D U A P U L U H (End)

4.2K 354 17
                                    

Sepertinya untuk beberapa jam ke depan Sasuke akan memonopoli dirinya. Terlihat jelas dari tadi lelaki itu tak memberinya kesempatan untuk melakukan apa yang disukainya. Lebih tepatnya, semua yang baru saja mereka lakukan itu sudah terususun dalam rencana Sasuke. Jujur saja ia menyukainya, dimulai dari menikmati pemandangan indah hingga berfoto di tempat tersebut. Ia sangat menikmatinya, namun saat ia bertanya kapan ini selesai, Sasuke menyuruhnya untuk tak bertanya lagi, karena masih banyak yang harus mereka lakukan di tempat ini. Sepertinya lelaki itu tak main-main dalam perkataannya untuk membuat kesan lain di hari ulang tahunnya. Padahal jujur saja, mau apapun itu. Selagi mereka melakukannya bersama ia akan suka.

Pipinya terasa keram karena terus tertawa. Wajah mereka di dalam ponsel lah menjadi alasannya tertawa. Ini konyol memang, padahal ponsel mereka sudah canggih dan telah tersedia kamera depan namun mereka memaksa untuk mengambil foto menggunakan kamera belakang. Dan hasilnya malah membuat Sakura hampir buang air kecil di celana.

Wajah Sasuke terlihat sangat lucu, matanya tertutup setengah dengan mulut sedikit terbuka. Mungkin karena masih sementara memotret dan mereka membalik ponsel begitu saja hingga menghasilkan foto seperti itu. Ingatkan dirinya untuk selalu menyimpan foto aib Sasuke tersebut, sungguh ini sangat menguras tawanya.

Sedang yang ditertawai tengah memasang wajah sedatar pagar, kekasihnya pasti sedang kesal padanya yang sedari tadi tak berhenti tertawa. Lagipula menurut Sakura, sulit sekali mencari aib kekasihnya itu, Sasuke terlalu sempurna. Namun, kali ini ia mendapatkannya.

"Hmpp" ia membungkam mulutnya. Membuat wajahnya memerah karena berusaha menahan tawanya agar tak lagi meledak.

Namun itu hanya menjelang beberapa detik hingga matanya kembali melirik foto Sasuke. "Wahahaha, astaga hahaha perutku sakit sekali"

"Berhenti mengejekku Sakura"

"Ehehe lihatlah" kembali memperlihatkan wajah yang menurut Sasuke sangat mengerikan, "wajahmu lucu se-- hey kembalikan ponselku"

Ia tak berpikir jika kekasihnya itu sangat lincah. Lihat, bahkan hanya hitungan detik ponsel itu kini berada digenggaman Sasuke.

"Tidak, kau menyebalkan" ucap Sasuke.

Terdengar mendengus, Sakura lalu melingkarkan tangannya di lengan Sasuke. Tak lupa menyandarkan kepalanya di pundak lelaki itu. "Baiklah-baiklah aku minta maaf"

"Untung sayang, kalau tidak sudah lama jidatmu ku jitak" terdengar gumaman Sasuke.

Sakura yang mendengarnya pun hanya bisa memanyunkan bibirnya, "Kau jahat sekali"

Hanya bertahan beberapa detik, hingga bibirnya kembali ditarik. Jelas sekali karena ciuman Sasuke barusan. Kekasihnya jika urusan seperti itu selalu tiba-tiba, kan ia tak melakukan persiapan sama sekali.

Sasuke kembali memberikannya kecupan, namun kali ini di ujung hidungnya. Hal itu sontak membuat wajahnya memerah malu. Inikah balasan Sasuke dari perbuatannya tadi.

"Kau menyebalkan" suara Sasuke terdengar kesal memang, namun tidak dengan usapan lembut di pipinya.

Tangan hangat Sasuke menangkup sebelah pipinya dan memberikan elusan hangat yang menyenangkan. Meski ia menyukai ciuman kekasihnya, usapan ini tetap menjadi favoritnya. Saat tangan hangat itu mengelus dan menyalurkannya ketenangan. Ia suka rasa menyenangkan itu.

"Namun entah mengapa kau sangat menarik perhatianku"

.

.

.

Sasuke sudah berjanji setelah cahaya matahari tidak terik seperti sebelumnya, dia akan mengajaknya untuk bersepeda. Dan lelaki itu menepati janjinya dengan membawa sepeda yang ada tempat boncengan ke hadapannya. Melihat itu entah mengapa jiwa pembalapnya ingin sekali mengendarai sepeda tersebut.

REAL OR NOT ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang