak tidur dengan nyenyak. Membuat pikirannya kacau dan perasaan bersalah yang terus bersarang di dalam hatinya.

Jadi dua hari kemudian dia segera pergi ke kota Soobin, menjenguknya tanpa Seokjin di sampingnya.

Seokjin masih syok dengan segalanya, naluri seorang omega memang sensitif. Dia masih tidak percaya dengan kata-kata Taehyung.

Kota Relmbild masih sama seperti yang terakhir kali dilihatnya. Kota ini adalah satu dari sekian banyaknya kota yang tidak ingin dikunjungi oleh Namjoon. Itu bukan karena rasa patah hati, tapi itu karena rasa bersalah mengenai suatu dosa.

Pikirannya yang tidak fokus menyebabkan dirinya menyerempet sebuah mobil di depannya.

Namjoon kaget, itu benar-benar diluar kendalinya. Dia keluar untuk melihat seberapa kerusakan yang telah diperbuatnya dan tentunya meminta maaf.

Dari mobil yang ditabraknya keluar dua orang laki-laki.

Namjoon menatap dua laki-laki itu dengan tatapan bersalah dan ingin meminta maaf sebelum matanya bertemu dengan salah satu mata laki-laki itu.

Mata yang pernah dilihatnya, tidak asing... Mata hangat tapi terlihat sombong.

Namjoon tersentak sesaat, menggelengkan kepalanya mengusir segala hal yang ada di otaknya saat ini.

"Maaf, maafkan aku... Aku benar-benar sedang tidak fokus sehingga tidak melihat mobil yang ada di depanku. Berapa biaya kompensasi nya? Apa kau punya asuransi?" Tanya Namjoon dengan nada tenangnya.

"Oh, kami rasa tidak perlu pak... Kami juga salah karena tidak hati-hati dalam mengerem." Itu adalah jawaban dari laki-laki yang memiliki wajah rubah dan licik.

"Benar, saya rasa tidak perlu membayar apapun... Kami permisi." Yang ini diucapkan oleh anak laki-laki dengan bola mata yang sangat mirip dengan kenalan Namjoon itu.

Ucapannya agak ketus dan Namjoon bisa melihat bahwa dia tidak terlalu menyukai Namjoon.

Mereka akan pergi namun Namjoon menghentikannya.

"Baiklah... Jika kalian tidak ingin aku mengganti rugi sekarang, maka bisa saja kalian meminta ganti rugi itu kapanpun kalian mau... Ini nomor teleponku. Jangan menolaknya karena aku tidak ingin dilaporkan kepada pihak berwajib karena tidak mengganti rugi kerusakan yang telah kubuat."

Moonlight Dust (Soojun)✓ {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang