T U J U H B E L A S

2.2K 364 24
                                    

Bersamaan dengan terbukanya pintu kelas tersebut, kursi melayang ke arah pintu hampir mengenai dirinya jika Naruto tak menarik tubuhnya.

Sakura menahan napasnya, melihat kekacauan yang terjadi di dalam kelas itu membuat kakinya lemas. Apalagi dengan keadaan dua orang yang tengah berkelahi. Rasanya ngilu sendiri. Ada beberapa lelaki dalam kelas ini dan mereka tak menghentikan perkelahian itu, ck dimana kewarasan mereka.

Di ujung sana Sasuke tengah melayangkan tendangannya di perut lelaki yang ditahunya bernama Deidara, hingga membuat lelaki itu terjatuh.

Tidak, ini tidak boleh dibiarkan bisa saja mereka berkelahi sampai keadaan mereka parah. Dan berdampak buruk, apalagi kalau sampai terdengar ke telinga pemilik Sekolah, ayah Sasuke. Bisa tambah bahaya.

Ia melangkahkan kakinya untuk mendekati mereka, namun baru beberapa langkah Naruto lebih dulu menahan lengannya. "Jangan Sakura, kau akan terluka"

"Tidak Naruto, kau tak lihat mereka berkelahi habis-habisan"

"Tapi bahaya untukmu, biar aku dan Sai saja yang mehanannya. Kau tunggu disini, jangan mendekat"

Menggingit bibir bawahnya dengan rasa khawatir, ia pun mengangguk menyetujui ucapan Naruto.

Dan Naruto langsung saja mendekat mereka, diikuti Sai dan beberapa lelaki lainnya. Sakura hanya bisa menahan napas, Sasuke dan Deidara masih berkelahi. Kali ini lelaki berambut kuning itu memukul wajah Sasuke. Dan yang berteriak histeris adalah dirinya, ia takut sungguh. Tak tega juga melihat wajah babak belur lelaki itu, darah yang mengalir di pelipisnya membuat Sakura panik. Ingin sekali menangis, namun itu hanya akan memperburuk keadaan. Ia harus kuat, meski nyatanya tak sanggup melihat Sasuke seperti itu.

Pasti semua ini karena dirinya. Suasana hati Sasuke yang buruk karenanya. Ia merasa bersalah sekali sekarang. Karena dirinya, perkelahian dan kekacauan ini terjadi.

Tubuhnya terperanjat kaget ketika mendengar Sasuke berteriak emosi. Ada apa sebenarnya ini? Batinnya bertanya-tanya.

"Sekali lagi kau menuduhku, aku tak akan segan-segan membunuhmu" itu adalah ucapan Sasuke sebelum Naruto dan Sai menariknya untuk menjauh dari Deidara.

Kakinya terasa lemas ketika mereka semakin mendekatinya.

Ia telah menyusun kata-kata untuk lelaki itu, ya jika dia berhenti di hadapan Sakura. Namun nyatanya tidak, lelaki itu berjalan lurus tanpa meliriknya sekalipun, seolah ia tak nampak.

Tidak, Sakura tak bisa membiarkan ini terjadi, ia harus mengatakan sesuatu pada Sasuke.

"Sasuke" langkah Sasuke terhenti tepat di depan pintu kelas, bersamaan dengan Naruto dan Sai.

"A-aku--"

"Jangan menggangguku" hanya itu yang terucap dan Sasuke kembali melanjutkan langkahnya dengan wajahnya yang penuh lembam dan darah.

Nyatanya meski ia tahu jika ini adalah salahnya namun entah kenapa terasa sangat sakit. Hatinya seakan remuk mendengar penolakan secara tak langsung yang keluar dari bibir lelaki itu.

"Hiks ke-kenapa?" Tertunduk dalam, isakannya keluar begitu saja. Air matanya tak bisa dibendung, hatinya sedang sakit.

"Sakura jangan bepikir yang tidak-tidak" ternyata Naruto masih ada di hadapannya. "Sasuke hanya sedang emosi saja"

Menghapus air matanya kasar, Sakura mengangkat wajahnya tak lupa memberikan senyumnya pada Naruto. "Tak apa aku mengerti"

Berbalik begitu saja meninggalkan kelas tersebut dan tak mengidahkan panggilan Naruto. Sudah jelas kan Sasuke tak ingin bersamanya lagi.

REAL OR NOT ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang