D U A B E L A S

2.7K 387 11
                                    

Curah hujan turun semakin deras tanpa diduga. Ia lupa melihat ramalan cuaca hari ini, lagipula kenapa saat ia membawa payung hujan tidak turun? Lalu sebaliknya saat ia tidak membawa payung, hujan malah turun dengan derasnya. Seolah tak memberinya kesempatan untuk berlari menuju halte.

Sakura bukan gadis yang membenci hujan, hanya saja hujan turun di saat yang tidak tepat. Padahal hari ini ia berencana pulang cepat dan menghabiskan waktunya dengan bermain game. Belakangan ini ia sibuk dengan tugas-tugas, tak ada waktu untuk game.

Melirik jam tangannya sejenak, lalu mengadahkan kepalanya ke atas langit. Tak ada tanda-tanda hujan akan turun, tak ada pilihan selain menerjang hujan.

"Jangan aneh-aneh" langkahnya bahkan tak sampai keluar dari batas antara kering dan basah, tapi suara lelaki itu terdengar tajam.

Sakura mendengus bosan, dan kembali menyandarkan tubuhnya di tembok. Semenjak kejadian di kantin, ia sudah menceritakan semuanya pada Tenten. Gadis itu sangat terkejut dan hampir membuat seisi kantin heboh. Lalu, hubungannya dan Sasuke tetap berlanjut, mereka pun semakin dekat. Maksudnya, lebih ke dirinya semakin memperbiasakan diri. Jika kekasihnya benar-benar lelaki tampan itu.

"Aku ingin pulang cepat hari ini"

"Tapi tidak dengan menerobos hujan, kau itu lembek. Sedikit saja mengeluh pusing"

"Heyy apa maksdumu" protes Sakura tidak terima.

"Terlalu lama tidur, pusing. Terlalu lama begadang pusing, terla--"

"Ihh diamlah, aku tahu aku memang sering mengeluh padamu. Tapi kali ini aku tak akan mengeluh lagi"

Sasuke mendekat, mengangkat sebelah alisnya penuh tanya, "kenapa?"

"Karena kau menyebalkan"

Kekehannya terdengar menyebalkan di telinga Sakura. Apalagi saat tangannya mengacak rambut pink itu gemas. "Jangan cemberut, wajahmu semakin cantik"

"Aku memang cantik"

"Tentu, karena kau kekasihku"

Sakura merespon dengan wajah dibuat seolah merasa bangga. Padahal memang sebenarnya seperti itu.

"Hari ini aku tak bawa mobil, tadi aku ke sekolah naik bus. Jadi mungkin kita akan pulang setelah hujan reda"

Mendengus, Sakura memilih mengetuk-ngetuk jidatnya di dada bidang lelaki itu. Hal yang baru-baru ini dilakukannya dan menjadi favoritnya. Sasuke pun merasa tak terganggu, lelaki itu bahkan mengejeknya habis-habisan karena sudah berani bersikap manja. Padahal ia jelas tahu jika lelaki itu merasa sangat senang, hanya saja berpura-pura biasa saja.

"Tapi aku ingin pulang sekarang"

"Ya sudah tak ada pilihan lain" mengangkat kepalanya, ia memperhatikan Sasuke yang tengah melepas blazernya.

"Seperti di drama saja" ujar Sakura sambil menahan diri untuk tidak tertawa. Sejak kapan Sasuke bisa bersikap semanis ini? Lelaki itu memang manja, tapi rasanya sulit percaya jika dia mau melakukan hal-hal merepotkan ini.

"Sudah sini"

Tentu Sakura tak mungkin melewatkan momen romantis ini. Dimana mereka akan berlari menuju halte, dipayungi oleh blazer milik Sasuke. Dengan tubuhnya yang melekat seperti ini, rasanya seperti berada di dalam drama romantis.

Melingkarkan sebelah tangannya di pinggang lelaki itu. Lalu mereka mulai melangkah cepat menuju halte yang jaraknya tak terlalu jauh.

"Jangan cepat-cepat, kau akan terpeleset" diperingati seperti itu membuat senyum Sakura merekah. Sasuke memang jarang melakukan hal romantis, namun hal-hal kecil yang dilakukannya entah mengapa membuatnya merasa dilindungi.

REAL OR NOT ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang