L I M A

2.6K 405 11
                                    

"Untuk apa kau mengkhawatirkanku? Hey lepaskan pelukanmu" butuh kekuatan penuh untuk membuat lelaki itu melepaskan pelukannya.

Melayangkan tatapan tajam pada Sasuke. Lelaki itu terlihat kaku, padahal yang memulai adalah dirinya sendiri.

"Ck tanggung jawab bodoh kau memelukku sembarangan. Kau pikir aku siapamu? Pakai alasan khawatir lah, mesum, rabies, pantat ayam. Kekasihku bahkan belum pernah memelukku bodoh dan kau dengan seenaknya, arghhh Sasuke bodoh" ini adalah hal langka, Sasuke diumpati oleh seorang gadis sederhana berambut pink. Dan dia sama sekali tak memperlihatkan gelagat akan marah atau apapun itu. Dia hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal, persis seperti orang aneh.

"Ah itu aku hanya refleks saja" jelasnya, "dan aku berkata khawatir karena kalau kau kenapa-napa, pasti orang tuaku akan mengeluarkan uang untuk biaya rumah sakitmu. Itu jangan sampai terjadi, karena ini kesalahanmu sendiri"

Wah manusia ini benar-benar orang kaya pelit, hartanya yang tujuh turunan dan delapan dakian pun tak akan habis, apa gunanya selain menyumbangkan untuk orang yang membutuhkan. Seperti dirinya ini yang membutuhkan ponsel baru.

"Kau menyebalkan" darahnya akan selalu mendidih jika berhadapan dengan lelaki itu. Bagaimana dengan kekasihnya? Pasti lebih parah. Sakura kasihan dengan gadis yang menjadi kekasih Sasuke, pasti dia tersiksa. Beruntung kekasihnya tidak semenyebalkan Sasuke.

"Hn"

"Sudah pergi sana kau, jangan menggangguku" usir Sakura.

Selanjutnya ia memilih mengambil ponselnya dan mengirim pesan untuk Keiji. Jika ia menelepon itu akan mengganggu kekasihnya yang sedang bermain game bukan?

To:
Keiji-kun

Kakiku terluka saat olahraga tadi.
Tapi jangan khawatir, aku tak apa-apa.

"Sespesial itu kah kekasihmu?"

Sakura melepaskan ponselnya tiba-tiba ketika mendengar pertanyaan Sasuke. Lelaki itu melayangkan tatapan yang sangat sulit diartikan.

"Tentu saja"

Dia terdiam, lalu menatap layar ponselnya sejenak. Sasuke kembali menatap Sakura tepat pada matanya.

"Tak adakah tempat untukku?"

"A-apa maksudmu?"

"Ah tidak, aku pergi dulu" ucap Sasuke tiba-tiba sambil mengelus lembut puncuk kepalanya. Lalu segera beranjak dari duduknya dan meninggalkan Sakura di ruang uks tersebut.

Sedang pikiran Sakura tengah melayang memikirkan maksud dari ucapan Sasuke barusan. Ada apa dengan lelaki itu? Wajahnya pun terlihat murung. Apakah Sasuke tersinggung dengan umpatannya tadi.

.

.

.

Mendengar suara Tenten yang begitu mengganggu telinganya, membuat Sakura geram sendiri. Tak ada guna headsetnya tetampal di telinga jika suara Tenten mampu menutupi kerasnya suara dari musik yang ia dengar.

Gadis itu memang berniat baik untuk menemaninya pulang, tapi tidak dengan meneriaki kekasihnya yang baru saja lewat dengan motor. Bisa-bisanya Neji tahan dengan Tenten, gadis selincah dan sebising ini.

"Berhenti berteriak, kau seperti melihat monyet saja"

"Sakura kau sungguh jahat, kau menyamai kekasihku dengan monyet"

REAL OR NOT ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang