Seratus Enam Puluh

303 62 0
                                    

SnK By Hajime Isayama

SnK x Reader By RamaLina

"Jika aku bisa memilih .. tentu saja aku akan memilih untuk tinggal di distrik pusat .. dan aku akan meminum anggur, baik di pagi atau siang hari. Tanpa ada yang mengeluh,"

Jean menatap kosong, memeluk lututnya erat. Berharap jika semua perang yang sedang terjadi di depannya akan segera berakhir, dan dia bisa beristirahat tanpa harus memikirkan kematian yang bisa menjemputnya kapan saja.

Terlihat keren? Jean memang pernah mengharapkan hal itu saat orang-orang melihatnya. Menebas titan berukuran tinggi, dan memperlihatkan kemampuan yang sudah dilatihnya sejak lama.

Menjadi populer di kalangan banyak orang adalah impannya, meski Eren lebih terlihat menonjol di depan banyak orang bahkan para petinggi dan pasukan lain, Jean tetap berusaha untuk menanjak dan meraih yang teratas.

Perhatian orang yang hanya tertuju padanya, gadis-gadis yang menyukai dan berlindung di belakang. Semua terlihat indah meski hanya dalam bayangan, atau mungkin itu semua hanya impiannya di masa lalu.

Jean justru kini meragukan impian yang pernah didambakannya setiap saat.

"Aku akan membiarkan istri, anak dan cucuku untuk hidup bahagia dengan tenang dan nyama. Aku pantas mendapatkannya setelah semua yang aku perjuangkan sampai sekarang bukan? ... aku berhak .. mendapatkannya bukan?"

Kehidupan sederhana yang nyaman dan tenang tanpa ada yang menganggu, kini jadi lebih indah namun menyakitkan secara bersamaan setiap kali bayangan itu terlintas, terkadang Jean ragu saat memikirkannya.

"Itu karna kini terus berjuang di lini depan .. itu karna pulau ini memiliki masa depan .. calon ratu yang hebat .. dan para komandan yang terus berjuang, maka dari itu sebaiknya .. aku melupakan .."

Jean perlahan ragu dengan diri dan pemikirannya sendiri, terlebih dengan segala pilihan yang sudah diambilnya saat ini.

'Tok'

Jean menutup kedua matanya erat, kedua tangannya menutup kedua telinganya erat enggan mendengar sosok yang sejak tadi memanggilnya tanpa henti. Berharap untuknya berjuang sekali lagi.

Jean berharap bisa mengatakan tidak, duduk dengan tenang sambil berlindung. Dan mendapatkan julukan pahlawan, Jean tau itu egois, tapi perang besar terlalu mengerikan untuk dihadapi secara langsung.

Meski rekan dan komandan hebat membantunya.

"Jean.." panggilan yang kembali terdengar, dengan jendela yang kembali diketuk berulang kali, "ini aku .. " manik coklat mengintip dari luar jendela, wanita itu tau jika Jean mendengarnya, tapi memilih tuli, "aku akan menunggu di luar," putus wanita itu menatap lelah.

Ia sendiri tidak bisa memaksa Jean untuk keluar dan mendorongnya kembali ke medan perang, tapi kalimat Erwin tentang pasukan berhasil membuatnya kembali menarik pasukan yang sudah pasrah dengan keadaan yang tidak kunjung membaik.

"Aku tak melihat apapun ... cukup hentikan! aku tidak mau lagi! Aku tidak mendengar apapun! Jangan memanggilku lagi! Aku tidak akan melakukan apapun lagi! Kalian bisa melakukannya tanpa aku!"

Jean mendecak furstasi.

Suara ketukan itu tidak lagi terdengar bersamaan dengan suara langkah kaki yang terdengar menjauh, kedua mata yang terus tertutup kini perlahan terbuka, menatap lurus dengan tatap yang terlihat lelah.

"Padahal jika aku diam saja sepert ini .. aku akan mendapatkan distrik di pusat kota .. hidupku akan nyaman dan tenang .. kehidupan yang menjadi impianku .."

SnK x Female ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang