Empat Puluh Dua

838 157 6
                                    

SnK By Hajime Isayama

SnK x Reader By RamaLina

Aku menatap kearah Armin yang sudah pergi lebih dulu dengan salah satu pasukan pengintai 104, kini aku hanya perlu memastikan amannya jalan dan beberapa pasukan pengintai yang masih hidup tersisa di sepanjang jalan.

Meski sampai beberapa saat lalu Armin masih menolak keras dan menggeleng berulang kali, tapi aku berhasil membuatnya menaiki kuda setelah menyeretnya paksa dan menaikkannya ke kuda.

Setelahnya aku menyeret kembali pasukan pengintai 104 itu untuk naik ke kuda, sebelum Armin akan menolak dan berteriak kembali, aku sudah meminta kuda itu berlari menghindari Titan yang kembali datang tanpa henti.

"Pedangku benar-benar patah," aku menatap kearah salah satu pasukan pengintai dengan alat 3D manuver yang masih lengkap beserta dengan gasnya, "maaf, aku akan mengambilnya. Aku membutuhkan tenaga lebih untuk menghabisi mereka yang menghalangi jalanku,"

Aku membuang pedangku yang sudah tidak layak pakai dan mengambil pedang milik pasukan pengintai yang sudah tidak bernyawa dengan kedua mata yang masih terbuka, "istirahatlah dengan tenang," aku menutup kedua matanya.

Mengganti gas yang habis lalu mengambil gas baru dari alat 3D manuver pasukan pengintai tidak bernyawa, umumnya di saat seperti ini tidak akan ada orang yang berpikir untuk mengambil alat dari pasukan yang sudah meninggal.

Tapi aku harus berpikir dengan tenang, keselamatan memang penting. Tapi alat-alat ini tidak kalah penting untuk digunakan melindungi dari Titan-titan yang masih berkeliaran dan berlarian memakan pasukan lainnya.

"Komandan!!! Tolong saya!!! Arrghh!!!"

Aku menatap kearah sebuah suara, tidak jauh dari sini. Berada di beberapa balik pohon besar, terlihat beberapa titan-titan dengan tinggi 7 meter yang tengah menyerang pasukan pengintai lainnya.

Kakiku berlari, melompat sekuat tenaga setelah menancapkan pengait besi untuk melayang ke atas lalu melompat titan yang tengah menyerang. Kakiku kembali melangkah dan melompat tinggi untuk menebas tengkuk leher titan lainnya.

"(Namamu)-san?!"

Aku akan menghentikannya, dan aku akan menemukan sejarah dibalik keluargaku. Hubungan antara Schawarz dan Fritz. 2 sejarah keluarga yang tidak pernah aku temukan di perpustakaan rumah.

Aku pasti akan menemukannya, dengan mencarinya!

'Brak'

"Sial.."

Aku menatap kesal kearah titan yang berhasil menepis tubuhku hingga membentur pohon tinggi, aku melirik ke arah sisi tempat kananku. 2 senti lagi perutku akan mengenai ranting pohon yang tajam.

Aku tertawa pelan, Titan itu pasti hanya asal menepis tubuhku agar menjauh. Menandai jika diirku berbahaya bagi mereka yang terus menghabisi mereka satu-persatu tanpa henti. Sama seperti mereka membunuh pasukan pengintai lain satu-persatu.

"Komandan!!"

Aku menatap kearah salah satu suara, Titan yang tengah mencengkram tubuhnya dan siap memakannya hidup-hidup, suara jeritannya terdengar sangat jelas dengan kedua mata yang menangis tanpa henti.

'Sret'

Kini Titan itu melempar tubuh pasukan pengintai ke tanah, menyentuh matanya yang mengeluarkan darah akibat satu pedang yang aku lemparkan- pedang yang aku ambil asal dari mayat pasukan pengintai.

'zing'

Aku kembali melompat, menyerang, menggores panjang tangannya dan menebas tengkuk lehernya hingga titan itu terjatuh membentur tanah. Hal itu cukup menjadi perhatian titan lainnya yang berada di sekitar. Menatap kearahku sebagai sasaran mereka selanjutnya.

SnK x Female ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang