T I G A B E L A S

2.5K 353 11
                                    

"Kau tahu" Sasuke melepas ponselnya, bersamaan dengan gamenya yang berakhir. Lelaki itu membalikkan tubuhnya agar mereka berhadapan, lalu menangkup pipinya. "Kau berbeda dari gadis-gadis diluar sana. Saat mereka sibuk dengan masa muda mereka yang entah benar atau tidak, tapi kau tidak. Kau terlihat bodoh amat untuk mengikuti tren, kau bahkan memilih menyendiri. Aku menyukaimu begitu saja. Apalagi saat aku tahu kau sangat suka dengan game, jadi nilai plus dimataku. Namun dibalik semua itu, aku tetap mencintaimu apa adanya"

Sakura tertegun dibuatnya, alasan Sasuke memang terdengar biasa saja, namun entah mengapa membuat rasa hangat di dadanya. Merasa menjadi orang spesial. Tak menyangka juga jika kepribadiannya yang membosankan ini mampu menarik perhatian Sasuke.

Senyumnya seketika merekah, wajahnya berseri dan sontak menularkan kebahagiaan itu pada kekasihnya. Sasuke ikut tersenyum dan menariknya ke dalam dekapannya.

"Meski kau sering mengumpatiku, aku tetap mencintaimu" kali ini ucapannya terdengar seperti nada godaan. Seolah mengingatkan Sakura kembali, jika gadis itu pernah berkata kasar padanya.

Ia bisa mendengar jelas rengekan gadis itu, "saat itu aku tak tahu"

"Tak apa, itu menjadi hiburan tersendiri buatku" Sasuke mencium puncuk kepala pink tersebut sebelum melepaskan pelukannya. "Kau menggemaskan saat kesal padaku, aku ingat jelas sekali saat aku mengataimu, kau terlihat akan meledak"

"Kalau aku tahu kau Keiji, tak mungkin aku akan seperti itu"

Mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai respon. Kali ini ia tak bersuara selain mengelus pipi Sakura dengan gerakan pelan.

.

.

.

Kembali lagi ke pelajaran olahraga. Namun kali ini wajah Sakura tak sesuram sebelumnya, karena praktek materinya adalah renang. Ini yang ia suka daripada lompat jauh, namun hanya suka saja, tak ada minat untuk bergabung ekskul renang. Itu merepotkan, lebih baik rebahan saja.

Ia sudah siap dengan baju renang dan kacamatanya. Tinggal menunggu giliran namanya dipanggil. Sudah berapa lama ia tak berenang? Pikirnya bertanya-tanya.

"Kau terlihat bersemangat" Sakura menoleh pada Tenten yang baru saja bergabung. Wajah gadis itu terlihat tak ada semangat-semangatnya. Membuat Sakura mendengus geli dibuatnya.

Penyebanya bukan karena renang, tapi Tenten sedang ada masalah dengan Neji. Entahlah masalah apa, Sakura tak ingin mencari tahu. Selain memberi gadis cepol itu saran. Biasalah hubungan anak muda, ia dan Sasuke bahkan beberapa kali  bertengkar hanya karena masalah kecil. Seperti tidak sarapan, begadang, bermain game terlalu lama dan masih banyak lagi. Dan bersyukur sejauh ini mereka bisa melewatinya dengan baik.

"Beri senyum pada wajahmu" ucap Sakura.

Tenten dengan malas memberikan senyum lebarnya yang bukannya terlihat cantik malah terlihat menyeramkan. Gadis itu benar-benar tidak berada dalam suasana hati yang baik.

"Ck aku kesal padanya Sakura, dia itu tak mengerti perasaanku"

"Kalau menurutku yaa, lebih baik bicarakan baik-baik saja. Kau katakan apa masalahmu padanya agar dia mengerti"

"Benarkah?" Kini Tenten bertanya dengan wajah bodohnya. Astaga kenapa temannya ini sangat lelet, otaknya berapa Gb?

"Tunggu, jangan bilang kau tak mengatakan apa masalahmu padanya" kali ini Tenten mengangguk tanda mengiyakan. Dan detik berikutnya ia dihadiahi jitakan indah dari Sakura.

"Tentu saja bodoh, kau tak menceritakannya pada Neji, sudah pasti dia tak mengerti. Seperti ini ya Tenten dalam hubungan itu komunikasi paling penting. Percuma kau berdiam diri dan menunggu Neji mengerti dirimu sedang kau tak menceritakannya" oke Sakura akui, ia akan menjadi orang yang paling sangat jenius ketika berada dalam keadaan seperti ini. Namun terbalik jika itu adalah masalahnya. Otaknya akan buntu untuk mencari jalan keluar masalah. Hadehh Sakura benar-benar meresahkan.

REAL OR NOT ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang